Holla :)
Maaf banget baru sempet ngelanjutin ceritanya 🙏
Selamat membaca :)Hampir dua jam Ayla duduk di sofa yang berada di dekat jendela kamarnya, sambil menunggu Adskhan yang tak kunjung pulang dari kuliah.
Kini sudah jam lima sore lebih, yang dilakukan Ayla hanya menunggu Adskhan dan melamun di dekat jendela kamarnya.
Masih terngiang jelas kata demi kata yang dilontarkan oleh seorang pria ber-earphone yang tidak ia kenal.
"Oiya, nama saya Damar" pria ber-earphone mengulurkan tangan seraya memperkenalkan diri
"Gue nggak tanya nama ELO!!!" ketus Ayla mengabaikan uluran tangan pria yang menyebut namanya Damar
"Tidak masalah, nama kamu Ayla kan"
"Akan selalu saya ingat nama kamu, Ayla si tukang penyumpah"Hah! Sontak Ayla dan teman-temannya hanya bisa melongo mendengar pernyataan Damar
"Heh, lo tuh yah..." protes Ayla"Saya pamit, sampai jumpa" ucap Damar seraya melambaikan tangan pada Ayla dan teman-temannya
Sebelum Damar benar-benar meninggalkan toko buku, ia menyempatkan diri untuk meledek Ayla
"Oiya, punggung saya available buat kamu, tapi nanti, kalau sumpah kamu jadi nyata"Ayla dan teman-temannya hanya terdiam membeku mendengar ucapan Damar yang kini benar-benar meninggalkan toko buku dan terlihat Damar menghampiri sosok gadis cantik yang ia sebut sebagai pacarnya.
"Ay, jadi dia dengar percakapan kita dong" kata Fani memecahkan kebekuan diantara mereka bertiga
"OmyGod, malu banget, gila, elo sih Fan mana bilang punggung dia peluk-able segala" kata Gaidha
"Ya, emang punggung dia peluk-able kan Gaid, elo juga tadi setuju kok" Fani membela diri
"Udah deh, kalian nggak usah berantem" kata Ayla
"Kita nggak berantem" kata Fani dan Gaidha bersamaan
"Kalian nyadar nggak sih, jadi dia, dari tadi tuh denger, dia denger!!! dia nggak budeg" kata Ayla
"Iya Ay, makanya kita tuh malu banget kan Fan" kata Gaidha sambil menyenggol lengan Fani.
Fani pun mengangguk sebagai jawaban"Nggak gitu, maksud gue, jadi dia tuh, waktu gue minta tolong sama dia buat ambilin buku di rak atas, dia denger dan dia pura-pura budeg biar apa coba?" tanya Ayla
"Biar apa Ay?" tanya balik Fani dan Gaidha bersamaan
"Biar dia nggak susah-susah bantuin gue lah" kata Ayla kesal
"Dia tuh emang dasar nyebelin!!!! awas aja yah kalau sampai ketemu lagi, gue kasih dia pelajaran" geram Ayla"Emang mau banget ketemu lagi sama dia" ledek Gaidha
"Ogah!!!" tegas Ayla
"Tapi kok tadi elo bilang, kalau ketemu lagi Ay" giliran Fani yang kini menggoda Ayla
"Ehhh, denger baik-baik yah kalian berdua, walau di dunia ini stock cowok udah abis, terus Adskhan nggak mau sama gue sekalipun, gue ogah sama dia"
"Dia siapa tuh tadi, si Damar, Damar itu, sorry yah Big No" kata Ayla tegas"Cie udah ingat aja sama namanya" goda Gaidha
"Ehem ehem ehem, jadi haus gue Gaid" timpal Fani
"Ihhh kalian berdua apaan sih" kesal Ayla dengan tingkah kedua temannya
"Heh, bukannya tadi lo bilang lapar Fan" celetuk Gaidha
"Ya maksud gue gitu lah, elu mah" kata Fani
"Udah deh kalian berdua, mulai lagi kan"
Suara merdu khas dari motor tunggangan Adskhan membuyarkan lamunan Ayla.
Ayla melambaikan tangan pada Adskhan yang baru saja memarkirkan motornya dihalaman depan rumahnya.
“Hai tampan!” sapa Ayla sambil mengeraskan suaranya agar terjangkau oleh pendengaran Adskhan
Tanpa membalas sapaan Ayla, Adskhan menghilang dari pandangan Ayla memasuki rumahnya.
"Dasar Adskhan menyebalkan! Aku dikacangin" kesal Ayla dalam hati
Tanpa Ayla sadari tiba-tiba Adskhan muncul dari balik jendela kamarnya.
Ya kamar Ayla dan Adskhan berhadapan karena letak rumah mereka yang bersebelahan, dengan jarak memisahkan sekitar dua meter.
Kamar mereka saling berhadapan, sehingga memudahkan sipenghuni kamar untuk saling sapa atau melihat aktifitas satu sama lain lewat jendela kamar masing-masing.
Hal yang sering mereka lakukan satu sama lain adalah, melihat keindahan senja di sore hari lewat jendela kamar mereka masing-masing.
Seperti yang dilakukan Adskhan dan Ayla saat ini.
Sambil tersenyum Adskhan pun menyapa Ayla “Hai cantiknya Adskhan”
“İih ngaku-ngaku, emangnya aku itu milik kamu apa” kata Ayla
“Emangnya aku bilang cantik itu ke kamu apa” kata Adskhan meniru nada bicara Ayla
“iihh!! Kamu tuh emang nyebelin” teriak Ayla
“Emangnya kamu bilang cantik ke siapa coba? Disini kan hanya ada aku sama kamu” kata Ayla, tangan kirinya menunjuk pada dirinya sendiri dan tangan kanannya menunjuk pada Adskhan
“Ada jarak pemisah sekitar dua meter diantara kita Ay” batin Adskhan
“Heii jawab!” teriak Ayla
“Malah bengong lagi”“Senja nya cantik Ay, sama seperti...” ucapan Adskhan terhenti sambil melirik pada Ayla
"Aku kan" kata Ayla dengan percaya dirinya
"Pede banget kamu, Ay" kata Adskhan
"Ya iya lah jelas, udah kelihatan tuh dari lirikan mata kamu" kata Ayla
"Apa kata sang putri saja lah" kata Adskhan
Ayla pun tersenyum, senyum yang menular, senyum yang mampu membuat orang yang melihatnya ikut tersenyum.
Dan senyum yang membuat setiap orang yang melihatnya juga akan mendadak terkena diabetes.
Begitulah senyum Ayla, senyum yang menyenangkan. Senyum yang ingin selalu Adskhan lihat.
Adskhan selalu bertanya dalam benaknya, apakah bisa ia membuat Ayla selalu tersenyum? Selalu membuat Ayla terus bahagia?
Adskhan tak tahu jawabannya, saat ini yang ia tahu hanya, ia tidak ingin menjadi penyebab senyuman Ayla menghilang.
Adskhan pun ikut tersenyum, melihat Ayla tersenyum sambil menatap senja.
Keduanya kini saling melempar senyum, sembari menikmati keindahan senja di sore hari.
Terimakasih sudah membaca,
Tunggu kelanjutan ceritanya yaa temans :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Yang Retak
RomanceAyla dan Adskhan sudah bersahabat sejak usia mereka enam tahun. Kini mereka telah memasuki usia dua puluh tahun. Benih-benih cinta yang tumbuh di hati keduanya, kandas oleh satu kebenaran yang terungkap. Kebenaran yang membuat hati Ayla retak, menyi...