"Terkadang rasa resah dan ketidak yakinan seseorang itu wajar, karena hubungan itu butuh bukti bukan hanya ucapan manis"
~Serendita Edeline"Ren gue mau bicara" ucap cowok itu langsung to the point.
Mata Seren melotot melihat siapa yang tengah mencari dan berbicara kepadanya.
Sudah berapa kali cowok ini berbicara kepadaku, ucap Seren dalam hati.
Seren maju selangkah dan memandangi teman-temannya.
Rissa, Zanna dan, Zeline menyengir kuda dan langsung masuk ke dalam kelas."Ehh..mau kemana?" Tanya Seren kepada teman temannya.
"Itu di panggil Letta" ucap Rissa sambil menunjuk orang di dalam kelas.
Seren menghela nafas pelan dan mengalihkan pandangannya kepada cowok itu.
Siapa yang bisa mengira, cowok sedingin dia dan irit kata bisa berbicara panjang kepada Seren.
Apa dia menyukai Seren? Ahhh Seren segera menepis pikirannya jauh jauh.
Mungkin ini hanya kebetulan, yaa kebetulan dia membutuhkan Seren dan harus berbicara berdua dengan Seren.
Seren bertanya ada apa dan tanpa menjawab cowok itu alias Dynan menarik tangan Seren untuk menuju ke taman belakang perpus.
"Kita ngapain kesini?" Tanya Seren dengan tatapan bingung.
"Mmm sebenernya gue mau bilang.." ucapan Dynan terhenti lantaran suara bel tanda istirahat sudah berakhir.
Dynan berdecak lalu melanjutkan kata katanya.
"Besok gue lanjutin ngomongnya, sekarang mendingan Lo ke kelas bel udah bunyi."Ucap Dynan menggunakan nada dingin.
Seren mengangguk dan berjalan menuju kelas.
Sesampainya di kelas Seren sudah mendapat tatapan Mengintimidasi dari teman temannya."Kenapa?"tanya Seren bingung.
"Ngomong apa lu sama Dynan?"/"Jadian yaa?" Tanya teman temannya beruntun.
Seren menggelengkan kepala dan melotot kepada teman temannya.
Kenapa teman-temannya sekepo ini?
Seren berdecak dan menjitak kepala teman temannya satu persatu.
Mereka hanya meringis kesakitan tanpa ingin mengomel, karena jika mereka mengomel bukannya mendapat permintaan maaf dari Seren tapi malah akan mendapat jitakan tambahan.*****
"Ck! Mager tauk" decak seseorang dari telepon.
"Halahhh mager tu gk ada habisnya Ren" ucap Zeline,
"kalo kerjaan Lo mager terus, kapan kelompok kita nyelesaiin tugas?""Masih ada besok kan, lagian ngumpul tugasnya Minggu depan" ucapnya masih tetap pada pendiriannya yang ingin selalu rebahan di kasur.
"Ya tapi.."ucapan Zeline terpotong oleh Seren.
"Nyatanya rebahan lebih nikmat dari gibah, nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan" ucap Seren.
"Terserah deh! Klo misalnya GK beres tu tugas bodo amat gue GK perduli mau di marahin mau di hukum!" Ucap Zeline menyerah.
Zeline memutuskan sambungan telpon sepihak lantaran malas berdebat.
Moodnya sedang tidak baik saat ini, apalagi daritadi ia menunggu pesannya yang tak kunjung di balas oleh seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SerenDynan (Hiatus)
Novela Juvenil(JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA, DAN JANGAN LUPA VOTE SERTA KOMENT SEBANYAK-BANYAKNYA) HAPPY READING ALL♡ Dynan yang memiliki sifat dingin dan cuek, bertolak belakang dengan Seren yang memiliki sifat ceria dan pantang menyerah. Seren terus berju...