Sudah seminggu berlalu sejak pertemuan pertama antara Zayan dan Ayla terjadi. Tapi entah mengapa, sampai detik ini Zayan belum bisa melupakan sosok gadis itu.
Memang, bukan hal yang mustahil baginya untuk tidak melupakan gadis tersebut, pasalnya dirinya sendiri adalah seorang pemilik ingatan fotografis.
Mau otak Zayan jungkir balik seperti apapun untuk melupakannya, dia tetap tidak akan bisa lupa tentang gadis itu.
Dari cara gadis itu melotot, cara bertutur katanya hingga ekspresi di wajahnya, sudah langsung tercapture di ingatan Zayan.
Sampai saat ini pun bagi Zayan sentuhannya masih terasa sangat nyata, saat tangannya mencekal pergelangan tangan gadis itu.
Pergelangan tangan yang mungil sangat pas untuknya, bahkan Zayan merasa jejaknya tak mau pergi dari telapak tangannya.
Terlintas di pikiran Zayan bahwa untuk pertama kalinya dalam hidup, ia merasa sangat beruntung memiliki daya ingat fotografis.
Tok.Tok.Tok
Suara pintu diketuk, membuyarkan lamunan Zayan tentang gadis yang selama seminggu ini memenuhi isi kepalanya.
"Masuk! oh hai sekretaris Jo"
Seorang pria berkaca mata dengan rambut sebahu, tersenyum manis saat ia membuka pintu ruang kerja Zayan.
Pria muda yang disapa dengan sebutan sekretaris Jo, memasuki ruang kerja Zayan dengan membawa beberapa lembar dokumen di tangannya.
Sekretaris Jo meletakkan dokumen yang dibawanya di atas meja kerja Zayan, dan langsung duduk berhadapan dengan Zayan.
"İtu semua dokumen yang harus kau pelajari, dan dua hari lagi kau harus mempresentasikannya" ucap sekretaris Jo memulai pembicaraan
"Seperti biasa, tanpa basa basi, kau selalu memberiku tugas dan tugas" protes Zayan
"Bukan aku yang memberimu banyak tugas, tapi ayahmu" sahut sekretaris Jo membela dirinya sendiri
"Kau yang membawanya kesini, jadi bagiku kau yang memberiku tugas" balas Zayan
"Terserah kau sajalah, tapi asal kau tahu saja, sebagai sepupu mu, aku mengemban tugas yang lebih berat dari pada dirimu" ungkap sekretaris Jo
"Halah, tugas berat apa sih, orang kerja mu cuma memberiku tugas dan menyuruh-nyuruh ku saja" timpal Zayan
"Ralat yah, bukan menyuruh tapi mengawasi-- masih mending kalau mengawasi mu dalam hal pekerjaan, tapi nyatanya aku ini agen ganda, alu juga harus mengawasi mu dalam hal kehidupan pribadi mu juga" tutur sekretaris Jo
"Siapa yang menyuruh mu mengawasi kehidupan pribadi ku?" tanya Zayan kaget, karena ia baru tahu ternyata selama ini kehidupan pribadinya di awasi oleh sepupunya sendiri.
"Your Mum" jawab sekretaris Jo singkat
"Oh shit! Mulai sekarang kau tak perlu menuruti perintahnya lagi, katakan padanya bahwa kehidupan pribadi ku normal dan lurus-lurus saja, tak ada belokan maupun tanjakan batu terjal yang akan membuat ku terpleset" ucap Zayan kesal dengan sikap over protect mamahnya
"Tidak bisa! Sekalipun kehidupan mu normal dan lurus, aku akan tetap mengawasi mu untuk tante Ratna" ucap sekretaris Jo
"Zayan asal kau tahu saja, beliau sangat percaya padaku, mana mungkin aku mengkhianati kepercayaannya" lanjutnya
"Oh, jadi kau lebih memilih mengkhianati ku dengan menjadi agen mata-mata untuk mamah ku?" tanya Zayan semakin kesal mendengar tanggapan dari sepupunya itu
"Beliau hanya mengkhawatirkan pergaulan mu saja Za-- sebagai seorang CEO muda yang tampan, akan sangat banyak godaan menerpamu, terutama godaan dari wanita" tutur sekretaris Jo
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Yang Retak
RomanceAyla dan Adskhan sudah bersahabat sejak usia mereka enam tahun. Kini mereka telah memasuki usia dua puluh tahun. Benih-benih cinta yang tumbuh di hati keduanya, kandas oleh satu kebenaran yang terungkap. Kebenaran yang membuat hati Ayla retak, menyi...