27. Bantuan pertama

27 1 0
                                    

[Jangan lupa vote dan comment sebelum dan sesudah membaca]

****************

Dennis sedari tadi berdiri didepan sekolah Andreas dan Clara, lelaki itu sudah hampir setengah jam berada disana. Namun orang yang ditunggu nya sama sekali tidak kunjung datang.

"Ngapain lo disini?" Tanya Fathur melipatkan tangan nya didepan dada.

Dennis menoleh, menatap Fathur dari atas hingga bawah. "Bukan urusan lo," ucap Dennis dingin.

"Jelas urusan gue, ini sekolah gue. Lo gak berhak macam-macam disini."

Dennis menatap sengit Fathur, "jangan sok jagoan deh lo, mentang-mentang teman nya Andreas trus lo jadi cowok tengil? Gak guna banget." Sengit nya.

"Eh jaga ya mulut lo,"

"Apa?" Dennis menaiki sebelah alisnya, seolah benar-benar menantang lelaki didepan nya itu.

"Gue bisa aja habisin lo disini Dennis,"

"Silakan, gue gak takut sama lo."

Fathur mengepalkan tangan nya kuat, baru saja ia ingin melayangkan pukulan nya Clara langsung menghampiri mereka.

"Fathur stop!" Fathur menghempaskan tangan nya, Andreas datang bersamaan dengan Clara.

"Ra, pulang sekarang yuk?" Ucap Dennis manis.

Sedangkan Fathur seolah mual mendengar bualan manis dari lelaki berjuta muka itu, Clara menoleh sekilas pada Andreas. "Sorry Den, aku gak bisa." Ucap nya.

Kening Dennis berkerur, "kenapa? Kamu ada kerja kelompok? Atau apa?"

Clara menggeleng, "udah lah bro, lo udah ditolak sama Clara. Pulang sendiri aja sana, cuci muka trus tidur yang nyenyak." Ejek Fathur.

"Diem lo!" Kecam Dennis. "Kenapa, Ra?" Tanya Dennis pada Clara.

"Clara pulang bareng gue," Dennis menoleh pada Andreas. Lelaki itu memasukkan kedua tangan nya pada saku celana nya, "bener kata Fathur, lo pulang sana. Cuci muka trus tidur." Jelas nya.

"Ra, gak bener kan? Pulang bareng aku aja Ra."

"Kenapa maksa sih lo?!" Sinis Andreas pada lelaki itu.

"Maaf ya Den, mungkin lain kali kita bareng. Aku pulang sama Andreas hari ini," ucap Clara menjelaskan.

Dennis menatap sengit pada Andreas, sorot kebencian tercipta disana.

Awas aja Yas, lo bakalan mendapatkan hal yang sama dengan yang sebelum nya. Kita tunggu tanggal main nya aja bro, -batin Dennis.

"Yaudah Ra, kalau gitu aku pulang ya." Dennis berjalan menuju mobil nya.

"Cuci muka yang bersih ya anak mama sayang," teriak Fathur yang disambut tawa oleh Andreas.

******************

Andreas memberhentikan motornya disebuah cafe yang terkenal dengan makanan yang disajikan nya. Clara turun, diikuti dengan Andreas yang membuka helm nya.

"Mau ngapain sih, Ra?" Tanya Andreas bingung.

"Bentar, gue mau beli sesuatu untuk nyokap. Tunggu bentar," ucap Clara, ia meninggalkan Andreas yang menunggu di motor nya.

Gadis ity berjalan masuk dan berharap jika apa yang dilakukan nya kali ini benar-benar bisa sedikit membantu hubungan antara Andreas dan juga Anita-Bunda nya.

Setelah selesai, Clara menenteng dua bungkusan yang berisikan makanan yang sama. Andreas menatap bingu mengapa gadis itu membeli dua. "Nih buat nyokap lo," ujar nya.

Kening Andreas berkerut, "katanya buat nyokap lo?"

"Iya," Clara menunjukkan satu plastik pada Andreas, "dan ini buat lo." Ujar nya.

"Gak usah, buat nyokap lo aja." Raut wajah Andreas berubah seketika, seolah tidak suka dengan apa yang dikatakan oleh Clara.

"Loh kenapa? Ambil aja," ucap Clara lagi.

"Gak usah, Ra" Andreas memakai kan helm nya lagi. "Ayo naik." Ucap nya berubah menjadi dingin.

Clara sempat terdiam, benar kata Tante Anita. Andreas seolah anti kepada apa yang berhubungan dengan dirinya. "Gue gak mau tau, lo harus kasih ini sama nyokap lo!"

"Kok lo maksa sih?! Gue gak mau ya gak mau." Nada suara Andreas meninggi, Clara sempat tersentak. Ia kaget saat mengetahui reaksi Andreas.

"Sorry, Ra. Gue gak maksud bentak," Andreas menatap menyesal pada Clara. Lelaki itu memejamkan matanya sebentar, "yaudah nanti gue kasih ke nyokap, dari lo. Makasih." Ujar nya.

Clara tersenyum, rasanya sedikit bahagia melihat apa yang dilakukan oleh lelaki itu.

******************

"Beneran dikasih ya, Yas." Ucap Clara saat turun dari motor Andreas.

Andreas melirik kresek itu sebentar. "Iya," jawab nya pelan. Andreas tidak mengucapkan apa-apa lagi. Ia melajukan motor nya dan meninggalkan rumah Clara.

Rumah benuansa minimalis, menjadi tempat terakhir bagi Andreas. Lelaki itu turun, melepaskan helm nya.

Langkah Andreas terhenti, matanya menatap nanar pada kresek yang baru saja diberikan oleh Clara kepada nya itu. Andreas menarik nafas berat. Kemudian berjalan menuju kamar yang berada tak jauh dari ruang makan.

Tok..tok..

"Andreas? Kamu udah pulang?" Tanya Anita lembut, Andreas tidak menjawab. Ia mengulurkan kresek pemberian Clara tadi kepada Bunda nya.

"Apa ini, Yas?" Tanya Anita bingung.

"Dari temen," jawab Andreas singkat. Lelaki itu tidak menatap Bundanya, entahlah mengapa. Bahkan ia mengalihkan tatapan nya kearah lain.

"Siapa, Yas?" Tanya nya lagi.

Andreas berdecak, "ambil aja." Ketus Andreas.

Anita menatap Andreas sekilas, lalu meraih kresek tersebut. Saat Andreas berbalik, langkah nya kembali terhenti. "Tapi dari siapa, Yas?"

Andreas menatap lurus, "Clara," ucap nya pelan.

******

Andreas menghempaskan tubuh nya kekasur, matanya menerawang pada langit-langit kamar nya.

Ingatan nya tertuju pada percakapan singkat nya dengan Bunda nya tadi, setelah sekian lama Andreas kembali menjawab perkatan Bundanya. Walau hanya bisa dihitung berapa kata lah dirinya hanya menjawab perkataan wanita itu.

"Maaf," lirih Andreas.

*******

Misi Clara berhasil nih, kira-kira langkah apa lagi ya yang bakalan Clara lakuin supaya bisa membuat Andreas dan Bunda nya berbicara atau bahkan baikan?

Sampai ketemu di part selanjutnya.

(It's Bad Boy) ANDREAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang