The Surprise

2.9K 235 9
                                    

Amy memasuki Club dengan Eric disebelahnya. Wajah gadis cantik itu kini terlihat lebih ceria. Senyum manis terukir indah di wajahnya. Eric berhasil membuatnya lebih baik. Amanda tersenyum lega melihat perubahan wajah sahabatnya itu.

Amanda berjalan menghampirinya pasangan yang tanpa malu saling menggengam tangan itu ketika memasuki Club. Amy dan Eric menyambut Amanda dengan senyum.

" Terima kasih, Eric. You're the best." Ucap Amanda dengan kekehan. Eric menarik alis matanya dengan senyum  tersungging di bibirnya.

" Am, siap siap kau harus bernyanyi." Teriak Yola dari atas panggung. Amy menatap Yola sambil menggelengkan kepala.

" Aku...oh no. Aku sudah lama tidak bernyanyi dan aku belum latihan. Aku tidak bisa." Elaknya sambil terus menggeleng. Amanda mendorong tubuh Amy untuk naik ke atas panggung.

" Ya Tuhan, kau jahat sekali. Amanda kau sahabatku, jangan seperti ini." Protesnya dengan suara sedikit berteriak.

Amanda tidak mempedulikan protesan sahabatnya itu. Dia terus mendorong tubuh Amy. Yola malah ikut menarik tangannya sekarang. Amy mengangkat tangannya. Dia menyerah.

" Okay. Aku kalah. Aku akan menyanyi agar kalian puas dan senang." Ucapnya ketus. Mereka tertawa senang.

" Tentu saja kami akan puas dan senang." Ucap Amanda dan Yola bersamaan.

" Oh, keponakanku akan menyanyi. Am, I love you." Uncle Tim berteriak senang.

Tangan Uncle Tim bertepuk begitu semangat dan yang lainnya mengikutinya. Wajah Amy mulai menampakkan rona merah. Dia merasa malu. Wajah merona cantik itu tertangkap mata Eric. Dia tersenyum senang. Matanya hazelnya berbinar.

" Ya Tuhan, Aku jatuh cinta." Bisiknya dengan tawa pelan.

" Ya Tuhan..Amanda, Yola. Tunggu pembalasanku." Amy berucap galak di atas panggung yang ditanggapi tawa oleh mereka.

Gadis itu mengambil mic dan meminta Mickey untuk memutarkan sebuah instrumental lagu yang dia hapal. Ketika musik itu mengalun mereka semua terpana, terutama Eric. Sebuah lagu slow rock yang kemarin terputar di audio mobilnya terdengar, lalu suara merdu Amy mengalun tanpa ragu. Semua yang hadir menikmatinya dengan tubuh yang tak kuasa untuk tidak bergoyang. Amy pun bergerak dengan atraktif di atas panggung sana. Tangannya tak henti bergerak mengikuti alunan musik. Eric tertantang untuk menghampiri gadis itu dan menemaninya bernyanyi dan menggerakkan tubuhnya.

Pria itu menaiki panggung yang disambut teriakan dan tepukkan tangan. Tangannya menjangkau mic yang disodorkan Mickey dan suara khasnya ikut mengiringi suara merdu Amy. Tubuh tinggi dan tegapnya bergerak mengimbangi gerakan tubuh Amy. Mereka tampak serasi seirama. Tangan kekar Eric merangkul hangat bahu Amy. Gadis itu tidak menampiknya. Dia terus saja bergerak dan bernyanyi.

Sampai mata amber itu menangkap sesosok pria yang teramat dikenalnya. Pria itu hadir diantara kerumunan orang yang bergerak bebas dan bernyanyi dengan riang. Wajah Amy sedikit menegang. Bersamaan dengan berakhirnya lagu. Gadis itu melangkah turun dari panggung meninggalkan Eric yang masih berdiri disana dengan mic ditangannya.

Sebuah lagu kembali mengalun dengan suara khas Eric. Amy menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya ketika tepuk tangan terdengar begitu keras. Teriakan juga bergema mengimbangi tepuk tangan dan alunan lagu yang terdengar.

Di depan sana slide terputar dengan sangat baik. File yang tadi pagi Amy serahkan. Amy tersenyum puas melihat hasilnya. Kebersamaan Amanda dan Ben yang mengundang tepukan, decakan dan sorakan terpampang begitu apik. Lalu Amy ternganga begitu slide berikutnya terlihat. Slide yang membuatnya memerah seketika. Suara tepukan dan teriakan riuh terdengar. Di sana terpampang slide kejadian pertama kali dia datang di Villa itu, ketika dia memilih souvenir, ketika dia berada dipinggir danau setelah insiden dia terjatuh dan juga ketika mereka berlatih dansa.

Amy menatap marah Ben, yang dia yakini pria itulah yang menambahkan foto foto itu. Ben yang ditatapi tergelak tak peduli. Amy beralih menatap sosok pria yang tadi dilihatnya. Pria itu kini menatapnya tak berkedip. Amy yakin pria itu melihat apa yang tadi terpampang di depan sana. Amy menatap pria itu lalu menghampirinya.

" Kita harus bicara." Ucap mereka bersamaan.

Amy melangkah keluar Club diikuti oleh pria itu. Amy tidak menyadari sepasang mata lain yang sedang bernyanyi menatapnya juga dengan sinar penuh amarah dan kecewa.

The Wedding Lover ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang