Hari ini Ali berada di rumahnya bersama Marinka. Ali duduk di ruang tamu dengan sikap bengong. Entah apa yang menjadi pikiran Ali.
"Li, kamu mau minum apa biar aku bikinkan." Marinka menghampiri Ali yang sedang melamun, tentu saja Ali langsung tersentak.
"Enggak perlu, aku lagi enggak butuh minum kok." sahut Ali.
"Marinka," Ali memanggil. Marinka yang semula ingin pergi dari ruangan itu sontak menghentikan langkahnya.
"Kenapa Li?" tanya Marinka.
"Maaf aku sudah buat keputusan tentang pernikahan kita." Ucap Ali agak berat, bahkan Ali menghela nafas.
"Apapun keputusannya aku terima li, karena mungkin sudah takdirnya begitu." sahut Marinka.
"Maaf kalau selama satu tahun ini aku tidak seperti suami yang kamu mau. Kamu tahukan kita menikah juga di atas hitam putih." Ali berucap dengan nada serius. Sedangkan Marinka hanya mengangguki.
"Iya li aku paham." jawab Marinka.
"untuk itu aku ingin kita berpisah." Ucap Ali meskipun ia berat mengatakan itu. Bagaimanapun Marinka adalah sosok yang sudah menemaninya selama satu tahun belakangan. Marinka yang sudah yakin jika Ali pasti mengambil keputusan itu hanya berlapang dada menerimanya.
"Silakan li, talak aku sekarang juga."
"Mulai detik ini, saya talak kamu, saya talak kamu, saya talak kamu." Ucap Ali mengucapkan talak sebanyak tiga kali yang jatuhnya talak tiga. Itu artinya sangat kecil kemungkinan mereka akan rujuk kembali.
Marinka yang sudah lebih dulu menyiapkan benteng pertahanan namun akhirnya tak kuasa juga menahan, air matanya tetap turun meski sudah ia tahan sekuatnya.
"Maaf, maaf dan sekali lagi maaf. Tapi aku rasa percuma kalau kita menikah tidak ada dasar cinta." Ali memeluk Marinka yang bergetar dan terisak.
"Gapapa li, semoga kamu bahagia terus dengan Prilly dan anak kalian." Marinka perlahan-lahan bisa mengontrol emosinya kemudian melepaskan pelukan dari Ali.
"Tapi kamu tetap mau kan berteman dengan aku?" tanya Marinka.
"Pasti dong, kamu aku anggap adik. Aku akan selalu doakan kamu biar dapat laki-laki yang bisa menerima kamu apa adanya." Ucap Ali
"Aamiin li," Marinka tersenyum di balik air matanya yang berderai membasahi pipinya. Berakhir sudah rumah tangganya bersama Ali. Marinka tidak bisa menyalahkan Ali, karena pada dasarnya dulu Ali mau menikahi Marinka hanya karena ingin membantu Marinka agar kehidupannya jauh lebih baik, dan karena waktu itu juga dalam masa kesulitan dan ternyata tuhan mengirimkan Ali sebagai penolongnya. Dan sekarang mungkin sekarang Ali memang sudah bukan jodohnya lagi. Marinka berharap semoga akan ada laki-laki yang lebih baik mau menerimanya.
♥♥♥
Setelah perpisahannya bersama Marinka tadi, Ali langsung pergi meninggalkan Marinka. Kini Marinka bukan lagi muhrimnya. Saatnya sekarang Ali kembali memperjuangkan cinta pertamanya, cinta sejatinya apapun hasil akhirnya pasti itu yang terbaik.
"Prilly kamu di mana?" Ali baru saja menginjakkan kakinya di rumah yang ia diami bersama Prilly. Namun Ali tidak ada melihat Prilly di kamar, ataupun ruang tengah. Tempat terakhir yang belum Ali datangin adalah kolam yang berada di taman belakang rumah. Ali pun melangkahkan kakinya menuju beranda belakang rumah.
Benar saja sekarang Prilly sedang duduk di pinggiran kolam dengan mengenakan baju renang yang di rancang khusus untuk ibu hamil. Namun sepertinya Prilly belum menyeburkan dirinya ke kolam, karena baju yang ia pakai masih kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Perjanjian (ON GOING)
FanfictionMenikah agar sama-sama naik daun di dalamnya penuh kepalsuan dan gimik semata. Sama-sama tidak saling cinta namun berani melangkah kejenjang pernikahan dengan membangun ikatan suci. Hanya karena nama mereka berdua selalu diperbincangkan menjadi pasa...