18. Bersama sang bad boy ditengah hujan

63 5 0
                                    

[Jangan lupa vote dan comment sebelum dan sesudah membaca]

**************

Clara sesekali membenarkan letak helm dikepala nya, helm itu terasa sangat besar untuk kepala nya yang kecil. Dingin nya hujan menjadi teman bagi Clara di sore itu.

Andreas melirik Clara dari spion motor nya, gadis itu hanya diam menatap kesamping. Bahkan saking asik melihat Clara Andreas tidak melihat jika didepan nya adalah persimpangan. Untung saja lelaki itu dengan cepat menggapai rem. Membuat motor nya berhenti secara mendadak.

Andreas bernafas lega, namun tubuhnya membeku seketika saat sadar jika tangan Clara melinggar di tubuhnya. Andreas menoleh kebelakang, bahkan gadis itu terlelap sendirinya. Andreas tersenyum. Tangan nya mengusap tangan Clara yang sangat putih itu.

"Bahkan disaat lo membenci gue, gue gak sanggup untuk menjauh dari lo Ra."

***************

Andreas mengusap wajah Clara, menyisipkan rambut nya kebelakang telinga. Membuat Clara terbangun dari tidur nya. "Kita dimana?" Tanya nya sambil mengerjapkan matanya. Melirik sekitar nya.

"Tadi gue berhenti dulu, lo ketiduran gitu aja. Gue gak mau ambil resiko sama lo."

"Yaudah yuk pulang," Clara bangkit, bahkan tubuhnya sudah basah kuyup. Mata Clara menembus tubuh Andreas yang terlihat sangat indah. Tubuh tegap nya benar-benar tercetak ditambah lagi Andreas tidak mengenakan jaket.

Andreas mengenakan helm nya pada Clara, kini keduanya kembali menempuh hujan yang semakin deras. Andreas membawa motor dengan kecepatan sedikit hati-hati.

Motor Andreas berhenti, Clara pun turun. Melepaskan helm dari kepala nya dan memberi kan nya pada lelaki itu. "Makasih." Ucap Clara pelan.

Andreas mengangguk, mengenakan helm nya dan langsung meninggalkan Clara. Setelah Andreas menjauh Clara pun masuk kedalam rumah nya.

"Pulang sama siapa Ra?" Tanya Sista khawatir.

"Sama, ada tadi Bun. Abang sih katanya jemput tapi gak ngangkat telfon aku." Kesal Clara.

"Abang lagi ada urusan sama dosen Ra, jadi gak bisa angkat telfon kamu." Ucap Sista, matanya beralih pada jaket yang dikenakan oleh Clara. "Ini jaket siapa?" Tanya Sista penasaran.

Clara menatap jaket yang masih dikenakan nya, gadis itu menepuk pelan kening nya. "Bun Clara ke kamar dulu ya, mau ganti baju." Clara masuk ke dalam rumah nya. Menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar nya.

Berbeda dengan Andreas, lelaki itu kini sedang membasuh wajah nya dengan air kran yang nengalir. Mengeringkan nya dengan handuk kecil seraya tersenyum tipis pada pantulan kaca dihadapan nya.

Kejadian beberapa jam tadi maaih menjadi hal terindah bagi Andreas, bahkan ia sama sekali tidak bisa membayangkan betapa senang nya ke mustahilan itu bisa terjadi.

Andreas melirik jam dinding yang terpasang di kamar nya, sudah menunjukkan pukul 8. Andreas meninggalkan kamar mandi, meraih ponsel nya dan membaca satu pesan yang baru saja masuk.

Clara_Nasution: Jaket lo di gue,
                Besok gue kasih.

Andreas tersenyum, bahkan ia tidak terpikir bagaimana Clara bisa menerima jaket nya cuma-cuma tadi.

Tok..tok...

Andreas mengalihkan pandangan nya, menatap pada pintu yang menampilkan Satya disana. "Apaan?" Tanya Andreas datar.

"Makan, lo belum makan dari tadi sore. Jangan sok kuat lo, gengsi aja di gedein." Kesal Satya.

"Gak makasih, lo aja sana makan. Gue lagi gak nafsu." Ucap Andreas kembali memainkan ponsel nya.

"Setidak nya lo hargai Yas, lo gak tau kan gimana susah nya nyokap lo siapi semua nya? Bahkan apa lo sampai mikir gimana sakit nya dia kalau lo aja bahkan gak bisa menghargai apa yang dilakukan nya." Jelas Satya.

Andreas diam, matanya menatap tajam Satya. "Kalau lo mau makan, makan aja. Gue bilang enggak, jangan paksa gue!"

Satya menghela nafas nya, ia menutup kembali pintu kamar nya. Menuruni anak tangga dan menghampiri Anita yang berada di meja makan.

"Gimana, Sat? Andreas gak mau ya?" Ucap Anita yang diakhiri kekehan, seharusnya Anita sadar kalau Andreas tidak akan pernah mau melakukan hal yang berhubungan dengan dirinya.

"Tante..

"Gak papa kok Sat, kamu makan aja. Tante yang lupa bahkan Andreas gak akan pernah mau, Sat." Lirih Anita.

Wanita itu menyendoki nasi dan lauk untuk Satya, kemudian mengambil pula untuk dirinya. Satya yang melihat itu serasa hatinya teriris. Satya memang bukan anak kandung dari Anita, namun Satya paham bagaimana permasalahan antara Anita dan juga Andreas.

"Tante yang sabar ya, Andreas bakalan berubah kok." Ucap Satya.

"Iya, mungkin setelah Tante tiada kali ya Sat."

Mata Satya membulat, "Tante ngomong apa sih, gak gitu Tan."

"Yaudah kamu makan aja ya," Anita menyendoki perlahan makanan yang sudah diambil nya, bahkan makanan itu terasa hambar saat memasuki mulut nya.

*************

Sedari tadi Clara tidak henti-hentinya menguap, sepertinya matanya benar-benar tidak bisa berbohong kalau dirinya benar-benar sudah harus berlabuh ke dunia mimpi kali ini. Namun entah kenapa Clara tidak mau memejamkan matanya.

"Ra, udah tidur?" Suara yang berasal dari luar itu membuat Clara menoleh, ia mengetahui suara itu. Carlo-itu adalah suara abang nya.

"Belum, kenapa?" Balas Clara dengan nada sedikit keras. 

Tidak ada jawaban, tak lama sesudah nya Carlo masuk dan duduk di sebelah Clara. Clara masih setia menatap nya. "Maaf ya tadi abang gak sempet jemput," sesal Carlo, tadi saat Carlo ingin menuju sekolah Clara. Dosen nya memberitahu untuk menemui dirinya entah untuk maksud dan tujuan apa.

"Iya gak papa bang," jawab Clara.

"Tadi pulang sama siapa?" Tanya Carlo.

Clara diam, tidak mau menjawab. "Ra?" Sapaan itu membuat Clara harus kembali menoleh pada abang nya.

"Pulang sama siapa?" Tanya Carlo lagi.

"Sama temen,"

Carlo menaiki sebelah alis nya, "siapa?" Tanya Carlo masih penasaran.

"Temen bang,"

"Iya temen nya, siapa?"

"Andreas,"

***************

Ada yang gemes gak nih sama Andreas, Clara?

(It's Bad Boy) ANDREAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang