[36] Is He Okay?

39.9K 3.2K 299
                                    

Cara balas dendam yang terbaik adalah ngelakuin yang terbaik dari diri lo.

Keesokan harinya, Ara harus kembali ke sekolah dan beraktivitas seperti biasanya. Kini bel istirahat sudah berbunyi, apa yang lebih indah dari itu?

Ara meraih kotak bekal makanannya yang berisi sandwich yang ia buat tadi pagi dengan semangat. Pasalnya, Ara tak sempat sarapan tadi pagi karena ia harus mengantar kedua orang tuanya ke bandara. Mereka harus pergi ke Cambridge karena ada urusan pekerjaan yang harus mereka urus disana.

Mama Ara adalah seorang fashion designer ternama yang memiliki cabang butik di Negeri Paman Sam. Katanya butik itu sudah ia buat beberapa bulan sebelum ia menikah dengan Papanya. Sedangkan Papanya adalah pemilik salah satu rumah sakit yang ada di Cambridge

Setelah itu, Ara melahap sandwich itu seraya memainkan ponselnya. Namun aneh, istirahat sudah berlalu 20 menit namun Ravin dengan kekonyolannya tak datang ke kelas Ara seperti biasanya. Ara berpikir, pasti Ravin sekarang kini tengah merayu Mang Dodo untuk memberikan bakso gratis kepadanya.

Apa yang lebih membahagiakan Ravin selain mendapatkan semangkuk bakso gratis?

Hari ini Ara duduk sendiri karena Lovita tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Aneh sekali, Lovita tidak biasanya seperti itu.

Jam istirahat sudah selesai, Pak Heri yang merupakan guru ekonomi Ara sudah memasuki kelas Ara dengan setumpuk buku-buku untuk mengajar.

“Baik anak-anak, hari ini materi pelajaran kita adalah perdagangan internasional.”

“Silahkan baca materi 10 menit, setelah itu bapak akan mengadakan kuis hari ini juga,” sambung Pak Heri. Seluruh siswa bersorak kecewa.

“Yah, kok dadakan sih, Pak?” tanya Calvin. Murid kelas Ara yang selalu duduk di barisan paling belakang.

“Aku 'kan belum belajar, Pak. Kalo aku nggak bisa jawab kuisnya gimana?” tanya Calvin lagi dengan sok polos.

“Ye kutu lompat, lo mah emang nggak pernah belajar,” sahut teman Ara yang lainnya sehingga seisi kelas tertawa.

“Ya iyalah kutu lompat, kalo ngesot kan nggak lucu,” balas Calvin lagi sehingga membuat Pak Heri menggelengkan kepalanya.

“Sudah jangan ribut! Belajar atau kuis akan saya percepat waktunya!”

Akhirnya seluruh murid di kelas Ara mau tak mau membaca bukunya. Ara pun perlahan membaca dan menghafalkan materi tentang perdagangan internasional yang akan dikuiskan.

Namun entah mengapa kini pikiran Ara tertuju kepada Ravin. Entah mengapa Ara merasa seperti ada yang tidak beres, padahal Ara bukan tipe pacar yang mengekang dan posesif. Itu sangat jauh dari sifat Ara. Namun kali ini berbeda, perasaannya benar-benar tak dapat dijelaskan.

10 menit sudah berlalu dan Pak Heri pun memulai kuis.

“Baik, kuis akan dimulai.”

“Calvin Megantara, kamu nggak belajar dari tadi? Baik, apa pengertian dari perdagangan internasional?”

Calvin menunjukkan deretan giginya. “Perdangangan internasional adalah bisnis yang mendunia, Pak!”

Pak Heri menghela napas berat. “Kurang tepat, kamu dapat poin minus.

“Davira Amanda, apa pengertian dari perdagangan bilateral?” tanya Pak Heri. Namun Ara tak menyahut pertanyaan dari Pak Heri.

“Davira Amanda!” ulang Pak Heri dengan intonasi yang meninggi.

Have a Nice Dream [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang