4

1.7K 113 12
                                    

Aku sedang menyusuri kampus untuk menuju kelas. Sebenarnya kelasku baru dimulai 30 menit lagi namun karena hari ini dosennya sangat sangat killer jadi ku putuskan untuk datang lebih awal.

"Wilonaaa...!!!" Teriak seseorang memanggil namaku. Kutolehkan kepalaku ke belakang dan menemukan pelakunya sedang berlari ke arahku. Yapp ,siapa lagi kalo bukan Felly.

"Anjir cape banget." Ucap Felly dengan nafas yang ngos-ngosan.

"Cape tau ga si gue nyariin lo." Ujar Felly sambil mengatur nafasnya.

"Ngapain lo nyariin gue ,kangen?" Ucapku sambil terkekeh.

"Pd gila lo. Gue nyariin lo karena mau nagih utang tau ga." Ujar Felly yang membuatku bingung seketika.

"Hah? Emang gue pernah ngutang sama lo?" Tanyaku.

"Bukan utang duit. Lo tuh punya utang cerita sama gue. Kemaren blm selesai cerita lo main pergi gitu aja bikin gue penasaran setengah mati tau ga." Ujar Felly

"Ohh itu hehe ,ya sorry kemaren gue buru buru karena udah telat masuk kelas untung aja gue ga kena hukum." Ujarku padanya.

"Yaudah sekarang gue mau lo lanjutin cerita lo yang kemaren. Gue udah penasaran banget nih." Ujar Felly tak sabar.

"Eh gabisa sekarang. Gue mau masuk kelas nanti aja ya ceritanya gue buru buru nih ,byee." Ujarku ingin berlalu namun tiba tiba Felly menahan pergelangan tanganku.

"Ehh gabisa gabisa gue maunya sekarang. Ayo dong wil gue udah penasaran banget nih." Ujar Felly memohon.

"Aduh Fel kalo sekarang gue bener bener gabisa. Gue ada kelas nih ,selesai kelas gimana?" Ucapku.

"Yaudah ,tapi janji ya awas aja kalo boong." Ujar Felly.

"Janji." Ucapku sambil membentuk tanda peace.

"Yaudah gue duluan ya ,byee." Sambungku dan langsung berlalu menuju kelas.

*****

Kelasku telah usai ,kulihat ponselku tenyata ada pesan dari Felly. Dia bilang ,dia sudah menungguku ditaman kampus. Aku pun langsung bergegas menuju kesana. Setelah sampai aku melihat Felly sedang duduk sambil memainkan ponselnya. Aku pun segera menuju kearahnya dan langsung mendudukan diriku disebelahnya.

"Lama banget sih lo ,lumutan nih gue." Ujarnya kesal.

"Ck lebay lo." Ucapku.

"Udah deh langsung aja cerita ,udah ga sabar nih gue." Ujarnya tak sabar.

"Ga sabaran banget sih lo baru juga duduk gue." Ujarku.

"Ck udah deh cepetan." Ujar Felly yang membuatku langsung menceritakan semuanya. Mulai dari papa yang memaksaku untuk menerima perjodohan itu. Lalu pertemuanku dengan anak sahabat papa. Namun aku belum memberi tahu Felly jika yang dijodohkan denganku adalah Kak Kevin.

"Terus terus ganteng ga orangnya? Kata lo dia anak sini juga ,siapa sih?" Tanya Felly.

"Nanyanya satu satu kali ,Fel." Ucapku.

"Ya abis gue kepo banget nih." Ujarnya.

"Ya ganteng sih." Ucapku.

"Kasih tau dong siapa sih? Lo bilang kemaren gue kenal sama dia." Tanyanya lagi.

"Ya emang lo kenal sama dia tapi gue gatau dia kenal sama lo apa engga." Ujarku yang membuat Felly bingung.

"Hah? Siapa? Gue kenal sama dia ,tapi dia ga kenal sama gue? Wil ,lo ngasih tau jangan setengah setengah dong." Ujar Felly kesal.

"Iya iyaa ,gue dijodohin sama--"

Dret dret dret

Tiba tiba ponsel yang ku genggam ditanganku bergetar tanda ada panggilan masuk. Aku dan Felly sama sama mengarahkan pandangan kami kearah ponselku dan terlihat siapa yang menelponku. Kulihat wajah kaget Felly sambil menatapku. Aku pun langsung memberi isyarat padanya untuk diam. Kugeser tombol hijau dan kutempelkan ponsel itu di telingaku.

"Hallo ,kak."

"Lagi di taman kampus."

"Iya kak ,lagi ada urusan sama temen aku bentar."

"Tunggu ditempat biasa aja."

"Iyaa kak ,bye."

Kuputuskan panggilan tersebut. Ku lihat Felly masih menampilkan wajah shock nya. Aku tau apa yang ada dipikirannya.

"Wil ,jangan bilang.." Ujar Felly dengan wajah shock-nya.

"Iyaa ,gue dijodohin sama Kak Kevin." Ucapku pada Felly.

"Demi apa? Anjir beruntung banget sih lo ,kalo dijodohinnya sama Kak kevin mah gue juga mau." Ujar Felly.

"Heh lo ga ada niatan buat nikung gue kan?" Tanyaku curiga.

"Niatnya sih gitu." Ujar Felly yang membuatku memandangnya horor.

"Bercanda kali serius amat lo. Ya kali gue sejahat itu. Lagian gue juga masih ada Kak Hito kok." Ujarnya sambil senyam senyum yang membuatku bergidik ngeri.

"Kaya Kak Hito mau aja sama lo." Ujarku sambil tertawa.

"Ihhh jahat banget sih lo. Eh kok bisa si lo dijodohin sama Kak Kevin?" Tanyanya.

"Takdir mungkin. Udah ah gue udah ditungguin sama Kak Kevin. Gue duluan ya ,bye." Ujarku lalu beranjak meninggalkan Felly.

*****

Malam ini aku sedang makan malam bersama mama dan papa. Suara dentingan sendok dan garpu yang beradu memenuhi ruangan ini.

"Wil ,pertunangan kamu dan Kevin akan dipercepat." Ucap Papa disela sela makan malam kami yang membuatku melebarkan mataku.

"Lho kok gitu pa?" Tanyaku. bukannya aku tak senang namun apa ini tidak terlalu cepat.

"Ya supaya kalian punya ikatan dong." Ucap papa.

"Yaudah terserah papa aja." Ucapku pasrah.

"Oke kalo gitu kamu dan Kevin akan bertunangan minggu depan." Ucap papa yang membuatku tersentak kaget.

"Lho kok mendadak gini sih pa. Aku pikir ga secepat itu." Ujarku.

"Lebih cepat lebih baik ,sayang." Ujar papa yang membuatku menghela nafas pasrah.

*****

Hari ini adalah hari pertunanganku dengan Kak Kevin yang digelar dirumahku. Hanya keluarga yang hadir dalam pertunangan ini. Aku pun belum memberi tahu Felly tentang hal ini. Ku lihat pantulan diriku dicermin. Aku mengenakan gaun berwarna pink dibawah lutut tanpa lengan namun dibagian pundaknya transparan. Serta menggunakan heels dengan warna yang senada. Rambutku hanya dicurly seperti biasa. Jujur aku gugup sekali sekarang.

"Wil ,udah selesai?" Ujar mama yang tiba tiba memasuki kamarku. Dan kubalas dengan anggukan.

"Yaudah kalo gitu kita langsung kebawah ya. Acaranya udah mau mulai." Ujar mama dan membuatku langsung beranjak untuk turun ke bawah bersama mama.

Dengan perlahan aku menuruni anak tangga. Kulihat ternyata semua keluargaku dan Kak Kevin sudah berkumpul. Karena suara heels ku yang beradu dengan lantai ,membuat mereka semua langsung menatap ke arahku. Pandanganku jatuh pada seseorang yang sekarang juga sedang menatapku membuat perasaan gugup melandaku seketika. Kak Kevin. Dia terlihat gagah dengan kemeja berwarna putih dipadukan dengan jas berwarna hitam. Dia menatapku tanpa ekspresi namun bisa kulihat matanya berbinar. Apakah dia bahagia?

"Karena calon perempuannya udah ada disini jadi kita mulai saja acaranya." Ucap papa setelah aku sampai di ujung tangga terakhir.

Acara pertunangan pun dimulai. Semuanya berjalan dengan lancar dan diakhiri dengan aku yang memasangkan cincin dijari Kak Kevin begitu pula sebaliknya. Mulai hari ini aku resmi menjadi tunangan Kak Kevin yang kuyakini banyak wanita yang ingin ada di posisiku.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan komennya.
Thank youu🖤

She is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang