Ayla kini tengah duduk di kursi penumpang, bersebelahan dengan Zayan yang mengemudikan laju mobilnya.Mobil yang Ayla gunakan untuk bersembunyi adalah mobil Zayan. Ayla benar-benar malu saat kepergok, tengah berada di dalam mobil Zayan tanpa seizin sang pemilik. Entah sudah berapa kali, Ayla merasa telah mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Zayan.
Sebenarnya Ayla ingin menolak tawaran Zayan, untuk mengantarnya pulang. Ia sudah ada janji dengan Gaidha dan Fani untuk pergi bersama. Karena sudah kepalang tanggung berada di dalam mobil Zayan, Ayla pun tidak enak hati untuk menolaknya.
Zayan kini menghentikan laju mobilnya, di salah satu perempatan lampu merah. Suara vokal disertai ukulele dari penyanyi jalanan pun, menemani pemberhentian laju mobil Zayan sejenak di lampu merah lalu lintas.
Tangan Zayan merogoh saku celananya. Ia mengambil dompet dan mengeluarkan selembar uang seratus ribu. Berhubung sang penyanyi jalanan berada di dekat Ayla, ia pun meminta bantuan kepada Ayla.
"Ayla, bisa minta tolong berikan ini pada penyanyi jalanan itu?" pinta Zayan sambil menyerahkan selembar uang seratus ribu rupiah kepada Ayla
"Zayan, apa kamu tidak tahu, kalau kita dilarang memberikan uang kepada pengemis, pengamen serta anak jalanan dan sebagainya" sahutnya
"Kamu bisa terkena sanksi hukum, dan apa-apaan ini! Kamu mau memberinya uang sebesar seratus ribu?"
"Kamu hanya akan membuatnya semakin rajin meminta-minta, karena mereka pikir masih banyak orang yang sok dermawan kayak kamu"
Zayan hanya tersenyum mendengar Ayla berbicara tanpa henti, bak kereta api yang melintas di atas rel dengan kencang.
"Baiklah, kau boleh mengatur keuangan ku tapi nanti, saat kau bersedia menikah dengan ku"
"Sekarang--" Zayan menambahkan sebelum Ayla memprotes ucapannya "Berikan uang ini pada penyanyi jalanan itu dan katakan padanya untuk pulang karena hari sudah malam"
Ayla akhirnya mengalah dan mengambil uang seratus ribu dari tangan Zayan. Ia pun membuka kaca jendela mobil dan memberikan uang seratus ribu pada pengamen cilik yang berusia sekitar anak kelas enam SD.
"Dek, ini ada uang untukmu, tapi setelah kuberikan, kamu harus segera pulang karena hari sudah semakin malam, beristirahatlah" ucap Ayla
"Oke kakak cantik, terimakasih" girang sang pengamen cilik, ia pun segera pergi setelah mendapatkan uang dari Ayla
"Terimakasih ya kakak cantik, sudah mau bantuin kakak Zayan"
Ayla hanya melengos dan kembali menutup kaca jendela mobil.
"Sebenarnya mereka tidak terlalu mengganggu, jika kau menikmati alunan musik yang mereka mainkan seperti ukulele, angklung, atau bahkan hanya sebuah kecrekan saja kadang bisa membuat penat seharian setelah bekerja hilang" tutur Zayan sambil kembali melajukan mobilnya setelah lampu hijau lalu lintas menyala
"Yah, mungkin dari seluruh penghuni kota ini, hanya kamu seorang saja yang menikmatinya" sarkas Ayla
"Setidaknya mereka tidak hanya menengadahkan tangan meminta-minta, tapi mereka mencoba menghibur dengan suara mereka, itulah bedanya peminta-minta dengan penyanyi jalanan" tutur Zayan
"Karena aku merasa terhibur dengan penyanyi jalanan, maka aku memberinya apresiasi, itu saja" tambahnya
Ayla hanya menatap sinis pada Zayan di sampingnya, yang tetap fokus mengemudikan laju mobilnya.
"Mungkin kau masih bertanya-tanya kenapa aku memberinya uang seratus ribu" ucap Zayan sambil memalingkan wajahnya pada Ayla
"Itu karena, jika anak sekecil itu hingga malam begini masih mencoba untuk menghibur, berati sedari siang dia belum cukup mendapat uang untuk ia bawa pulang, dan aku hanya ingin membuatnya cepat pulang dan beristirahat" tutur Zayan

KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Yang Retak
RomanceAyla dan Adskhan sudah bersahabat sejak usia mereka enam tahun. Kini mereka telah memasuki usia dua puluh tahun. Benih-benih cinta yang tumbuh di hati keduanya, kandas oleh satu kebenaran yang terungkap. Kebenaran yang membuat hati Ayla retak, menyi...