8. Jangan memaksa untuk dicinta

130 35 10
                                    

Clara menyandang tas nya kepundah kanan nya, Clara mempercepat langkah nya saat sebuah panggilan masuk pada ponsel nya dan memberitahu bahwa orang yang sudah ditunggu nya telah berada digerbang sekolah.

"Ra."

Clara berhenti, tatapan bahagia nya berubah menjadi sengit saat mendapati Andreas mendekat kearah nya. "Pulang bareng gue ya."

"Nggak!"

"Pleasee kali ini aja."

Clara mendengus, "ngga usah sok baik sama gue, kalau emang jahat ya jahat aja."

"Kenapa lo selalu menjauh dari gue sih."

"Karena gue ngga pernah suka sama lo, pertanyaan sampah lo itu udah terlalu busuk ditelinga gue Yas." Ujar Clara.

"Ra ayo." Clara menoleh saat sumber suara itu sangat terdengar dekat dari tempat nya berdiri.

Dennis menarik tangan Clara, namun dengan cepat Andreas melepaskan cekalan itu. Menghempaskan tangan Dennis dengan sangat kasar, "jangan pernah lo sentuh dia!"

Clara mendongak, menatap mata Andreas tajam. "Apaan sih lo, urus aja deh hidup lo sendiri."

"Jangan mau sama dia Ra!"

"Kenapa? Jangan ngatur gue."

Rahang nya mengeras, Andreas langsung kembali menghantam Dennis. Memukuli perutnya tak henti-henti, Dennis terbatuk. Nafasnya mulai terasa naik turun.

Clara melerai keduanya, mendorong tubuh Andreas membuat lelaki itu terhuyung. "Jangan gila! Lo apa-apaan sih!" Bentak Clara tepat dihadapan Andreas.

"Gue cuma ngga mau lo disakitin sama dia." Ujar Andreas.

"Gue ngga butuh nasehat lo, pergi."

"Nggak sebelum lo pulang sama gue."

Clara menatap lurus pada Andreas, nafas nya terasa tidak teratur menatap lelaki itu. "Pergi Yas, gue ngga mau lebih dalam lagi ribut sama lo. Tinggalin gue disini."

"Ra kenapa sih, dia ngga pernah baik buat lo."

Clara mengangguk, "terserah lo, gue ngga akan pernah perduli sama semua omongan lo."

"Udah lah Yas, jangan pernah memaksa orang untuk mencintai lo. Lo tau kan cinta ngga bisa untuk dipaksa?" Celetuk Dennis dengan alis yang sengaja dimainkan nya.

"Lo diam bangsat! Lo tau bahkan lo sama aja kayak anjing. Jauhin Clara kalau lo cuma mau nyakiti dia, lo kira gue ngga tau maksud dan tujuan lo?!" Bentak Andreas mendorong Dennis, mencekal kerah nya dan menatap tajam dengan rahang yang mengaras pada Dennis.

Bugh. Andreas memukul perut Dennis, kembali membuat Dennis terbatuk dan memegangi perutnya.

Didetik berikutnya Dennis membulatkan matanya saat Clara dengan kencang menampar pipi Andreas keras, semua orang yang melihat itu tidak percaya. Bahkan Clara sepertinya tidak sadar dengan apa yang baru saja dilakukan nya.

"Gue udah cukup sabar sama lo. Sekali lagi ini gue kasih tau sama lo, jauhin gue. Karena gue ngga pernah suka lo ganggu gue!" Kecam Clara, gadis itu menarik Dennis menjauh dari tempat itu.

Dennis berbalik, membalikkan jempol nya kebawah. Hal itu semakin membuat Andreas semakin emosi.

**********

Clara terlihat lelah, gadis itu merebahkan tubuhnya pada kasur empuk kesayangan nya. Berdebat dengan Andreas sepertinya semakin membuat hidupnya tambah parah. Lelah nya seolah tidak pernah berhenti di setiap harinya, masalah nya pun seolah selalu datang tanpa dimintanya.

"Clara makan dulu yuk."

Teriakan itu membuat Clara bangkit, "iya Bun bentar." Clara membereskan dirinya, mengganti seragam nya dengan pakaian yang nyamann dan langsung turun menuruni anak tangga.

Sista, wanita itu sudah berada di meja makan dengan senyuman menyambut Clara yang juga membalas senyuman itu. "Kamu kenapa, kok kayak lesu gitu?"

"Ngga ada Bun, biasa disekolah."

"Ada apa?" Tanya Sista serius, "kamu ngga mau cerita sama Bunda?"

"Ada cowok yang selalu ganggu aku Bun,"

Sista mengerutkan kening nya, "ganggu maksud nya? Dia ngapain kamu?"

"Bunda pikirin ya aku lagi deket sama cowok, tapi dia selalu ngelarang aku untuk deket sama orang itu. Alasannya ini lah itu lah, bilang cowok yang aku deketin ngga baik lah, cuma nyakitin aku lah, bla bla bla bla." Jelas Clara panjang lebar.

"Dia suka kali sama kamu." Ujar Sista.

"Ew," ujar Clara pelan, mengidikkan bahunya seolah tidak suka dengan apa yang dikatakan Sista.

"Kamu ngga coba ngasih dia kesempatan?"

Clara menggeleng cepat, "Bunda ih kenapa jadi seolah dukung dia sih, kan aku ngga suka."

"Ra mungkin dia benar, apa yang udah kamu milikin itu ngga baik untuk kamu. Mungkin memang cowok yang kamu deketin itu ngga baik, maybe?"

Clara menyeringit, "Bunda ngga percaya sama pilihan aku?"

"Bukan gitu Ra, cuma gini ya kamu kan ngga pernah tau apa yang sebenarnya jadi kamu ngga boleh juga dong nyalahin orang lain."

"Terserah Bunda deh." Clara bangkit, meninggalkan meja makan dan berlalu menaiki anak tangga.

************

Jangan lupa vote dan comment ya :)

See you.

(It's Bad Boy) ANDREAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang