5.Gusarr

136 11 0
                                    

"Ingin mengenalnya jauh lebih dalam,,apakah aku bisa?!"

"Ayo cepat lari, 5 menit lagi bapak akan menutup gerbangnya"

Lagi lagi Seren terlambat, entah apa yang dia pikirkan semalam ,itu benar benar tidak bisa membuat dia kembali seperti kemarin.

"Kamu ini, selalu saja berangkat siang memang kamu bangun jam berapa?." Tanya seorang satpam sekolah.

"Engga bangun pak." Seren menjawab pertanyaan pak satpam sambil cengengesan, pak satpam hanya menggelengkan kepala sambil bergumam tidak jelas.

"Serennnnnnn!!" Panggil Zanna CS.
"Aduhhh apaan sih teriak teriak! Lo ngomong pelan aja udah kedengaran ngapain pake teriak teriak, Norak deh" Ketus Seren.

"Wahhh Pms nih anak,"seru Risa yang merasa aneh dengan sikap Seren yang tidak seperti biasanya.

Sengaja Seren tidak memberi tahukan kepada teman temannya tentang hubungannya yang telah kandas.
Lantaran ia malas di tanya tanya bagaimana Daniel memutuskannya, apa alasan Daniel memutuskannya, dan kenapa dia mau di putuskan Daniel.

Seren duduk dan diam tanpa bicara lagi, dia sudah terbiasa dengan ocehan ocehan teman temannya yang merasa aneh dengan sikap Seren hari ini.

"Kalo ada masalah tu cerita bukan malah diem!"ucap Leta tak kalah ketus kepada Seren.

Seren menghela nafas gusar, ia bingung harus bercerita atau tetap diam menyimpan semuanya.

"Katanya teman itu tempat bercerita, lah mana buktinya?kita temen Lo bukan sih Ren?"Timpal Risa.

"Iya iya gue cerita"serah Seren, mungkin dengan cara bercerita bisa membuat hatinya sedikit lega.

Seren pun menceritakan semuanya tanpa ada yang tertinggal sedikitpun.
Sesekali temannya ada yang menimpali, dan saran saran pun keluar dari mulut mereka.
Lagi lagi Seren menghela nafas gusar.

"Udah puas kalian?,gue udah cerita dan sekarang jangan ganggu gue dulu!." Ingatannya kini kembali ke perasaannya kemarin, ntah mengapa Seren merasa ada yang sesak.

"Lo mau nangis?"Leta tahu Seren pasti ingin meluapkan semuanya sekarang, hanya saja ia tidak ingin terlihat seperti seorang pengecut.

"Apa gue berhak nangisin dia sekarang?," Seren bertanya sambil tertawa pedih "berhak?"

"Ini bukan masalah berhak atau engga nya ren, yang terpenting sekarang hati Lo lega" memang Leta yang lebih sering memberi nasihat kepada teman temannya, dan dia yang bisa mengerti tentang perasaan temannya.

"Udah ren klo mau mewek, mewek aja dari pada Lo mewek di rumah ntar siapa yang ngetawain" ucap Rissa dengan mengerucutkan bibirnya.

"Receh Lo!" Bukannya menangis justru Seren malah tertawa, sekarang semuanya sedikit membaik.
Baik suasana maupun hati Seren.

Di depan kelas Seren dan teman temannya duduk di sebuah kursi panjang sambil bernyanyi nyanyi menirukan lagu Joker, dan sesekali mereka mengikuti gaya semboyan Joker dan mengganti nya dengan kata kata tidak jelas seperti otak mereka.

"Wuoooy tau gk!"teriak Seren hingga membuat orang orang yang ada di sekitarnya menengok heran.

"Apaan?" Jawab teman temannya.
"Rumah sakit berawal dari rumah sehat yang tersakiti kah?"tanya Seren sok polos, padahal dia hanya ingin menunjukan lawakan recehnya.

Bukannya tertawa teman temannya malah bernyanyi,
"lay lay lay lay lay lay...lay lay lay lay."
Seren menepuk jidatnya sedikit keras dan bergumam "generasi lay lay, dasar alay!"

Seren dan Zeline memutuskan untuk pergi ke kelas XII IPA 3 untuk mengambil catatan.
Seren kembali melihat dia.

"Ren ren"panggil Zeline sambil menyenggol tubuh Seren dengan siku nya.

"Apaan?" Tanya Seren tanpa menoleh sedikitpun dari objek yang ia lihat sekarang.
"Pasti Lo lagi liatin Dynan?"tanya Zeeline sok tahu, tapi benar saja Seren sedang melihat ke arah Dynan yang sepertinya sedang sibuk mengerjakan sesuatu.

Tanpa Seren sadari Dynan juga melihat ke arahnya dengan tatapan datar dan langsung kembali fokus ke buku nya.
"Dia cuek apa angkuh sih Lin?"tanya Seren penasaran.
Zeline hanya mengedikan bahu dan berjalan ke arah kelasnya.

Pulang sekolah Seren sengaja tetap diam di kelas hingga sekolah sepi, di temani Zanna yang sedari tadi merengek mengajak Seren pulang.
Zanna memaksa Seren untuk segera pulang dengan alibi.

"Serenn ayo buruan pulang sebelum pak Harto keliling buat nyari mangsa, terus kita di jadiin ayam geprek, terus kita di simpan di perutnya yang besar, terus perutnya tambah besar, terus kita hilang, terus semuanya pada panik ,terus...."sebelum Zanna melanjutkan alibinya yang tidak masuk akal Seren segera memotong perkataan Zanna.

"Terus Lo di nikahin sama anaknya pak Harto biar mampus!"Jawab Seren dengan wajah sumringah.

Zanna yang mendengar ucapan Seren bergidik ngeri.
Terkenal anak Pak Harto yang besar hitam tidak jauh beda dengan ayahnya, membuat siapapun yang melihatnya bergidik ngeri, padahal dia sama sama manusia, hadeh generasi pemandang fisik.

"Yaudah ayo pulang."Ajak Seren yang langsung mendapat anggukan semangat dari Zanna.

Seren menabrak seseorang ketika baru saja keluar dari pintu kelasnya.
"Astagfirullah jalan pake mata dong!" Umpat Seren kepada seorang lelaki yang ada di depannya.

"Jalan ya pake kaki lah.!di sekolahin GK sih Lo?" Cibir lelaki itu dengan wajahnya yang masih datar dengan tatapan tenang.

"Emang Lo kalo jalan GK butuh mata apa buat ngeliat mana jalan halus mana jeglongan, kejebur got mampus lo.!" Seren melanjutkan ucapannya, "buta Lo? Lah ini gue lagi di sekolah.!" Seren mencibir tak kalah sadis.

Tapi reaksi cowok itu masih dengan wajahnya yang datar dan tenang hitungan detik dia pun melenggang pergi meninggalkan Seren yang masih melongo karena takjub dengan keangkuhan cowok itu.

Zanna yang sedari tadi hanya menyaksikan pertikaian Dynan dan Seren pun di buat melongo, bagaimana bisa ada cowok seperti itu.
Sungguh sungguh menakjubkan.

"Awas Lo yaa!!" Teriak Seren yang mampu di dengar Dynan.

Dynan tersenyum dan bergumam "nama dia se.. ser..ren, gimana caranya gue deketin dia..arghh."

Gimana part kali ini!!
Makin semangat??
Jangan lupa terus ikuti cerita aku yaaa dan follow Ig aku.
@ptri_billlaaa

Terimakasih
Jangan lupa vote ya.
Bijaklah dalam membaca cerita, jangan sekedar membaca tapi juga beri semangat kepada penulis ceritanya oke.
Ilvyuuu cemwaaanya....

SerenDynan (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang