9

1.5K 118 25
                                    

"Eh bentar deh Fel." Ucap Wilona yang membuat Felly menghentikan langkahnya.

"Kenapa sih Wil?" Tanya Felly.

"Gue mau ke toilet dulu. Lo duluan aja deh." Ucapku.

"Lo yakin gamau gue temenin?" Tanyanya.

"Iya gapapa gue sendiri aja. Udah sana lo pulang duluan aja." Ucapku padanya.

"Yaudah deh gue duluan ya." Ucapnya langsung berlalu. Aku pun segera berlari untuk menuju toilet karena sudah tak tahan.

*****

~Kevin pov~

Aku sedang menunggu Wilona di parkiran atas permintaannya. Namun sudah satu jam aku menunggu kenapa dia belum datang juga. Kuputuskan untuk menelponnya namun suara operator yang menyahut ,membuatku menghela nafas kasar. Dimana sih dia? Padahal kulihat kampus sudah mulai sepi. Kuputuskan untuk turun dari mobil dan mencarinya.

Aku sudah mencarinya ke seluruh penjuru kampus namun aku tidak menemuinya. Aku menghela nafas kasar. Harus kemana lagi aku mencarinya. Aku baru ingat ,toilet ya toilet aku belum memeriksanya disana. Tanpa pikir panjang aku langsung menuju kesana.

Setelah sampai didepan toilet aku langsung masuk kesana. Sambil meneriaki nama Wilona. Ku lihat hanya ada satu pintu toilet yang tertutup rapat dengan tulisan 'TOILET RUSAK' pasti ada yang tidak beres. Aku yakin toilet itu tidak benar benar rusak.

"Wilonaa.." Ucapku sambil menggedor gedor pintu tersebut.

"Kak Kevin.." Ucap seseorang lirih. Benar dugaanku aku yakin itu suara gadisku. Suaranya terdengar lemas aku yakin dia tidak sedang baik baik saja.

"Wil kamu mundur ya. Aku bakalan dobrak pintunya." Ucapku padanya dan langsung bersigap untuk mendobrak pintu itu.

BRAAAKKK

Kulihat didalam ada gadisku sudah terduduk lemah. Sepertinya dia sudah lama terkurung disini. Aku langsung mendekapnya dan menyingkap rambut yang menutupi wajah cantiknya.

"Kak Kevin.." Ucapnya lirih. Ya tuhan aku tidak tega melihatnya seperti ini. Aku akan mencari tahu siapa yang sudah melakukan hal ini pada gadisku. Dan kupastikan hidupnya tidak akan pernah bahagia.

"Iyaa ,aku disini." Ucapku masih sambil mendekapnya. Setelah aku mengatakan hal itu tiba tiba Wilona tidak sadarkan diri yang membuatku langsung panik seketika.

"Wil.." Ucapku sambil menepuk pipinya pelan. Tanpa pikir panjang aku langsung menggendongnya ala bridal style untuk segera membawa kerumah sakit. Demi tuhan aku sangat khawatir padanya.

*****

Ceklek

"Gimana keadaannya ,dok?" Tanyaku pada dokter saat ia baru keluar dari ruangan itu sehabis memeriksa Wilona.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dia baik baik saja. Sebentar lagi juga sadar." Ucap dokter tersebut yang membuatku bernafas lega dan langsung memasuki ruangan itu untuk segera melihat keadaannya.

Kulihat gadisku terbaring lemas. bibirnya yang berwarna pink terlihat pucat. Matanya yang selalu ku tatap kini tertutup rapat. Aku tidak tega melihatnya seperti ini.

Kugenggam erat tangannya sambil sesekali mengecupnya lembut. Dan mengusap helai rambutnya. Tiba tiba tangannya yang kugenggam bergerak. Dan matanya mulai terbuka perlahan membuat senyumku merekah.

"Wil.." Ucapku lembut.

"Kak Kevin.." Ucapnya terdengar lirih.

"Aku dimana?" Tanyanya sambil memperhatikan ruangan ini.

"Kamu dirumah sakit Wil. Kamu pingsan tadi di toilet. Wil ,jujur sama aku siapa yang udah bikin kamu kaya gini?" Tanyaku masih sambil menggemgam tangannya. Kulihat dia berpikir keras lalu tiba tiba mukanya terlihat ketakutan ,ada apa dengannya?

"Kak.. aku takut." Ujarnya lirih.

~Wilona pov~

Flashback on

Ku raih knop pintu untuk segera keluar namun perasaanku tidak enak. Pintunya tidak bisa dibuka. Aku yakin pintunya terkunci dari luar. Ku gedor gedor pintunya berharap masih ada seseorang diluar.

"Tolonggg.." Teriakku namun yang kudapat malah tawa jahat dari seseorang diluar sana.

"Ini pelajaran buat lo karena udah ngerebut Kevin dari gue. Tapi tenang aja ini masih belum seberapa." Ucapnya yang membuatku ketakutan. Namun aku sangat asing dengan suara ini.

"Lo siapa? Tolong keluarin gue dari sini." Ucapku sambil menggedor gedor pintu.

"Keluarin lo?" Ucapnya sambil tertawa jahat.

"Keluar aja sendiri." Sambungnya yang membuatku langsung menggedor gedor pintu dengan keras.

"Plisss keluarin gue." Teriakku.

"Udah ya gue mau cabut ,bye." Ucapnya yang membuatku panik. Tidak aku tidak boleh terkurung disini. Ku ambil ponselku dari dalam tas untuk segera menghubungi Kak Kevin. Sial ,ponselku mati total. Bagaimana ini?

Satu jam sudah aku terkurung disini. Tenagaku sudah terkuras habis untuk berteriak. Nafasku juga sudah mulai tidak teratur. Aku sudah tidak kuat lagi.

Tak lama terdengar suara seseorang meneriaki namaku. Itu suara Kak Kevin. Dia menggedor gedor pintu ini. Aku pun langsung memanggil namanya dengan sisa tenaga yang ku punya.

"Kak Kevin.."

Flashback off

Kulihat tangan Kak kevin terkepal erat. Mukanya pun merah padam. Terlihat sekali dia sedang marah saat ini. Apakah aku sangat berarti di hidupnya sampai dia semarah itu?
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan komen.
Thank youuu🖤

She is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang