15.Kamu harus tau, Dynan

79 8 2
                                    


"Menjadi Bintang ketinggian,
Menjadi Tanah kerendahan,
Menjadi Matahari tak sanggup,
Menjadi Bulan terlalu redup."
~I.A

Bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu.

Seren masih berada di lingkungan sekolahnya, hari ini ia sama sekali tidak berminat untuk pulang terlebih dahulu.

Seseorang duduk di samping Seren, Seren sama sekali tidak terkejut atau mengira dia setan.

Ekhemm

Seren menghela nafas seraya melirik orang tersebut, tak berniat ingin membuka suara atau sekedar menoleh.

"Belum pulang?" Tanya orang itu yang diduga adalah Dynan.

"Apa urusan kamu?"

Sedikit aneh, terkadang Seren menggunakan lo-gue saat berbicara dengan siapapun tapi kenapa dia seperti terbiasa menggunakan aku-kamu dengan Dynan.

"G, gue cuma tanya". Dynan masih terfokus memandang lapangan di depannya.

"Kalo emang jijik liat aku, kenapa kamu nyamperin aku kesini?" Ucap Seren sarkas.

Dynan masih termangu di tempatnya, ia tidak tahu harus menjawab apa.

"Jawab Dynan," Semburat kecewa terlihat dari raut wajah Seren "aku GK masalah kalo kamu GK suka aku, ya..meskipun aku berharap sebaliknya".

Dynan menoleh, melihat Seren yang menundukkan wajahnya.

Seren menahan air matanya yang hampir jatuh, tidak, Seren tidak boleh menangis! Dia harus kuat.

"Kenapa masih berharap?" Tanya Dynan.

Seren menoleh, maksudnya apa? Apa Dynan lupa bahwa dia yang sejauh ini memberi harapan kepada Seren.

Terkadang Dynan baik dan manis kepadanya, tapi terkadang Dynan berubah menjadi iblis menyebalkan bagi Seren.

"Kenapa kamu memberi aku harapan?" Jawab Seren membalikan kata kata Dynan.

Dynan menyeringai.

"Gw GK ngasih Lo harapan Ren, Lo nya aja yang terlalu ambisius buat ngedapetin gue".

Tepat! tepat sasaran pada hati Seren. Dynan memang benar bahwa selama ini Seren yang terlalu ambisius untuk mendapatkan Dynan.

"Apa aku salah, kalau aku suka sama kamu Dynan, apa aku salah kalau aku cinta sama kamu?"

Arghh ini terlalu baku, batin Seren.

"Bukannya semua orang bebas mau menaruh hati kepada siapa aja? Kenapa kamu melarang aku?"

"Gue sama sekali GK ngelarang elo Ren, gue cuma pengen elo jangan terlalu bersikap rendah ketika Lo mendekati gue".

"Gue pernah bilang kan sama elo, Wanita itu di kejar Ren bukan mengejar. Elo itu wanita, sepatutnya dapat lelaki yang mau Merjuangin elo".

"Ngejar kamu itu seperti aku menanam belati di hati aku Dynan" ucap Seren masih menundukan kepalanya.

Dynan menghela nafas,
"Lo tau kalau ngejar gue itu bikin Lo sakit, kenapa masih di terusin?"

Seren sudah terisak sekarang, ia tak tahan lagi menahan air matanya.

"Kamu harus tau, Dynan. Aku GK perduli kalau aku sudah melanggar batasan sebagai seorang wanita. Aku GK masalah kalau harus aku yang berjuang, aku cuma minta perjuangan aku, tolong di hargai".

Dynan berjalan lebih mendekat kepada Seren.

Dynan memegang bahu Seren seraya tersenyum hangat.

"Apa Lo GK pengen dapet yang lebih baik dari gue?"

Seren menggeleng, "Aku rasa kamu udah lebih dari cukup Dynan".

"Tapi gue selalu nyakitin elo Seren, please jangan sakitin hati Lo sendiri".

"Aku serba salah Dynan, Menjadi Bintang ketinggian, Menjadi tanah Kerendahan, Menjadi Matahari tak sanggup, Menjadi Bulan terlalu redup." ucap Seren seraya menunduk.

Dynan melepas tangannya dari pundak Seren seraya berjalan mundur.

"Lo terlalu sempurna buat gue Seren!"

"GK!! Aku terlalu Redup buat menyinari malam kamu Dynan".

Dynan berjalan seraya berucap, "ayo pulang!"

Seren masih termangu di tempatnya, kenapa dia mengajak Seren pulang?

Dynan menghela nafas seraya menggenggam tangan Seren.

Seren memandangi tangannya yang di genggam oleh Dynan.

"Kenapa gandeng tangan Seren?"

"Kenapa? GK boleh?"

Seren menghela nafas, "katanya GK boleh berharap, tapi situ sendiri yang ngasih harapan".

Dynan menggeleng seraya melepas genggaman tangannya.

"Yaudah, ayo pulang".

Seren mengikuti langkah Dynan yang terlalu cepat menurutnya.

Dia menggerutu sendiri, "ngajak ngajak Seren pulang, tapi Seren malah di tinggal!"

Dynan menghela nafas, "makannya sini gue gandeng". Ucap Dynan seraya menggandeng Seren lagi.

.....

Seren dan Dynan terhenti lantaran ada orang yang melambai lambaikan tangannya.

Seren tahu orang itu melambaikan tangan untuk Seren, Seren sempat mengeluarkan keringat dingin lantaran mengetahui siapa orang itu.

"A-alder?"

Hi gais!
Gimana sama part kali ini?? Jadi aku sengaja mau bikin tiap chapter itu pendek pendek, biar cepet mencapai ending.

Info penting!!
Kalo aku bakalan publish dua cerita sekaligus setelah My cold boy ending!!

Jadi cocokan yang mana nih?

AlderSeren
DynanSeren

Komen ya gaisss!! Jangan lupa vote juga buat menambah semangat aku.

Semangat terus dan stay healthy Kalian, inget! #Dirumahaja jangan kemana mana.

Btw itu aku buat quote nya coppy dari quote seseorang gais, orang spesial hm.


Okee..

Thanks for Reading ❤️

SerenDynan (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang