Bab 10

6.7K 392 29
                                    

Setelah selama 10 hari berada di rumah sakit, akhirnya hari ini Prilly diperbolehkan pulang dengan catatan  tidak terlalu banyak beraktifitas harus lebih mengutamakan istirahat.

"Sini aku bantu." Ali ingin membantu Prilly yang ingin turun dari ranjang.

"Mamah bantu Prilly dong." Prilly tidak memperdulikan Ali, malah ia meminta bantuan kepada mertuanya.

"iya sini biar mamah aja yang bantu." Mamah Resti langsung membantu Prilly turun dari ranjang, dan menuntun Prilly untuk duduk di kursi roda.

"Biar Ali aja mah yang bantu dorong kursinya." Ucap Ali,

"Gak perlu, aku bisa sendiri kok." Prilly menolak keras apapun bentuk perhatian dari Ali. Mamah Resti hanya menghela nafas.

"Udah biar mamah aja, kamu bawakan aja tuh tas-tasnya." Ucap Mamah Resti, mau tidak maupun Ali hanya menuruti. Sudah seminggu lebih Prilly bersikap dingin kepada Ali. Berbicara jika itu hal penting atau memang sangat perlu selebihnya suasana antara mereka akan canggung.

♥♥♥

"Mamah tinggal gak apa-apa kan Pril? Soalnya masih ada jadwal syuting." Ucap Mamah Resti.

"enggak apa-apa kok mah." Sahut Prilly.

"Yaudah baik-baik di rumah ya, mamah tinggal dulu." Ucap Mamah Resti kemudian mengecup kening menantunnya kesayangannya itu.

"Li jangan lupa jadwal makan dan minum obat untuk Prilly." Ucap Mamah Resti.

"Iya mah, pasti kok." Sahut Ali kemudian menyalimi tangan Mamah Resti.

"Kita ke kamar aja yuk, kamu masih butuh waktu istirahat." Ali kemudian mendorong kursi roda yang di duduki Prilly menuju kamar. Prilly tidak menyahut apa-apa.

"Aku mau muntah." Ucap Prilly ketika baru sampai di kamar.

"Huek huekk." Prilly sudah tidak bisa menahan gejolak di dalam perutnya, belum sempat Ali mengambilkan wadah untuknya, Prilly lebih dahulu mengeluarkan isi perutnya dan mengenai baju Ali karena posisi Ali saat itu di depan kursi roda Prilly.

"sudah gapapa terlanjur, teruskan aja." Ucap Ali kemudian malah memijat pundak Prilly.

"Udah?" tanya Ali, Prilly hanya mengangguk.

"ganti baju kamu dulu, kotor tuh kena muntahan." Ucap Ali yang lebih mementingkan Prilly, padahal Ali juga bajunya lebih banyak. Ali langsung mengambilkan baju dari dalam almari untuk Prilly.

"Sini aku bantu ke ranjang." Ali menuntun Prilly untuk duduk di tepian ranjang, lalu juga membantu Prilly untuk mengganti baju. Setelah membantu Prilly berganti pakaian, barulah Ali mengganti bajunya bahkan Ali juga mengepel bekas muntahan Prilly tanpa meminta bantuan pembantu.

"Terimakasih." meskipun Prilly merasa kecewa maupun marah kepada Ali, Prilly tidak melupakan jika dirinya harus selalu berterimakasih kepada siapapun jika sudah dibantu.

Prilly merebahkan tubuhnya di ranjang lalu memilih memejamkan matanya karena tubuhnya masih lemas pasca dirawat.

♥♥♥

"Pangeran lo di mana?" Prilly menelpon adik laki-laki satu-satunya.

"gua lagi di rumah teman kak, kenapa?"

Pernikahan Perjanjian (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang