[Jangan lupa vote dan comment sebelum dan sesudah membaca]
****************
Setelah berkutik dengan rasa malas nya, kini di dingin nya malam Andreas telah siap dengan kaos putih dan jaket hitam yang melekat di tubuh nya.
Andreas menuruni anak tangga, memaikan kunci motor yang berada di tangan nya. "Andreas, kamu mau kemana malam-malam gini?" Andreas menoleh sekilas, Anita bangkit dari duduk nya. Menatap bertanya pada putranya itu.
Berusaha tidak merespon, Andreas kembali melanjutkan langkah nya. Namun tiba-tiba saja tubuh nya membeku seketika, "hati-hati ya nak, jangan ngebut." Ucap Anita lembut, wanita itu melepaskan tangan nya dari tangan Andreas dan masuk kedalam kamar nya.
Andreas masih saja terdiam, ia berbalik. Menatap kamar Bundanya yang sudah tertutup kembali, lelaki itu membuang nafas berat. Lalu kembali melanjutkan langkah nya.
Dengan motor hitam kesayangan nya itu, Andreas membelah jalanan kota dengan santai. Tidak peduli dengan angin malam, atau apa pun yang di mitos kan. Yang jelas lelaki itu terus menjalankan motor nya hingga tempat tujuan nya.
Andreas melepaskan helm nya, setelah menepikan motor nya kurang lebih dua puluh menit mengendarakan motor. Andreas turun, mata nya menangkap beberapa orang laki-laki yang sedang mengerubungi penjual makanan yang berjejer di sana.
"Mas bayar dulu dong," ucap sang penjual.
Lelaki itu mengempaskan tubuh Bapak penjual itu, "eh lo gak tau kita?" Ucap nya, anggota nya yang lain tampak tertawa bersamaan.
"Gue kasih tau ya, gak ada yang berani sama kita. Dan lo bakal habis kalau minta bayar sama kita, mau lo habis?!" Bentak nya, membuat Bapak tersenyum langsung ketakutan.
Andreas tersenyum kecut, "bocah," desis nya. Andreas mendekat.
"Bayar!" Ucap Andreas dingin.
Semuanya menoleh, mereka langsung membulatkan matanya. "Apa lo bilang tadi? Gak ada yang berani sama lo?" Andreas menggangukkan kepala nya pelan.
"Bayar atau lo yang bakalan habis sama gue!" Bentak Andreas.
Semuanya terdiam, "bayar anjing! Lo pada gak punya telinga?"
Karena tidak ada respon sedikit pun, Andreas menarik orang yang baru saja mengancam sang penjual tadi. "Lo gak tau siapa gue?" Bisik Andreas mematikan.
"Ta-tau, Yas." Ucap nya gugup.
"Bayar, gak?!" Bentak Andreas.
Lelaki itu mengangguk, ia merogoh saku nya dan langsung dibuang begitu saja kepada sang penjual.
Bugh. Andreas menendang perut lelaki itu, membuat nya terjatuh dan terbatuk. "Gak punya sopan santun lo? Ambil, dan kasih baik-baik!" Ucap Andread melipatkan kedua tangan nya.
Cowok itu mengangguk, ia mengambil kembali uang itu. Dan memberikan nya pada bapak penjual itu. "Sekali lagi gue liat kalian berkeliaran disini, bakal habis kalian! Bilang juga sama ketua lo pada, dia bahkan akan gue habisin! Liat aja, karena gue gak bakalan main-main sama omongan gue!" Bentak Andreas berapi-api.
Semuanya pergi, meninggalkan Andreas yang kini menatap mereka tajam.
"Makasih ya Nak," ucap bapak itu.
"Sama-sama Pak," jawab Andreas.
**************
Setelah melakukan perjalanan panjang, Andreas sampai pada tujuan nya. Andreas melepaskan helm nya, turun dari motor dan meraih martabak yang sempat dibelinya tadi.
"Assalamualaikum," ucap Andreas saat berada di depan pintu.
"Iya, Waalaikumsalam." Seorang laki-laki paruh baya keluar dan menghampiri Andreas.
"Mau cari siapa?" Tanya nya.
Andreas terdiam, ia menatap setiap inci wajah lelaki dihadapan nya itu. Mirip Clara, batin nya. Apakah ini adalah Ayah nya? Mungkin.
Andreas tergejolak kaget saat seseorang menepuk pundak nya, "kaku amat lo, itu bokap gue." Ujar Carlo tertawa saat melihat Andreas yang hanya diam.
Andreas tersenyum kaku, menyalami tangan laki-laki paruh baya dihadapan nya. "Malam om," sapa Andreas.
"Temen kamu Car?" Tanya Farhan, Ayah Carlo dan Clara.
"Eh bukan Yah, calon menantu Ayah." Jelas Carlo, kening Farhan pun berkerut.
"Calon?" Ulang Farhan bingung.
"Iya, pacar Clara Yah." Ucap Carlo lagi, hatinya sudah terkikik sedari tadi. Bisa habis dirinya jika Clara mengetahui semua ini. "Yaudah Carlo masuk dulu ya, Yah." Ucap nya.
Farhan mengangguk, ia beralih menatap Andreas. "Duduk," ucap Farhan pada Andreas. Lelaki itu mengangguk.
"Maaf Om, ini ada sedikit makanan." Ujar Andreas memberikan bungkusan yang sudah dibawa nya tadi.
"Makasih," ucap Farhan. "Kamu beneran pacar nya Clara?" Tanya Farhan serius.
Andreas menelan saliva nya kasar, Farhan bahkan menganggap ucapan Carlo serius.
****************
"Ada siapa Car, diluar?" Tanya Sista saat Carlo meletakkan tas nya di sofa ruang tengah.
"Oh itu Bun, Andreas. Pacar Clara," ucap Carlo.
Clara yang mendengar ucapan itu keluar kamar dan menatap tajam abang nya. "Temen Bun!" Ucap Clara menekan kan perkataan nya.
"Loh temen Ra? Tadi aku bilang ke Ayah kalau itu pacar kamu, aku bilang kalau itu calon menantu Ayah. Gimana dong?" Ucap Carlo seolah bersalah telah mengatakan itu.
Mata Clara membulat, "ABANG! BUNDA ITU ANAK NYA BOLEH AKU CINCANG GAK?!" Clara berlari dan memukul keras Carlo. Membuat lelaki itu terus berlindung pada Bundanya.
Sista menggeleng gemas melihat tingkah laku kedua anak nya itu, terlalu menggemaskan -pikirnya.
"Yaudah kamu temuin deh, Ra." Ucap Sista.
"Buatin minum dulu dong Bun, masa pacar nya datang gak dikasi minum." Celetuk Carlo lagi.
"ABANG!" Teriak Clara kesal.
"Kamu keluar aja, Ra. Nanti biar Bunda yang bikinin minuman," Clara benar-benar kesal. Ia melangkah kan kaki nya keluar, menghampiri Ayah nya dan Andreas berada.
"Kamu ada-ada aja Car, suka banget bikin adek nya kesel." Ucap Sista berjalan menuju dapur.
"Lucu Bun soalnya, gemes." Ucap Carlo, membayangkan betapa lucu nya Clara saat di buat kesal oleh nya.
**************
Wah udah main calon menantu segala nih,
Gercep banget emang si abang Carlo :).
KAMU SEDANG MEMBACA
(It's Bad Boy) ANDREAS
Teen Fiction"Gue ngga mau Andreas! lo lelaki tergila yang pernah gue temui, karena sampai kapan pun gue ngga bakal mau sama cowok brengsek kayak lo!" Andreas menyeringai, menatap tajam pada Clara. lelaki itu mendekatkan bibir nya dan mengecup lembut bibir gadi...