Saat malam hari Ali memasuki rumahnya bersama Prilly, Ali langsung disambut pembantunya. Pembantu Ali langsung membawakan tas pakain kotor milik Ali. Ali mengerinyitkan alisnya bingung karena tumben Prilly tidak menyambutnya pulang saat jatah libur tiba.
Ali langsung melangkahkan ke kamarnya, di lihatnya saat di kamar Prilly duduk di tepi ranjang membelakangi posisi Ali yang masih di ambang pintu. Ali pun mendekati Prilly. Memeluk Prilly dari samping. Saat Ali memeluk Prilly, Ali baru tersadar istrinya sedang menangis.
"sayang kenapa kamu nangis?" tanya Ali risau karena ia tidak tahu alasan mengapa istrinya menangis. Ali merapikan rambut Prilly yang terkesan berantakan. Ali merapikan rambut Prilly, Ali menghapus air mata Prilly yang masih menetes di pipi Prilly, namun Prilly tetap menangis sambil memeluk Ali.
"kamu kenapa nangis, karena aku?" tanya Ali kepada Prilly, Prilly menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya.
"mereka jahat mas," ucap Prilly masih dengan isak tangisnya, Ali membalas pelukan Prilly sambil mengusap punggung Prilly.
"siapa sayang, ada yang jahatin kamu, siapa orangnya aku mau tahu," tanya Ali sambil tetap berusaha menenangkan Prilly agar tidak menangis lagi.
"itu mas para haters jahat banget, emang aku salah apa sih. Aku di bilang nikah sama kamu cuma karena pengen harta kamu, dikatain pernikahan kita settingan lah, aku di hina jelek dan gendut mas, yang paling bikin sakit hati itu masih banyak yang banding-bandingin aku sama cewek-cewek yang pernah dekat sama kamu." terang Prilly. Ali mendengus kesal ulah haters kali ini tidak bisa Ali biarkan karena sudah membuat Prilly menangis. Ali takut Prilly jadi stres akibat lontaran hinaan dari para haters.
"yaudah kita ambil jalur hukum aja ya sayang, ini namanya pelanggaran hak asasi manusia," balas Ali.
"sudah berhenti nangis ya, kasihan dedeknya kalau kamu stres cuma karena jempol julid netizen," kata Ali sambil melepaskan pelukannya pada Prilly kemudian mengelus perur buncit Prilly dengan lembut.
"tapi mereka keterlaluan mas, sakit banget hati aku dikatain macam-macam," tutur Prilly.
"iya aku tahu kok, aku pastikan setelah ini mereka kapok ya, besok aku mau ke pengadilan," tegas Ali. Prinsip hidup Ali tidak mengapa ia diusik tapi jangan orang terkasihnya terutama istrinya yang sedang hamil. Ali tidak mau istrinya kenapa-kenapa gara-gara ulah netizen julit.
"Aduh mas, kenapa perut aku sakit banget, ya Allah mas kayaknya kontraksi gitu, perut aku kram banget." ringis Prilly sambil memegang perutnya yang sangat sakit. Ali langsung panik dan bercucuran keringat panas dingin.
Ali dengan sigap membawa Prilly ke dalam gendongnya tidak ada tujuan lain selain rumah sakit.
"Mas perut aku kram banget," bukan ringisan atau teriakan kesakitan lagi, tapi Prilly menangis.
"iya sayang, kita ke rumah sakit sekarang ya," ucap Ali sambil menggedong Prilly menuju halaman rumahnya.
"Pak bukakan pintunya," Ali berteriak kepada supir untuk membukakan pintu mobil. Ali langsung masuk ke dalam mobil setelah Prilly ia sandarkan pada headrest yang sudah dimundurkan ke belakang, sehingga jok mobil bisa di pakai untuk rebahan.
"Ke rumah sakit Syifa Medika sekarang pak," Ali menyebutkan nama rumah sakit terdekat di kawasan komplek rumahnya.
"siap den," sahut sang supir langsung melajukan mobilnya membelah jalan raya.
"Mas tolong mas perut aku sakit, hiks-hiks." Prilly tersedu-sedu sambil memegangi perut bawahnya.
"iya sayang mas tahu kamu kesakitan, tapi mas enggak bisa berbuat banyak," ucap Ali sambil menyadarkan kepala Prilly di dada bidangnya, sedangkan Prilly menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri menahan rasa sakitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Perjanjian (ON GOING)
FanfictionMenikah agar sama-sama naik daun di dalamnya penuh kepalsuan dan gimik semata. Sama-sama tidak saling cinta namun berani melangkah kejenjang pernikahan dengan membangun ikatan suci. Hanya karena nama mereka berdua selalu diperbincangkan menjadi pasa...