"Yakin? Sahabat cuma tempat bahagia, dan bercerita?, Bukannya sahabat juga bisa jadi musuh?"
"Duhhh kemageran gue semakin tak terkendali Ell."Ucap Seren dari telpon.
"Alahhh alesan aja Lo, gk mau tau gue pokoknya gue itung sampe lima klo Lo gk ke rumah gue..."Elta menggantungkan kata katanya, "intinya jangan anggap gue sahabat Lo deh Ren!! gk kasian apa Lo sama Ndyraa sama luci?"
"Kapan kapan aja ya El,,maaf banget nih mendadak mata gue kedip kedip, keknya bakalan sakit perut nih mata"alibi Seren sangat sangat tidak masuk akal.
Elta menggertakan giginya dan mulai emosi "GK nyambung!! Bodo amat!! Gue tunggu!! klo sampe Lo gk Dateng gue sumpahin otak Lo mulesssss!" Teriak Elta dari balik Telpon.
Kejam! Itulah yang Seren rasakan Sekarang, "Doanya masuk akal banget, besok besok minta di sekolahin ya tu mulut!"
Secara spontan Seren mematikan sambungan telepon dan menggosok gosok telinganya yang berdengung akibat Raungan ibu tokek dari balik Telpon.
Seren akhirnya pasrah untuk datang saja ke rumah Elta, "sebenernya ada apasih" gumam Seren gusar.
Lantaran Elta sangat mengganggu jam kemagerannya yang tidak bisa terganggu gugat.Elta mengambil ponselnya dan menghubungi Ndyra yang kebetulan ia suruh belanja kebutuhan kebutuhan yang di perlukan untuk membuat Batagor.
"Jadi kita mau bikin batagor? Jadi ini alesan Lo nyuruh gue ke sini, cuma buat bantuin Lo bikin batagor? GK sekalian aja kita bikin gerobak terus jualan keliling!! Kan Mayan duitnya bisa buat beliin Lo otak"Cibir Seren Setajam mungkin.
Elta hanya memberi cengiran tak berdosanya dan menghembuskan nafas panjang "kenapa gue baru kepikiran ya.?"
Seren melongo "kepikiran apa?"
"Ide Lo bagus Ren bagus sangat sangat bagus dan gue setuju."Jawab Elta masih membuat Seren kebingungan.
"Ide yang mana?"tanya Seren semakin di buat melongo oleh Elta."Gue baru kepikiran, kenapa kita GK jualan Keliling aja kan lumayan duitnya bisa di kumpulin buat....."Elta masih bingung untuk apa uangnya, spontan Seren menjawab "Buat Nyekolahin Mulut sama otak Lo aja!"
"Ide yang cemerlang!"sorak Elta kegirangan.
Ndyra dan luci datang dengan membawa pelastik berisi bahan bahan membuat batagor.
"Jadi kita mulai buatnya kapan?" Tanya Elta.
"Hah tahun depan aja!"jawab Seren ngasal."Oke tahun depan!!deal"Jawab Elta masih dengan Ekspresi kegirangannya .
"Oke El okee Lo boleh pinter tapi jangan sampe mudah di pinterin gitu dong!!! Kan gue jadi gemes liat tingkah lo!"Teriak Seren prustasi lantaran kesal dengan tingkah Elta yang menurutnya jauh dari batas kepintaran manusia.
Ndyra dan luci hanya bisa menahan tawa dan langsung nyelonong masuk ke dapur Elta.
"Woyy ini rumah siapa!!"Teriak Elta.
"Rumah Abang batagor"Teriak Seren,Ndyra dan, luci.Mereka menjalankan misi dengan kompak serempak, jika satunya bermain ponsel maka semuanya ikut bermain ponsel, jika satunya mengaduk adonan maka semuanya akan ikut mengaduk adonan, bahkan adonan membuat batagor tinggal sedikit hanya karena berceceran akibat ulah mereka ber empat.
Ketika mereka selesai membuat makanan Seren menampakan senyum, senyum yang sangat ia paksakan lantaran melihat hasil yang amburadul tidak karuan.
Ndyra dan Luci hanya bisa bersyukur hari ini ia bisa memakan batagor karya Mereka sendiri.
"Batagor khas banget, bekas upil Elta, belek Gue haha, tangan Ndyra dan, ludah Seren!" akibat Seren mengaduk adonan sambil bercerita dengan ludah yang muncrat kemana mana.
Tapi mereka ber empat sama sekali tidak jijik dengan batagor buatannya, malah senang dan sangat menikmati.
Selesai mereka semua pulang ke rumah masing masing,
Tidak ada yang masih menetap di rumah Elta, lantaran menyadari perubahan Otak Elta yang lama kelamaan semakin miring.
Yang dulunya hanya 20° kini berganti menjadi 50°."Gue pulang El!"teriak Seren Ndyra dan Luci.
"Lahhh GK mampir dulu?" Tanya Elta sok serius."Lo pikir daritadi kita dimana? Gini gini El, Lo berhenti gila atau Lo berhenti jadi temen gue!!" Pekik Seren yang sudah emosi dengan pertanyaan Eta.
Dan alhasil Elta hanya menyengir tidak berdosa "ampun deh ampun, udah sana pulang GK usah mampir" teriak Elta lagi, dan hanya mendapat acungan jempol dari sahabat sahabatnya.
Seren pulang ke rumahnya,
Elta hanya duduk di depan rumah sambil bersenandung tidak jelas sambil sesekali berteriak menyanyikan lagu cendol dawet.Sedangkan Luci tidak langsung pulang, ia main ke rumah Ndyra hanya untuk sekedar mencari mangga yang ada di depan rumah Ndyra.
"Gue sembilan ya"Mohon Luci kepada Ndyra.
"Oh tenang aja Ci, ntar gue ambilin sekalian sama pohonnya ya angkut taro di jok motor lo!""Beneran Ndy? Lo gk lagi becanda?"Tanya Luci dengan wajah sumringah.
"GK gue becanda" Jawab Ndyra ketus, bagaimana ia akan memberikan mangga sekaligus pohonnya.Dan pada akhirnya Ndyra hanya memberikan dua buah mangga kepada Luci.
"Terimakasih mbk Ndyra yang mempunyai hati nurani yang sangat baik, ber duduknya Luci di sini hanya bisa bersyukur melihat kepelitan mbk Ndyra yang berhasil membuat Luci ingin menangis terharu!"Cibir Luci secara halus.
"Pidato di masjid cocok lo"Ndyra mencibir Luci balik, barulah Luci memutar bola mata malas dan langsung berpamitan pulang.
"Oke hati hati jangan lupaa"teriak Ndyra.
"Jangan lupa apa?" Tanya Luci bingung, lantaran ia tidak sedang ada janji dengan Ndyra.
"Jangan lupa melek lahh!! Emang Lo mau nyetir sambil merem, jatoh lucu Lo!"Teriak Ndyra sambil tertawa girang, lantaran ia berhasil mengerjai sahabatnya yang satu ini.
"Oke gue akan selau ingat ingat semua jasa jasamu pak!" Pekik Luci dengan tatapan Tajam.
Gimana part kali ini? Seru? Atau malah tambah absurd:'(
Maaf aj niy soalnya lagi gabhut bhanght!!!.Okee!! Delapan ratus kata lebih menurutku itu udah panjang ceritanya.
Ayooo bijak bijaklah dalam membaca!!
Terimakasih.
Micuuuu cmw:-P
KAMU SEDANG MEMBACA
SerenDynan (Hiatus)
Novela Juvenil(JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA, DAN JANGAN LUPA VOTE SERTA KOMENT SEBANYAK-BANYAKNYA) HAPPY READING ALL♡ Dynan yang memiliki sifat dingin dan cuek, bertolak belakang dengan Seren yang memiliki sifat ceria dan pantang menyerah. Seren terus berju...