~Wilona pov~
Aku mengerjapkan mataku perlahan sambil memegangi kepalaku yang sedikit pusing. Lalu ku edarkan pandanganku untuk melihat sekitar. Sungguh kepalaku terasa berat sekali. Terakhir kali yang ku ingat aku dibekap oleh seseorang sampai aku tak sadarkan diri. Lalu dimana aku sekarang?
Ceklek
"Udah bangun ,sayang?" Ucap seseorang yang baru saja membuka pintu kamar ini sambil membawa nampan yang berisi makanan dan minuman. Aku membelalakan mataku saat mengetahui siapa orang tersebut.
"Kenapa? Kaget ya?" Tanyanya dengan senyum sinis.
"Al.." Lirihku.
"Iya gue ,kenapa?"
"Jangan bilang lo yang--"
"Iyaa ,gue yang nyulik lo!"
"Kenapa lo tega ngelakuin ini sama gue!!" Ucapku membentaknya.
"Karna gue suka sama lo! Dan ga ada yang boleh milikin lo selain gue!" Ucapnya yang membuatku menggeleng gelengkan kepalaku sambil menatapnya tajam.
"Gue kira lo baik ,ternyata--"
"Ternyata apa?!"
"LO JAHAT!!" Ucapku berteriak.
"Gue kaya gini juga karena lo. Terserah lo mau bilang gue apa tapi yang pasti Kevin ga akan bisa nemuin lo disini." Ucapnya sambil tersenyum sinis.
"Keluarin gue dari sini ,gue gamau ada disini. Lo brengsek!!" Ucapku sambil memukulinya.
"DIAM!!" Ucapnya sambil mencekal pergelangan tanganku yang membuatku kesakitan.
"Aww.. lepasin gue." Ucapku sambil berusaha melepaskan tanganku dari genggamannya namun tenaganya yang jauh lebih besar daripada ku membuatku kesulitan.
"Kalo lo masih berisik gue bakal berlaku kasar sama lo." Ucapnya sambil melepaskan genggamannya ditanganku.
"Gue udah siapin makanan buat lo. Lo bisa kan makan sendiri? Gue mau keluar dulu. Jangan coba coba buat kabur ,kalo engga lo bakalan tau akibatnya." Ucapnya lalu segera berlalu dari sini.
Aku mengusap wajahku dengan kedua tanganku. Aku ingin sekali berteriak sekarang. Aku ingin keluar dari sini.
Aku baru ingat. Ponsel? Aku yakin ponselku masih menyala karena seingatku kemarin baterainya masih ada. Seingatku ,aku menaruhnya didalam tas. Ku cari disetiap sudut ruangan ini namun aku tidak menemukannya.
"Dimana sih?!" Ucapku frustasi.
Pandanganku terarah pada sebuah lemari. Ku buka lemari itu dan akhirnya kutemukan tas milikku. Segera ku ambil ponselku didalamnya. Benar dugaanku masih menyala. Segera ku cari nomor Kak Kevin untuk segera menghubunginya dengan tangan yang gemetar.
"Halo.. Wil ,kamu di--"
"Kak Kevin ,tolong aku.." Ucapku lirih sambil menahan isak tangis.
"Iya Wil aku pasti tolongin kamu. Kasih tau aku siapa yang ngelakuin ini sama kamu?"
"Al.."
"Al? Cowo yang waktu itu--"
"Iya kak ,cepetan kesini aku takut.."
"Yaudah kamu tenang ya. Sekarang kamu ShareLoc ke aku ,oke?"
"Iya kak" Ucapku langsung mematikan panggilan tersebut. Segera kukirim kan apa yang Kak Kevin minta. Tiba tiba aku tersentak kaget saat ponselku diambil dengan kasar. Untungnya aku sudah selesai mengirimkan lokasi ku pada Kak Kevin.
"Berani banget lo ya?!!" Ucap seseorang yang tak lain adalah Al.
"Al balikin hp gue." Ucapku ingin merebut ponselku dari tangannya. Namun tiba tiba dia membanting ponselku dan menginjaknya membuatku membelalakan mataku.
"Apa apaan sih lo?!!" Ucapku membentaknya.
"Kenapa? Ga suka?!" Ucapnya sambil tersenyum sinis.
"Jangan coba coba buat hubungin siapa pun. Kalo engga--"
"Kalo engga kenapa?!!" Ucapku memotong pembicaraannya. Tiba tiba dia mendekat ke arahku membuatku melangkah ke belakang dengan perlahan untuk menjauhinya. Lalu dia mencengkam rahangku dengan kencang membuatku merintih kesakitan.
"Kalo engga gue--"
Brakkk
Suara pintu yang didobrak terdengar sangat keras membuat Al refleks melepaskan tangannya dari rahangku. Kak Kevin.
"BRENGSEK!!"
Bughhh
Kak Kevin memukul keras sudut bibir Al sampai ia jatuh tersungkur ke bawah. Tangannya terkepal kuat wajahnya merah padam terlihat sekali dia sedang marah saat ini.
Kak Kevin menarik kerah baju Al lalu memukulnya lagi sampai Al terjatuh lagi.
"Kak ,Udah!!" Ucapku menahan Kak Kevin yang hendak memukul Al lagi.
"Kenapa sih Wil?! Dia harus dikasih pelajaran!" Ucapnya terlihat emosi.
"Udah Kak ,cukup!!" Ucapku memeluk Kak Kevin untuk menahannya. Kak Kevin pun mulai tenang dan membalas pelukanku sambil mengusap surai rambutku lembut.
"Kamu ga kenapa-kenapa kan?" Tanyanya padaku yang kubalas dengan menggelengkan kepalaku.
"Aku khawatir banget sama kamu." Ucapnya sambil mengeratkan pelukannya padaku.
"Kak ,aku mau pulang.."
"Iya-iya ,kita pulang ya." Ucapnya sambil melepaskan pelukannya padaku.
"Inget ya urusan kita belum selesai!!" Ucap Kak Kevin pada Al. Dan Al hanya tersenyum sinis sambil memegangi sudut bibirnya yang kurasa sobek karena pukulan dari Kak Kevin.
*****
~Kevin pov~
Hening tercipta didalam mobil ini. Kulirik dengan ekor mataku Wilona hanya menatap kosong ke arah jendela.
"Wil.."
"Ya?" Ucapnya sambil mengalihkan pandangannya menatapku.
"Kenapa Al bisa nyulik kamu? Padahal kemarin aku kan udah anterin kamu sampe depan rumah." Tanyaku dan Wilona malah menunduk membuatku menjadi merasa bersalah.
"Kalo kamu gamau cerita gapapa. Aku tau kamu masih shock ,maafin aku ya gabisa jagain kamu."
"Engga kak ,ini bukan salah Kak Kevin kok."
"Ini salah aku Wil coba kalo kemarin aku anterin kamu sampe masuk ke dalam rumah , kejadiannya ga bakal kaya gini."
"Tapi kan yang penting aku ga kenapa kenapa. Lagian kan aku udah bilang ini bukan salah Kak Kevin."
"Ini salah aku Wil."
"Engga kak."
"Salah aku."
"Engga!"
"Salah aku ,Wil"
"Yaudah iya ini salah Kak Kevin."
"Loh kok nyalahin aku sih?!"
"Tuh kan.."
"Bercanda.." Ucapku terkekeh sambil mengacak surai rambutnya dengan tangan kiriku.
"Ini emang salah aku ,maafin aku ya gabisa jagain kamu." Sambungku.
"Iya kak ,gapapa."
"Pokonya mulai sekarang aku bakalan disamping kamu terus. Aku gamau kamu kenapa kenapa." Ucapku sambil menatapnya yang dibalas senyuman olehnya lalu ku fokuskan pandanganku lagi untuk menyetir.
.
.
.
.
.
Maaf baru bisa up sekarang sebenernya kmrn udah mau up tapi malah ke hapus semua dan aku ga mood untuk nulis ulang 😭
Jangan lupa vote dan komen.
Thank youuu🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Mine
RomanceTidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Aku harus dijodohkan dengan ketua ospek dikampus baruku sekaligus anak pemilik kampus. Dia digilai banyak wanita dikampus karena parasnya yang tampan. Hal itu membuatku sepakat untuk menyembunyikan perjodohan k...