4.Saatnya Pergi

160 12 0
                                    

Kenapa?semuanya harus berakhir dengan luka.

Setelah kejadian di toko buah kemarin Seren masih tetap membayangkan wajah Daniel yang nampak asing.

Bukan seperti Daniel yang ia kenal kemarin siang, Daniel dengan sangat cepat dan sangat mudah berubah.

Siang ini ia berniat ingin ke rumah Elta lantaran ia sangat membutuhkan nasihat nasihat dari temannya.
Tapi jalan cerita tidak semulus yang ia pikirkan.

Di sana sudah ada Daniel yang memasang muka biasa saja tanpa ada tampang merasa bersalah di sana.

"Ren"panggil Elta yang raut wajahnya murung.

Seren yang tersenyum padahal hatinya sangat sangat menahan sakit pun menghampiri Elta.
"Iya"jawabnya.

"Kebetulan banget dia kesini,Ta lo pergi dulu gue mau ngomong sama Seren."Usir Daniel,

Wajahnya tampak serius, tidak ada tampang ingin bermain main di sana.
Seren lebih mendekat ke Daniel dan memandang wajahnya.

"Kenapa?"Tanya Daniel lantaran ia merasa bingung harus memulai dari mana pembicaraannya.

"Kamu kemaren kemana?"tanya Seren was was.

"Hahh tumbe lo panggil gue pake sebutan 'Kamu'?"Bingung Daniel. Sebenarnya ia bingung harus menjawab pertanyaan Seren bagaimana,
"Hmm..Gini ya Ren gue males basa basi!" nada bicara Daniel mulai tidak enak di dengar oleh telinga Seren,

"sebelumnya maafin gue karena kemaren gue jalan sama Dini, Sebenernya cuma dia yang bisa ngertiin gue dan perasaan gue dan gk tau kenapa sekarang gue nyaman sama dia, dan menurut gue, gue cocok sama dia bahkan lebih cocok sama dia di bandingkan sama lo, dan mungkin gue bukan yang terbaik buat lo."Daniel menghentikan perkataannya, dan menyetabilkan nafasnya yang sempat terpongoh.

"Ren..Gue pengen semuanya di mulai dari nol lagi"

"Masud lo Niel?"Seren menahan sesak dan air mata, sangat sangat tidak lucu jika Daniel melihat Seren menangis hanya karena dia.

"Iya Ren!gk usah sok bego deh ,lo tau kan maksud gue?"Daniel menjawab pertanyaan Seren dengan kasar dan langsung mendapat senyuman dari Seren.

"Lo yakin Niel?"Seren tetap meyakinkan Daniel, ia takut Daniel hanya sedang emosi.

"Iya Ren.Lo liat mata gue!tatap!" Seren menuruti perintah Daniel, dan ia langsung menatap mata Daniel dalam dalam.

"Lo liat apa Ren? gk ada apa apa kan?Itu mata ibarat hati gue! udah gk ada elo di dalamnya"Ucap Daniel lantas pergi meninggalkan Seren.
"Daniel kita putus?"Tanya Seren dengan nada serak sambil berteriak lantaran jarak mereka yang mulai menjauh.

Daniel menjawabnya Dengn sekali anggukan yang membuat hati nya retak bahkan patah menyisahkan kepingan cinta yang tidak berguna
"Mungkin ini saatnya ,rasa yang dulu bagiku adalah mimpi indah kini malah menjadi mimpi buruk"gumam Seren.

Seren terbuyar dari lamunan nya, meratapi kepergian Nadi nya, rasanya tak bernyawa tapi ia sadar memang ini terakhir dia harus mencintai Daniel.

"Serennnnnn"itu Teriak Elta di samping telinganya, dan berhasil membuat Seren terpelonjak kaget.

"Apa" jawab Seren sangat singkat dan dingin.

"Astagfirullah Seren"Elta komat kamit membaca istigfar.
Seren hanya berdeham, ia bingung harus bercerita kepada Elta atau justru harus diam menyimpan kesedihannya sendiri.

"Gue pamit pulang dulu Ta"pamit Seren kepada Elta, tapi Elta curiga terhadap hubungan Seren dan Daniel, ia tadi sempat mendengar Seren teriak mengucap kata Putus.

Banyak pertanyaan di otak Elta yang tertahan lantaran ia tahu situasinya kurang pas untuk bertanya tanya kepada Seren.

Elta mengangguk dan mengizinkan Seren pulang, mungkin Seren butuh waktu sendiri.

Terimakasih eyey

Kenapa Daniel dan Seren putus?
Karena ini cerita tentang Seren dan bongkahan Es gituuu bukan Cerita Seren dan Daniel yuuuu!!

Jangan lupa apa???
Vote dan komen.

SerenDynan (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang