21. Satu malam bersama sang bad boy

38 3 0
                                    

[Jangan lupa vote dan comment sebelum dan sesudah membaca]

****************

Clara terus saja menggerutu sendiri, sedari tadi perut nya selalu saja berbunyi tidak karuan. Sejak pulang sekolah tadi, Bunda nya berkata ada urusan dengan teman-teman nya. Membuat ia harus pulang sedikit lebih malam dari biasa nya. Carlo, abang nya itu bahkan tidak merespon pesan yang sudah dikirim kan nya sedari tadi.

Sial, Clara bangkit dari tempat tidur. Menuruni anak tangga dan berhenti diruang tengah, dirumah sendirian dengan tidak ada nya makanan membuat Clara harus banyak bersabar. Clara menatap pada jam dinding yang menunjukkan pukul 8, tidak terlalu malam-Batin nya. Clara lembali masuk kekamar dan mengambil kunci mobilnya.

Setelah mengunci rumah dan lainnya, Clara meninggalkan rumahnya. Membelah jalanan komplek dengan suara mobilnya, tidak terlalu sepi. Namun hanya tersisa beberapa orang yang lalu lalang.

Saat memasuki tempat yang menjual berbagai macam makanan, Clara berhenti pada penjual nasi goreng. Selama ini, tempat itu menjadi tempat favorit bagi Clara. Selain murah disitu juga terkenal enak dan juga banyak. Clara turun, mengusap lengan nya yang terasa dingin. Bodoh, bahkan gadis itu tidak memakai jaket yang membuat dirinya harus menahan dingin nya malam. Ditambah Clara hanya memakai jeans selutut.

"Mang, nasi goreng nya satu." Clara menoleh saat mendengar suara yang bersamaan dengan nya, suara itu terdengar tidak asing di telinga nya.

"Hai," sapa nya, Clara mendengus. Menatap sebal pada lelaki itu.

"Aduh Mas, Neng, nasi goreng nya cuma tinggal satu. Gimana ini?" Ujar sang penjual nasi goreng kepada Clara dan Andreas.

Andreas melirik Clara, "yaudah untuk dia aja Mang," ucap Andreas.

"Ih Mas nya baik pisan, gak papa Mas. Sama pacar sendiri emang harus begitu." Ucap nya lagi.

Andreas tersenyum, "iya Mang, itung-itung persiapan sebelum nikah. Harus berbagi kan ya,"

Mamang penjual nasi goreng terkekeh, ia kembali melanjutkan kergiatan nya.

"Maksud lo apaan, pake bilang persiapan lagi." Kesal Clara.

"Yaelah Ra, kan gue bener. Setidak nya berbuat baik sama calon masa depan," ucap Andreas menaiki sebelah alisnya.

Clara mendelik, menatap sebal pada lelaki itu. Clara menatap seluruh tempat yang ada disana, aura dingin kembali merasuk kedirinya. Sesekali ia mengusap lengan nya untuk memberikan kehangatan.

"Apaan sih," Clara mendelik saar Andreas merangkul dirinya. Membuat tubuh kedua nya sempat bersentuhan.

"Gue udah baik biar lo gak kedinginan aja lo marah, Ra. Heran gue."

"Gak perlu, gue gak butuh!"

Andreas mendengus, ia melepaskan jaket nya. "Nih pake," ujar Andreas.

"Gak, makasih." Tolak Clara.

"Pakai," ucap Andreas kembali.

"Gue gak butuh, gue udah gak dingin juga."

Andreas melirik Clara dari atas hingga bawah, gadis itu hanya memakai celana pendek. "Untuk nutupin aurat," ucap Andreas.

Clara terdiam, ia melirik kaki putih nya yang terbuka. Dengan cepat Clara merebut jaket itu, mengikat nya pada pinggang agar kaki nya sedikit tertutupi. "Nolak tapi mau juga," desis Andreas yang mendapat lirikan tajam dari Clara.

"Kalau gak ikhlas ambil lagi nih, gue gak butuh." Tegas Clara.

"Gak kok sayang, aku bercanda." Andreas memberikan dua jarinya menunjukkan peace.

"Jijik,"

Tidak lama setelah itu nasi goreng yang dipesan oleh Clara datang, "selamat menikmati neng," ucap si Mamang ramah.

"Makasih Mang," ucap Clara tidak kalah ramah.

"Ramah amat, coba aja sama gue langsung kek singa." Ucap Andreas pelan.

"Apa lo bilang?!" Sengit Clara, ia menatap tajam pada Andreas.

Andreas tersenyum sembari menggeleng kan kepala nya.

****************

Andreas masih setia menatap Clara yang sedang menikmati makanan nya, Clara tampak menggemaskan bagi lelaki itu.

"Ngapain lo liatin gue kayak gitu?" Ujar Clara.

"Siapa yang lagi liatin lo, pede banget." Elak Andreas.

"Trus?"

"Orang gue lagi liatin masa depan, cantik banget. Heran gue," Andreas membopong dagunya, kembali menatap Clara dengan intens.

Clara berdecak, "kalau lo masih liatin gue kayak gitu, gue colok nih mata lo pake garpu." Ancam Clara.

Andreas menelan saliva nya kasar, terdengar mengerikan bukan. Lelaki itu menyudai kegiatan nya, "Ra," panggil Andreas pelan.

Clara mendongak, menaiki sebelah alis nya. "Tau ga kenapa gue selalu bertahan untuk berjuang sama lo?" Ucap Andreas serius.

Clara memutar bola matanya malas, "karena lo gak pake otak, udah tau gue risih masih aja deketin."

"Karena lo itu tulang rusuk gue Ra, kalau kata orang tulang rusuk bakalan balik sama pemilik nya. Tulang rusuk gak bisa hidup sendiri, dan gue akan selalu berusaha meyakinkan lo kalau lo emang tulang rusuk gue."

Clara terdiam, matanya menatap dalam pada Andreas yang kini juga menatap nya.

***************

(It's Bad Boy) ANDREAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang