"Yang datang akan pergi, begitupun kehidupan yang hidup akan mati""Dynan tunggu!!"
Dynan mempercepat langkahnya, kenapa dia selalu mengganggu batin Dynan.
"Dynannn budek yaaaa!!tungguin Seren" Ucap Seren sambil berlari hingga Dynan memperlambat jalannya.
Seren mempu mensejajarkan langkahnya dengan dynan meski tertinggal sedikit.
"Kenapa sih Lo selalu ganggu hidup gue?!"
Seren mengulum senyum manis, ia senang akhirnya Dynan mau membuka suara duluan dannn tujuh kata gaisss lumayan GK sih hehe.
"Nebeng yaa" ucap Seren menunjukan puppy eyes nya .
Dynan menggeleng seraya melanjutkan langkahnya menuju parkiran.
Di parkiran Dynan bergegas memakai helmnya, mumpung Seren tertinggal jauh jadi kesempatan dia untuk segera kabur dari hadapan Seren.
Belum sempat naik ke jok motornya ketika ia membalikan badan ia di kejutkan oleh sosok Seren yang berdiri di balik punggungnya.
"Kenapa diem aja sih?! Ngaget ngagetin orang!"
"Dynan kaget?" Tanya Seren berbinar.
Orang ngagetin kok malah seneng batin Dynan, hanya membatin.
Tanpa di duga Seren mendekatkan kepalanya lebih tepatnya telinganya di dada bidang Dynan.
Dynan sesegera mungkin menjauhkan tubuhnya dari dekat Seren.
"Ngapain sih?!" Tanya Dynan ngegas ngegas Mulu.
"Dengerin detak jantung Dynan pas di kagetin Seren tadi, luamyan kann kapan lagi Dynan deg degan pas ada di deketnya Seren" ucap Seren polos, benar benar polos hingga Dynan geleng geleng kepala.
Kali ini Dynan menghela nafas menyanggupi tingkah konyol wanita itu.
"Naik!" Ucap Dynan ketus.
"Ngasih tumpangan yang ramah dikit dong biar yang numpak GK sungkan buat meluk meluk" ucap Seren mengerucutkan bibirnya.
"Di kasih tumpangan yang sopan dikit dong, tau diri kalo cuma numpang!" Bukannya ramah Dynan justru tambah ketus. Sama halnya dengan Seren yang mengerucutkan bibirnya lebih maju lagi.
"Iya iyaa" ucap Seren mengalah, tidak masalah Dynan ketus yang terpenting Seren bisa grepe grepe sama Dynan sore ini.
*****
Seren memasuki pekarangan rumahnya setelah Dynan tiba tiba pulang tanpa berkata satu huruf pun.
Tanpa mengetuk pintu Seren mampu mendengar dengan jelas suara tangis ibunya dari ruang tv.
Seren bergegas menghampiri ibunya yang di situ sudah ada Ergo, ayahnya dan ibunya.
Ibunya menatap Seren lalu berdiri dan memeluk Seren, Seren masih bingung dengan tingkah laku ibunya, ada apa ini kenapa ibu menangis? Kenapa kakak diam aja? Kenapa ayah sibuk dengan ponselnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
SerenDynan (Hiatus)
Teen Fiction(JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA, DAN JANGAN LUPA VOTE SERTA KOMENT SEBANYAK-BANYAKNYA) HAPPY READING ALL♡ Dynan yang memiliki sifat dingin dan cuek, bertolak belakang dengan Seren yang memiliki sifat ceria dan pantang menyerah. Seren terus berju...