[Jangan lupa vote dan comment sebelum dan sesudah membaca]
**************
Setelah mendapatkan telfon jika orang yang dimaksud Clara sampai didepan rumah nya, Clara dengan hati-hati meminta izin kepada Carlo. Catat, hanya kepada Carlo. Karena sudah pasti ia akan dimarahi habis-habisan jika ketahuan keluar malam oleh Ayah dan juga Bunda nya.
"Jadi kita kemana nih Thur?" Tanya Clara panik, Fathur masih mencoba menghubungi orang-orang nya. Menanyakan dimanakah keberadaan Andreas.
Berhubung Fathur membawa mobil membuat mereka sedikit aman karena Fathur hanya memegang kemudi dengan satu tangan. "Sabar Ra, lagian kenapa sih tuh anak?"
"Ih gak tau, tadi itu dia kerumah gue. Trus tiba-tiba dia kek marah gitu, masa digituin aja marah sih." Kesal Clara.
Fathur melirik sekilas Clara, "lo kenapa malah khawatir sih?" Tanya Fathur.
Ya khawatir lah.
"Bukan khawatir Thur, tapi... lo tau kan Bunda nya aja udah khawatir gitu, masa gue lepas tangan. Padahal kan dia habis main dirumah gue," jelas Clara.
"Yaudah lo tenang aja."
*****************
"Jadi gimana?" Tanya Fathur, lelaki itu memilih menepikan mobil nya dahulu.
"...."
"Pasti kan ya?"
"...."
"Sip, makasih banyak Fer. Gue otw deh, makasih infonya."
Fathur mematikan ponsel nya, "gimana Thur?" Tanya Clara.
"Gue udah tau," jawab Fathur, lelaki itu menyalakan kembali mobil nya dan langsung menginjak pedal gas dan menuju tempat yang dimaksud nya.
Mata Clara menatap bingung, dan bergidik saat memperhatikan sekitar nya. Clara melirik Fathur yang kini berada disebelah nya. "Thur beneran disini?" Tanya Clara sedikit takut.
Fathur mengangguk, "lo tenang aja, aman kok. Ada gue, lagian ini punya dia kok."
Mata Clara membulat, seolah tidak percaya dengan maksud ucapan Fathur. "Maksud nya? Lo boong ya?"
Fathur menggeleng, "beneran Ra, liat aja tuh nama nya." Fathur menunjuk palang yang bertulis kan alex's bar.
"Dia sengaja ngambil nama tengah nya biar orang-orang pada gak curiga Ra, dan lo harus tau kalau ini aja nyokap nya gak tau." Ucap Fathur menjelaskan.
"Hah seriusan?"
"Iya, yaudah yuk cerita nya lain kali aja. Kita masuk aja,"
Fathur menoleh kebelakang saat Clara berhenti ditempatnya, "ayo Ra," ajak Fathur.
"Udah gak papa," seolah mengerti apa dirasakan oleh Clara Fathur menarik gadis itu untuk masuk dan mencari keberadaan Andreas.
***************
Setelah menenukan keberadaan Andreas, Fathur membawa Andreas menuju apartemen nya. Tidak sebodoh itu lelaki itu membawa nya kerumah, sudah pasti dirinya lah yang akan diamuk oleh Ayah nya jika ketahuan.
"Emang terlalu bodoh dia, idup udah enak. Malah mau terjun lagi," cecar Fero sambil mengunyah permen karet yang sedari tadi tidak dibuang nya.
"Rindu kali dia," ucap Fathur. Lelaki itu melirik Clara, gadis itu bahkan hanya terdiam. Seolah bingung harus berbuat apa.
"Ra, lo mau balik? Gue antar yuk," ujar Fathur.
"Tapi Andreas?"
Fathur tersenyum, "aman kok, nanti biar gue atau Fero yang bilang sama Tante Anita." Ucap nya.
"Yaudah deh." Clara pasrah, ia bangkit.
"Gue ngantar Clara dulu Fer, lo nitip sesuatu gak?" Tanya Fathur yang dibalas gelengan oleh Fero.
Sepanjang pernalan menuju rumah Clara, keduanya sama-sama diam. Bahkan Clara hanya menundukkan kepalanya, rasanya gadis itu baru saja memasuki dunia baru dalam perjalan hidup nya.
"Ra, jangan pernah kaaih tau siapa pun ya tentang ini." Ucap Fathur.
"Gue gak mau orang-orang bakal menilai Andreas lebih buruk lagi, dan dia bakalan lebih marah kalau mengetahui ada orang yang membocorkan masalah nya."
"Iya," jawab Clara singkat.
Setelah dua puluh menit perjalanan, Fathur sampai didepan rumah Clara. Gadis itu turun, "gue pamit ya Ra," ujar nya.
Clara mengangguk, "hati-hati ya Thur, makasih juga." Clara masuk kedalam rumah nya, berhati-hatu agar Ayah dan Bunda nya tidak tahu.
Fathur hanya mengehela nafas nya dalam, "semakin hari lo sedikit demi sedikit bakal tau Ra, tentang Andreas. Gue harap setelah lo memiliki rasa sama Andreas, dan lo mengetahui semuanya. Gue harap lo gak bakalan tinggalin Andreas, gue gak mau liat dia rapuh lagi..."
"Untuk kedua kalinya," Fathur benar-benar hanya ingin melihat Andreas terbebas dari masa lalunya, namun tidak dengan tertipu oleh masa depan nya. Bagu Fathur, Andreas hanya cukup menjalani. Dan menikmatinya, tidak berharap lebih seolah mengetahui apa yang akan terjadi nantinya.
**************
Sudah semakin terbuka nih guys, jangan lupa tinggalkan comment kalian ya :).
KAMU SEDANG MEMBACA
(It's Bad Boy) ANDREAS
Fiksi Remaja"Gue ngga mau Andreas! lo lelaki tergila yang pernah gue temui, karena sampai kapan pun gue ngga bakal mau sama cowok brengsek kayak lo!" Andreas menyeringai, menatap tajam pada Clara. lelaki itu mendekatkan bibir nya dan mengecup lembut bibir gadi...