29. si 'dia' merasa bersalah

27 2 0
                                    

[Jangan lupa vote dan comment sebelum dan sesudah]

**************

Clara menghentakkan kaki nya kesal, pasti saja Ayah nya bakalan berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya dan Andreas karena kelakuan abang nya itu.

Clara berhenti tiba-tiba, suara tawa antara Ayah nya dengan Andreas benar-benar mengalir begitu aja. Entah mengapa rasanya aneh bagi Clara, gadis itu jarang melihat Ayah nya bisa mengalir dengan teman cowok nya. Bahkan karena itulah Clara jarang membawa teman cowok nya kerumah, Clara hanya takut jika cowok itu akan tidak mau lagi berteman dengan nya setelah berhadapan dengan Ayah nya. Tidak, itu terlalu berlebihan.

Tapi jujur, Clara tidak sengaja menarik ujung bibir nya. Sista yang melihat putrinya itu langsung menyipitkan matanya heran. "Kenapa kamu, Ra?" Tanta nya bingung.

"Eh, Bunda." Clara menggaruk tengkuk nya.

"Kamu kenapa disini? Ayah kan diluar," ucap Sista.

"Bunda duluan aja deh yang keluar,"

Kening Sista berkerut, "kenapa? Kamu takut?"

Clara menggeleng cepat, lalu mau tidak mau ia keluar lebih dulu dan diikuti oleh Sista dibelakang nya.

"Jadi sekarang tinggal dimana Andreas?" Tanya Farhan-Ayah Clara pada Andreas.

"Sekarang masih di Arlago Om," ucap nya.

Farhan tampak berpikir, "yang daerah sebelah kiri sekolah Trisakti itu ya?" Tebak Farhan, Andreas menganngguk.

"Loh blok berapa? Kemarin Om baru beli rumah didekat sana loh, iya kan Mas." Ujar Sista meletakkan dua minuman dimeja.

"Saya blok 3 Tante, kalau boleh tau Om ambil rumah di blok berapa?" Tanya Andreas.

"4 Yas, bersebelahan kok." Ujar nya.

Andreas tersenyum, sedangkan Clara hanya terdiam. Bahkan kini ia terasa sangat canggung berada diantara beberapa orang itu. "Diminum Andreas," titah Sista.

"Makasih Tante, gak usah repot-repot." Ucap Andreas.

"Gak usah repot-repot, tapi nanti diminum juga." Clara mengucapkan nya pelan, namun berhasil membuat ketiga orang itu menoleh pada Clara. Farhan menatap putri nya itu heran.

"Kamu kenapa?" Tanya Farhan.

Clara tergelonjak, "eh gak papa Yah," Clara menepuk pelan kening nya.

"Yuk Mas masuk, kan Clara nya juga udah ada disini." Ajak Sista pada Farhan.

"Eh Ayah, Bunda jangan masuk dong." Tahan Clara.

"Udah ya Andreas, Om masuk dulu." Farhan masuk diikuti Sista, seolah tidak mendengar ucapan Clara.

Clara berdeham, gadis dengan hoodie hitam dan celana jeans pendek itu melipatkan tangan nya didepan dada. "Jadi, maksud lo apa datang kesini?" Tanya Clara langsung.

"Gak ada sih," jawab Andreas, lelaki itu menatap lurus kedepan.

"Jangan pikir setelah gue ngajak lo pergi bareng tadi, lo pikir kalau gue suka sama lo."

"Emang nya enggak?" Tanya Andreas.

"Ya enggak lah, lo bukan tipe gue!" Elah Clara.

"Yaudah deh," Andreas bangkit, sedangkan mata Clara mengikuti pergerakan lelaki itu.

"Mau kemana lo?" Tanya nya.

"Pulang lah, ngapain gue disini kalau orang nya aja gak mengharapkan gue ada disini."

"Mana Ayah sama Bunda lo, gue mau pamit." Ucap Andreas lagi, "oh gak usah, nanti sampein aja salam gue. Bilang gue pamit dulu, karena tidak diterima baik sama anak nya." Kesal Andreas.

Andreas melangkah menuju motornya, "lo marah, Yas?" Tanya Clara pelan.

Andreas mengenakan helm nya. Menghidupkan motor nya dan meninggalkan rumah Clara begitu saja.

Clara terdiam, mengapa hatinya seolah sedih. Bahkan merasa tidak enak telah melakukan itu pada Andreas.

"Hai...

"Loh Andreas mana?" Tanya Carlo saat melihat tidak ada siapa-siapa selain Clara disana.

Clara diam, raut wajah nya masih terlihat merasa bersalah. "Kamu kenapa?" Tanya Carlo pada Clara.

Gadis itu tidak menjawab, ia berlari masuk dan langsung naik kekamar nya. Dan tidak lupa menguncinya.

Clara memegangi besi yang melindungi jendela nya, gadis itu menatap lurus pada langit yang dipenuhi oleh bintang beserta bulan.

"Jangan pikir kalau gue ngajak lo pergi bareng tadi pagi, lo malah berpikir kalau gue suka sama lo."

"Emang nya enggak?"

"Ya enggak lah, lo bukan tipe gue kali!"

"Mau pulang lah, ngapain gue disini kalau orang nya aja gak mengharapkan gue ada disini."

Clara masih diam, setelah nya gadis itu mencari keberadaan ponsel nya. Clara mengetikkan sesuatu disana.

***************

"Hallo, ini siapa?"

"Clara ini Tante, Bunda nya Andreas."

Kening Clara berkerut, mengapa Bunda nya Andreas menghubungi nya malam-malam? "Oh iya Tante, kenapa?"

"Clara, Andreas lagi sama kamu gak? Soalnya tadi dia keluar, Tante pikit dia mau ketemu sama kamu. Tapi sampai sekarang belum pulang juga."

"Tadi emang bener Tan, Andreas kerumah aku. Tapi udah balik dari satu jam yang lalu." Jelas Clara. Clara mendengar suara kekhawatiran daru seberang sana. Clara yakin pasti Bunda nya Andreas sangat khawatir dengan lelaki itu.

"Tante Clara bakalan cari Andreas kok, Tante tenang aja ya." Ucap Clara, ia mematikan sambungan telfon itu. Ia tidak mau membuat Bunda Andreas semakin khawatir dibuat nya.

Clara mengetikkan sesuatu di ponsel nya, gadis itu seketika menjadi khawatir dengan lelaki itu. Clara benar-benar menunggu balasan dari orang yang baru saja dikirimkan pesan.

"Tunggu, gue otw Ra."

***************

Wah Andreas kemana nih?
Kayak nya anak nya emang gitu ya, suka banget bikin orang khawatir.

(It's Bad Boy) ANDREAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang