Tangan Eric menggenggam lembut tangan Amy. Dengan penuh tawa mereka kembali ke Club. Sesekali mereka bercanda atau saling mengejek. Kebahagian terpancar dari wajah keduanya.
Amy kini benar benar merasa memiliki seorang kekasih. Seseorang yang kini menggandeng hangat tangannya. Membukakan pintu Club ketika dia akan masuk dan pria itu berdiri diambang pintu untuk memastikan dia memasuki Club dengan aman. Lalu pria itu dengan penuh perhatian mengusap peluh yang mengaliri sisi wajahnya. Begitu manis.
Amy tersenyum menatap pria yang kini memeluknya dari belakang. Dia sedikit memiringkan wajahnya agar dapat melihat wajah itu. Pria itu memutar tubuh gadis itu sehingga menghadapnya.
" Sekarang lebih leluasakan memandangi wajahku." Ucapnya dengan wajah yang sedikit merunduk mendekati wajahnya. Ada senyum terukir di bibir pria itu.
Wajah Amy merona, dia tertunduk dan segera kembali memutar tubuhnya menghadap ke panggung.
Di depan sana tampak Amanda dan Ben bernyanyi dengan begitu mesra dan penuh perasaan. Semua yang hadir tampak terhanyut, tak terkecuali Amy.
" Kau mau berdansa?" Tawar Eric mesra ditelinga gadis itu yang menanggapinya dengan senyum.
Eric membawa gadis itu ke tengah ruangan, bergabung dengan mereka yang lebih dulu mengisi ruangan. Sebelah tangannya menaut mesra tangan gadis itu dan sebelahnya lagi memeluk mesra pinggang rampingnya. Ini bukan kali pertama mereka berdansa. Tapi tak urung wajah Amy tersipu. Rona merah menjalari pipinya. Eric tersenyum dengan pesona di depannya.
" Aku begitu suka bila melihat pipimu merona seperti ini dan aku begitu bahagia bisa menatapnya, bahkan aku bisa menyentuhnya." Ucap Eric sambil tangannya menyentuh pipi itu perlahan. Kemudian kembali tangan itu merengkuh pinggang ramping itu. Amy semakin tersipu karenanya.
" Kau selalu membuatku malu" Gumam Amy. Eric tergelak.
" Aku suka melihat wajahmu tersipu, sayangku." Ucap Eric lembut. Amy menatapnya, wajahnya terlihat kaget.
" Ada apa?" Eric mematap Amy lekat.
" Kau...eh,..?" Amy ragu menatap Eric yang terus memandanginya.
" Kenapa? Sayang? Aku tidak boleh memanggilmu sayang?" Tanya Eric lembut. Amy menggeleng cepat.
" Bukan seperti itu, tapi..."
" Am, sayangku. Kau kekasihku kini. Aku akan selalu memanggilmu sayang." Potong Eric cepat. Dia mencium mesra kening gadis itu. Amy meresapinya. Matanya terpejam. Eric memeluk mesra gadis yang kini menyandarkan kepala di dadanya. Amy menemukan kenyamannya.
Mereka meregangkan pelukan begitu lagu selesai. Amy dibimbing Eric untuk duduk di kursi yang sedikit jauh dari panggung. Satu persatu pasangan mulai meninggalkan Club. Tinggal beberapa pasangan saja yang masih ada di sana. Amanda dan Ben langsung pergi begitu mereka selesai dengan lagunya. Mereka masih sempat melambaikan tangannya dengan senyum ke arah Eric dan Amy sebelum berlalu.
" Dengar Am, kau sudah tahu bahwa aku mencintaimu. Bahkan sejak dulu aku rasa, aku sudah mencintaimu.
Amy menatap pria dihadapannya dengan kening berkerut. Eric tersenyum manatapnya.
" Aku sering melihat fotomu di galery Amanda, karena itulah aku mau menjemputmu waktu itu. Tapi aku sedikit kecewa ketika tahu kau memiliki kekasih dan lebih kecewa begitu mendengar seperti apa kekasihmu itu, Am. Aku..aku mencintaimu, Am. Sangat. Aku tidak ingin melihatmu bersedih. Kau tahu terasa begitu sakit, melihat air mata jatuh dari mata cantik ini." Eric menghela napas sejenak. Tangannya mengusap lembut pipi Amy kemudian menciumnya lembut dan lama.
"Tinggallah disini, Am. Aku akan membuatmu bahagia. Kau bisa bekerja di rumah sakit ayahku. Dia pasti suka, Am." Lanjutnya seperti sebuah permohonan. Pria itu menatap penuh cinta gadis dihadapannya yang kini kembali berurai air mata.
Air mata Amy merebak. Bergulir turun perlahan menuruni pipinya. Dia mencegah tangan Eric yang hendak menghapusnya.
" Biarkan itu tetap bergulir, Eric. Kini air mata bahagia yang kutumpahkan setelah beberapa tahun ini. Air mata bahagia, karena aku kini memiliki seseorang yang akan menemaniku, memperhatikanku dan membuatku selalu tersenyum. Tentu dengan senang hati aku akan tinggal. Tapi temani aku sebentar untuk mengurusi kepindahanku dan aku tidak akan ragu untuk itu. I love you too, Eric."
Amy menatap wajah bermata hazel itu. Pancaran bahagia di mata itu menambah ketampanan wajahnya. Mereka saling menatap mesra. Saling bicara dalam diam. Menyalurkan segenap rasa yang meraka punya. Eric tidak sanggup berlama lama untuk bergeming. Dia memajukan wajahnya. Menghapus jarak diantara mereka. Meraup bibir gadis di depannya. Lalu memberikan lumatan lembut yang disambut tanpa ragu.
" Aku sangat mencintaimu, Am. Aku sangat mencintaimu." Ucapnya berulang ulang disela lumatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding Lover ( Completed )
General FictionAmy Clint adalah seorang dokter specialist anak yang selalu sibuk. Dia selalu melupakan akhir pekan dan liburannya. Kekasihnya Dex Camaroen, seorang CEO perusahan besar. Dia lebih sibuk dari Amy. Mereka jarang bertemu atau menghabiskan waktu berdua...