The Doctor

3.8K 232 5
                                    

Amy Clint, seorang dokter cantik yang super sibuk. Setiap hari dalam kehidupannya dia dedikasikan untuk mengurusi penyakit dan tumbuh kembang anak.

Dia adalah dokter specialis anak yang handal. Keramahan dan juga kelembutannya memang pantas membuatnya disenangi setiap pasien pasien mungilnya.

Kesibukannya sebagai dokter specialis anak atau ahli pediatri membuatnya ingin fokus pada kesehatan fisik, mental, emosional, tumbuh kembang, dan sosial anak anak.

Dia terus mencari berbagai sumber atau penelitian untuk kesehatan anak. Mendiagnosa dengan teliti serta mengevaluasi tumbuh kembang anak.

Dia sampai melupakan apa itu hari libur. Dia tidak pernah pergi di saat weekend atau hari libur. Dia akan selalu mencari kesibukan untuk tidak berdiam diri.

Selesai dengan tugas di rumah sakit, dia akan melanjutkan kegiatannya di tempat prakteknya. Lalu dia juga akan mengunjungi panti asuhan atau rumah penampungan anak.

Semua dia lakukan karena dia merasa begitu bertanggung jawab atas sumpah jabatannya.

" Hei, sudah selesai untuk hari ini, dok. Kau belum pulang?"

Claire menghampiri Amy, yang masih asik berkutet dengan lembar lembar data pasiennya.

" Aku akan ambil cuti minggu depan, aku akan pulang." Jawabnya dengan tatapan tetap ke lembar data pasien.

" Kau memutuskan jadi pulang untuk menghadiri pernikahan sahabat kecilmu itu, dok?"

Claire duduk dihadapannya dan menatapnya seolah tak percaya.

" Yap." Jawabnya singkat

Claire menatap Amy dengan senyum senang.

" Ya, pergilah. Sudah lama dokter tidak mengambil cuti." Ucap Claire antusias. Amy tertawa pelan.

" Kau terlihat senang sekali aku akan cuti. Kau bosan ya menemaniku setiap hari."

Amy memandangi Claire yang terlihat jadi salah tingkah.

" Eh, bukan begitu. Aku hanya merasa dokter butuh sedikit waktu untuk rehat."

Amy tersenyum manis. Dia menatap Claire tulus.

" Terima kasih, Claire. Kau sahabat terbaikku." Ucapnya dengan senyum.

Claire menatap Amy dengan pandangan penuh kasih. Senyum wanita yang usianya tiga tahun diatas Amy itu terkembang.

" Apa Dex akan ikut?" Tanya Claire kemudian. Amy mengangkat bahunya.

" Dex, entahlah. Nanti malam kami akan ketemu. Mungkin Dinner." Jawab Amy datar.

" Kekasihmu itu, Am. Selalu sibuk."

Claire menatap Amy yang sedang memandangnya juga. Claire biasa merubah panggilannya kepada Amy jika sudah tidak ada pasien. Mereka sudah bersahabat selama hampir lima tahun ini.

" Aku juga sibuk, Claire." Ucap Amy tenang.

" Ya setidaknya ada waktu sedikit untuk kekasihnya. Aku pikir kau lebih baik memikirkan tawaran dokter Martin." Ucap Claire dengan senyum.

Dia menyebutkan nama dokter Martin, dokter bedah toraks dan kardiovaskular itu memang terang terangan mendekati Amy. Tapi Amy selalu tidak menghiraukannya.

" Claire, jangan mulai lagi."

Amy menatapnya galak. Mata bermanik amber itu membulat.

" Kenapa, aku hanya ingin melihat kau bahagia."

Claire menentang tatapan Amy. Gadis itu menunduk kesal.

" Aku selama ini bahagia, Claire. Setiap melihat pasienku sembuh dan tertawa ceria, aku bahagia." Ucapnya lirih.

" No, dear." Claire menggeleng.

" Hei, Claire. Come on."

Amy menatap Claire lekat. Kedua tangannya terangkat.

" No, tidak ada cinta dimatamu, Am. Aku tahu itu. Kau sebenarnya lelah dan butuh seseorang untuk bersandar."

Claire mengusap perlahan bahu Amy. Gadis itu tertunduk.

" Aku punya dirimu." Ucapnya pelan.

Claire menatapnya kesal. Dia berdecak. Wajahnya memberengut.

" Bukan seperti itu, Am."

" Ya, ya..aku mengerti. Sudah jangan cemberut begitu, nanti kalau wajahmu keriput kau harus bertemu dokter Mason."

" Dokter estetika yang ganteng itu. Ehm, aku dengan senang hati menjadi pasiennya walaupun wajahku tidak keriput."

Claire tertawa pelan. Amy memukul lengan sahabatnya itu.

" Dan kau akan dibunuh Fred."

" Ya Tuhan, Am. Kau mengingatkan, bahwa aku sudah bersuami."

Mereka tergelak bersama. Claire selalu bisa membuat mood nya kembali. Claire yang selalu menghadirkan tawa di hari hari Amy dan Claire juga yang dengan sabar akan mendengarkan keluh kesahnya.

Tentang kekesalannya akan kesibukan dan ambisi Dex untuk menjadi orang yang paling sukses dibisnisnya. Claire sahabat terbaiknya. Amy bersyukur memiliki Claire.

" Thank you, Claire." Ucapnya tulus.

Amy menatap Claire. Dia merentangkan tangannya. Claire tersenyum menyambutnya

" For everything." Lirihnya

Mereka tersenyum dan kemudian saling berangkulan.

The Wedding Lover ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang