[Jangan lupa vote dan comment sebelum dan sesudah membaca]
************
"Jadi gimana, Yas?" Tanya lelaki yang kini menghisap rokok nya.
Lelaki dengan sapaan Satya itu menatap sepupu nya dalam, sudah bertahun-tahun semua nya terjadi. Namun Satya masih menemukan luka yang mendalam pada diri Andreas. Bahkan dari matanya saja Satya tidak menemukan titik maaf disana.
"Yas, sulit memang. Tapi lo gak bisa terus-terusan mengatakan kalau ini salah satu orang saja, lo harus bisa berbesar hati bro."
Andreas membenarkan posisi duduk nya, "Bang lo gak berada di posisi gue, lo gak tau gimana rasanya jadi gue."
"Kalau gue gak bisa rasain, gue kagak bakalan ngomong ginian Yas. Gak ada gunanya juga bagi gue." Jelas Satya. "Lo boleh sayang sama Dita, silakan. Bahkan gak ada yang larang, tapi kalau dengan lo sayang sama dia membuat lo berdosa dengan semuanya. Lo harus sadar, kalau apa yang lo lakukan gak bener."
"Gue udah berusaha menerima kenyataan itu Bang, tapi nyatanya apa? Gue gak bisa. Terlalu sakit untuk gue yakini kalau itu lah nyatanya."
Satya berdeham, "gue denger lo lagi deketin temen sekolah lo, Clara?" Ujar Satya mengalihkan pembicaraan sesaat. Andreas mengangguk, "Yas, satu langkah udah berhasil lo lakukan. Langkah selanjutnya adalah lo harus berdamai sama masa lalu lo, Yas. Hidup itu bukan tentang siapa lo di masa lalu, tapi bagaimana lo menempatkan diri lo di masa yang akan datang. Lo harus bisa melupakan masa lalu kalau lo mau bikin masa depan yang jauh lebih baik, karena masa lalu bukan satu halangan untuk lo berkembang. Tapi adalah pedoman untuk lo bisa mengntrol agar yang terjadi di masa lalu tidak akan pernah lagi terjadi di masa depan."
*************
Andreas merentang kan tangan nya, sesekali Andreas menutup mulut nya karena rasa kantuk yang menghampiri dirinya.
Pintu nya terketuk, Andreas menoleh. "Masuk," ucap nya. Setelah nya Fathur dan Ridho masuk dan langsung berhamburan pada kasur king size milik Andreas.
"Ngantuk amat bos," ujar Ridho saat melihat Andreas kembali menguap lebar.
"Lo pada ganggu gue, waktunya gue mau tidur malah datang." Kesal Andreas.
"Jahat lo Yas, mau ngusir kita gitu? Yaudah deh.." Fathur menggantungkan omongan nya, ia bangkit. Andreas menerka jika lelaki itu bakal pulang dan membawa Ridho pergi dari rumah nya. "Yaudah kita mah gak mikirin kan ya Dho, gue pinjam charge handphone lo ya." Ucap nya saat menemukan charge handphone milik Andreas, dan mencolok nya pada stop kontak.
"Ah sial lo!" Andreas melemparkan bantal yang langsung mendarat tepat pada wajah Fathur, bayangan nya salah terhadap kedua manusia itu.
Tawa keduanya pecah, Fathur sadar kalau pastinya Andreas mengira jika ia akan pergi. Namun tidak semudah itu ferguso. "Yas,"
Andreas menoleh, "gak ada makan apa, gue lapar." Ujar Ridho yang diangguki oleh Fathur.
"Liat dibawah sana, kalau gak ada. Berarti orang rumah kagak masak." Ucap Andreas datar, ia kembali memainkan ponsel nya.
Fathur dan Ridho diam, sebelum nya kedua lelaki itu tau kalau hubungan antara Andreas dan Bunda nya tidak baik. Namun keduanya tidak tau alasan dibalik itu, karena bagi mereka tidak sepantas nya untuk mereka tau lebih jauh tentang masalah pribadi Andreas.
"Go-food aja yuk Yas," ajak Ridho.
"Gak ada duit gue, bayar sendiri sih silakan." Ucap Andreas.
Ridho mengerucutkan bibirnya. Andreas menoleh sebentar, karena tidak tega dengan sahabat nya itu Andreas pun membuang nafas berat. "Liat sono di kulkas gue, masih ada makanan itu." Ucap Andreas, dengan cepat kilat keduanya berlari pada kulkas yang berada di kamar Andreas. Ya, Andreaa adalah tipikal orang yang tidak akan keluar kamar jika tidak penting. Maka dari itu ia sengaja meletakkan lemari pendingin itu didalam kamar nya, jadi Andreas hanya keluar kamar saat ingin makan berat saja.
"Ai lop yu Andreas, makin sayang deh gue." Ucap Ridho dan Fathur bersamaan.
*************
Andreas memberhentikan langkah nya menatap sendu pada wanita yang tampak fokus pada laptop dihadapan nya, hati Andreas menghangat seketika.
Maafin Andreas Bun, maaf. Andreas masih belum bisa jujur sama diri Andreas sendiri, Andreas sangat pengecut. Bahkan disaat Andreas kangen sama sosok Bunda aja, logika Adreas terlalu egois.
Bunda jaga kesehatan terus ya, jaga diri baik-baik.
Andreas kembali masuk kekamar nya.
Anita yang mendengar suara pintu langsung menoleh kelantai atas, senyum nya getir saat sadar kalau terlalu berharap jika Andreas akan bisa kembali bisa berbincang walau hanya satu kata dengan dirinya. Terlalu mustahil, pikirnya.
"Selamat malam Andreas," bahkan untuk mengatakan selamat malam saja Anita harus mengatakan nya seorang diri. Ia tidak bisa menahan sakitnya saat nanti Andreas tidak merespon apa yang dikatakan nya. Cukup, rasanya terlalu pedih di relung hatinya.
************
Andreas menghempaskan tubuhnya, memejamkan matanya. Sepertinya Andreas harus bergegas menuju alam mimpi, tubuhnya terasa penat.
Namun Andreas meraih ponsel nya. Mengetikkan sesuatu disana, setelah nya Andreas memejamkan matanya dengan tenang.
Clara yang baru saja selesai membersihkan tubuh nya, mengusap wajah nya dengan handuk kecil. Menatap pantulan dirinya pada kaca dikamar nya. Clara tersenyum tipis.
"Selamat malam dunia." Ucap Clara saat sudah mendaratkan tubuhnya di kasur.
Mata Clara beralih menatap ponsel yang tidak jauh dari dirinya. Clara meraih nya.
Andreas_Alexander: Good night Ra, mimpi yang indah ya :)
Clara menatap nya sebal, melemparkan ponsel nya jauh-jauh. "Tapi gak akan indah setelah membaca pesan dari lo Andreas." Kesal nya.
**************
Kasih masukan nya ya, karena itu akan sangat membantu untuk aku kedepan nya.
Sama aku juga mau kasih tau, kalau aku bakalan up setiap hari senin dan kamis ya :)
Jadi ditunggu, jangan sampai ketinggalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(It's Bad Boy) ANDREAS
Ficção Adolescente"Gue ngga mau Andreas! lo lelaki tergila yang pernah gue temui, karena sampai kapan pun gue ngga bakal mau sama cowok brengsek kayak lo!" Andreas menyeringai, menatap tajam pada Clara. lelaki itu mendekatkan bibir nya dan mengecup lembut bibir gadi...