16.Confused

74 9 0
                                    

(GK ada quote)

Happy reading all♡

"A-alder" ucap Seren lirih.

Dynan menatap datar orang yang kini berada di hadapannya.

"Hay byy" Ucap laki laki yang di duga bernama Alder itu.

"Eee Alder lo ngapain kesini?" Ucap Seren gugup.

"Jemput lo lah byy, btw dia siapa?" Ucap Alder seraya menunjuk Dynan memakai dagunya.

"Dia, temen gue"

Gawat! Alder datang untuk menjemput Seren, sedangkan Seren ingin pulang bersama Dynan.

Tuhan tolong Seren, rasanya Seren ingin menghilang dari hadapan dua laki laki ini.

Seren melirik Dynan yang memasang wajah datar.

Dynan melirik Seren seraya menaikan Alisnya sebelah, seolah bertanya dia siapa?.

Seren menghela nafas, seraya memandang keduanya bergantian.

Kali ini Seren harus bijak dalam memilih, batinnya.

Dia harus memilih salah satu dari dua orang ini, jangan maruk Seren.

"Mmm Al Lo duluan ke mobil nanti gue nyusul, Dynan mendingan lo pulang biar gue pulang sama Alder aja".

Alder mengangguk dan segera menuju mobilnya.

Sedangkan Dynan masih menampakan raut wajah datar.

Dynan sedikit terkejut lantaran Seren tidak memilihnya, ada rasa aneh tersendiri di hatinya.

"Dynan, mendingan sekarang kamu pulang". Ucap Seren ketus.

Dynan mengangguk seraya melenggang pergi.

Anak ini kenapa? Batin Dynan.

Apakah ini bentuk dari menjauhnya Seren? Apakah ini maksdunya Seren sudah menyerah?

Dynan sesegera mungkin berfikir bodo amat, dia rasa tidak ada gunanya memikirkan hal yang tidak penting.

Meskipun hatinya menolak dan seolah berkata bahwa dia sedikit sakit, lantaran Seren menolaknya secara halus.

Tunggu tunggu, perduli apa dia tentang Seren? Bukannya dia jijik melihat wajah Seren?

Harusnya saat ini dia tersenyum gembira lantaran Seren tidak mengikutinya lagi.

Otaknya mengatakan Seren tidak penting, tapi kenapa hatinya mengatakan dia merasa nyaman ketika berdekatan dengan Seren.

.....

Di sini Dynan saat ini, di sebuah ruangan dengan samsak di depannya.

Dynan meninju sangat brutal samsak di depannya.

Hatinya tengah berucap bahwa dia sakit hati, tangannya terkepal kuat.

Apakah ini yang dinamakan luka akibat cinta?

Tidak mungkin Dynan mencintai Seren.

"Anj*ng Lo Ren! Bang*at! GK mungkin gue suka sama elo!"

Dynan mengamuk sendiri, dia Bingung harus apa, perlahan dia menyadari bahwa yang ia rasakan ini adalah cinta.

Mungkin ini awal berseminya cinta Dynan.

Mana mungkin? Tapi dia sadar tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.

Dynan Speechless, dia berfikir dia harus menemui Seren sekarang! Ya dia harus bertemu dengan Seren.

......

Dynan memarkirkan motornya di depan rumah yang tidak terlalu besar, namun cukup terawat.

Dia sedang melihat pemandangan yang sangat teramat memilukan saat ini.

Ia meihat Seren yang tengah tertawa bersama Laki laki tadi siang yang Dynan ketahui ia bernama Alder.

Tampak raut wajah bahagia ketika Seren bersama Alder, berbeda ketika dengannya Seren akan selalu merasa sedih dan tersenyum penuh luka.

Dynan menahan gejolak hatinya, sekarang ia baru merasakan rasanya patah hati.

Dynan memalingkan wajahnya ketika menyadari Seren mengetahui keberadaannya.

Niatnya ingin menemui Seren, malah diurungkan lantaran ia harus menikmati pemandangan menyakitkan.

Seren nampak tidak perduli dengan keberadaan Dynan di dekat rumahnya.

Hal tersebut membuat Dynan ingin meninju siapa saja yang ada di depannya.

Di sisi lain, Seren nampak terkejut lantaran ia menemukan Dynan yang berdiri tidak jauh dari rumahnya.

Ingin rasanya Seren menghampiri Dynan, akan tetapi ia urungkan lantaran mengingat betapa sakitnya ia selama ini.

Dynan sudah cukup membuat hatinya sakit, sudah cukup Dynan membuat dia berharap, sudah cukup Seren memperjuangkan hal yang mustahil di dunia ini.

Ini saatnya Seren bersikao bijak, mungkin dengan berhenti berharap Seren akan berhenti pula merasakan sakitnya kisah cinta ini.

"Al?" Panggil Seren.

"Kenapa byy?" Ucap Alder.

"Gue harus lupain Dynan ya?"

Alder sudah mengetahui tentang Dynan dan Seren, lantaran Seren sudah bercerita semuanya tanpa ragu ragu kepada Alder.

Seren mempercayai Alder lantaran Alder memang bisa menjadi motivator bagi Seren.

Alder selalu menjadi pendengar yang baik untuk Seren.

"Kalo itu sih terserah elo Ren, gue cuma mau elo berfikir dewasa. Kalo itu bikin Lo sakit jangan di terusin".

Seren mengangguk seraya tersenyum.

"Thanks Al, Lo sahabat terbaik gue!".

Alder tersenyum lega, syukur syukur Seren mau menganggapnya sebagai Sahabat dan mau mempercayainya sebagai pendengar terbaiknya.

Doble up kan.

Dhlh aku cape, gimana part kali ini?

Sedikit? Kan udah aku bilang di part sebelumnya.

Thanks yang udah kasih semangat aku buat nerusin cerita ini sampe tuntas.

Semoga aku bisa nuntasin cerita ini ya gais, semoga aku gak males wkwk.

Kalian pilih siapa?

AlderSeren (sebagai sahabat)
AlderSeren (sebagai couple)
Atau DynanSeren?

Jangan lupa komen ya gais, dan vote yang terpenting oke.

Thanks for reading all❤️




SerenDynan (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang