Meet Again

198 32 8
                                    


Pagi pun datang. Sinar dan hangatnya mentari, menyapa Ayla yang masih terbungkus selimut di tempat tidurnya.

Semalam sebelum Ayla benar-benar terlelap, ia sempat menanyakan pada Adskhan, apa sebelumnya Adskhan pernah menemaninya tidur atau tidak.

Dulu saking dekatnya Ayla dan Adskhan sering tidur bersama, terakhir mereka tidur bersama yaitu ketika Adskhan sudah di khitan.

Sejak saat itu atau tepatnya kelas empat SD sampai sekarang mereka beranjak dewasa, mereka tak lagi di ijinkan tidur bersama untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.

Tapi entah mengapa Ayla merasa ada sensasi kuat kejadian tadi malam yang ia alami, sudah pernah ia alami sebelumnya.

Bukan dejavu saat mereka tidur bersama sewaktu kecil. Tapi, saat ia tidur ditemani Adskhan di tempat lain, namun tiba-tiba saat ia terbangun, ia berada di kamarnya sendiri.

Adskhan mengatakan padanya bahwa itu hanya ilusinya semata, tapi yang Ayla rasakan lebih dari sekedar ilusi. Ayla merasakannya secara nyata.

Ayla yang merasa seperti dejavu dengan kejadian semalam pun langsung bangkit dari tempat tidur menuju ruang makan.

Ayla ingin memastikan kejadian semalam benar-benar nyata, dan bukan ilusi seperti yang dulu pernah ia rasakan.

Sesampainya di ruang makan, Ayla melihat Adskhan sudah duduk di meja makan bersama dengan mamah dan papahnya.

Ayla segera kembali ke kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap berangkat ke kampus.

Selesai mandi, Ayla langsung ke ruang makan dan mendapati Adskhan dan juga mamah, papahnya tersenyum manis padanya.

"Terimakasih, kau masih bersedia tersenyum padaku, Adskhan" ucap Ayla dalam hati

***

Dunia tak selebar daun kelor, itu betul sekali. Dunia itu sangat luas. Tapi mengapa dari luasnya dunia, Ayla harus bertemu dengan Zayan.

Ya, saat ini Ayla, mamah dan papahnya sedang menghadiri pesta ulang tahun tuan Jaya yang ke lima puluh lima tahun.

Dari sekian banyak relasi kerja papahnya, kenapa ia harus bertemu dengan seseorang yang sama sekali tidak ingin ia temui.

Takdir memang menyebalkan, ingin bertemu, tak di pertemukan. Begitupun sebaliknya, tak ingin bertemu, di pertemukan.

Setelah selesai memperkenalkan Indy sebagai istrinya, kepada Tuan Syarief dan Nyonya Ratna serta Zayan. Reno kini memperkenalkan Ayla sebagai putrinya.

"Perkenalkan ini Ayla, putri saya"

Ayla pun senyum sambil menyalami satu persatu dari mulai tuan Syarief, nyonya Ratna sampai ke Zayan.

"Senang bisa bertemu dengan mu lagi, Ayla" ucap Zayan

Secara tiba-tiba Zayan mencium tangan Ayla. Sontak saja membuat Ayla kaget dengan apa yang di lakukan Zayan.

Tiba-tiba ada sebuah desiran di hati Ayla, ketika bibir tipis Zayan menyentuh kulit jemarinya yang lembut.

Entah, Ayla tidak tahu kenapa hal itu bisa terjadi. Mungkin, karena selama ini Ayla hanya terbiasa dengan sentuhan dari Adskhan dan juga papahnya.

Sesaat Ayla hanya bisa terpaku dengan apa yang di lakukan Zayan. Kedua manik mata itu saling tatap satu sama lain.

"Ehem... Papah kok tiba-tiba haus yah mah" celetuk Syarief

Celetukan dari Syarief, spontan membuat Ayla dan Zayan saling melepaskan genggaman tangannya.

"Kalian sudah saling kenal?" tanya Reno

Serpihan Yang RetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang