The Begin

3.7K 236 14
                                    

Kepindahan Amy di sambut suka cita oleh keluarga dan sahabatnya. Kini setiap hari mereka dapat menemukan senyum terukir manis di bibir mungil Amy.

Gadis itu pun tidak pernah lupa, hampir setiap sore mengunjungi makam kedua orang tuanya. Dan Eric, tentu saja selalu menemaninya dengan senang hati.

Seperti sore ini, Amy turun dari mobil pria itu dengan buket mawar merah ditangannya. Dia melangkah pasti menuju makam orang tuanya. Eric mengikutinya dari belakang.

" Hai, Ayah, Ibu, aku datang lagi. Aku senang bisa selalu berkunjung. Maaf, beberapa tahun ini aku merasa bodoh." Ucapnya pelan, senyum mengembang dengan cantiknya.

Kata kata itu yang kerap kali diucapkan setiap berkunjung ke makam Ayah dan Ibunya. Lalu Eric akan dengan senyum mengusap lembut punggungnya.

Amy meletakkan buket bunga mawar itu di makam Ayah dan Ibu, dengan sedikit berjongkok. Lalu seperti biasa setelah membisikan doa, dia akan membawa langkahnya kembali ke mobil dan pulang. Tapi kali ini Eric menahannya. Tangannya yang besar menggenggam tangan Amy dengan sangat lembut.

" Sebentar, aku akan bicara." Ucap Eric sambil tangannyan menarik Amy untuk bersimpuh dihadapan makam orang tuanya. Amy yang merasa heran tapi tetap mengikutinya.

" Aku akan meminta pada Ayah dan Ibumu untuk menjadikanmu istriku. Aku meminta restu mereka. Aku mau kamu menikah denganku bulan depan." Ucap Eric dengan senyum.

Amy menatapnya tak percaya. Matanya berkaca kaca. Gadis itu tersenyum simpul. Pipinya mulai dijalari rona merah.

" Tentu saja aku mau." Ucapnya dengan pipi merona dan Eric tersenyum lebar karenanya.

Dia merengkuh gadis itu ke dalam pelukannya yang hangat. Air mata mengalir perlahan menuruni pipi mulus gadis itu. Eric mengusapnya dengan penuh kasih sayang.

" Ayo kita pulang, sepertinya akan turun hujan." Bisiknya ditelinga gadisnya. Amy mengangguk.

Eric menarik Amy untuk berdiri lalu membimbingnya memasuki mobil. Memasangkan seatbeltnya lalu dia mulai melajukan mobilnya dengan perlahan. Music slow rock mengalun kemudian. Amy tersenyum menatap pria yang sedang mengemudi di sebelahnya. Lalu dia mengecup pipinya lembut. Eric tersenyum karenanya. Dia mengusap lembut pipi gadis itu.

" I love you so much". Bisik Amy ditelinga Eric.

" I love you more, sweetheart." Jawab Eric dengan senyum.

Rintik hujan mulai turun membasahi bumi. Bau khas tanah basah mulai menyenyuh penciumannya. Amy menghela napasnya dalam lalu menghembuskannya perlahan. Dia menatap pemandangan di luar yang sedikit berkabut.

Hujan pun turun semakin deras. Sambaran cahaya merah kilat tergambar mewarnai langit yang terlihat putih, pucat pasi. Lalu suara petir sedikit meramaikan keadaan yang tampak sepi. Amy tersenyum. Dia merapatkan tubuhnya ke tubuh besar di sebelahnya yang selalu siap merengkuhnya ke dalam pelukannya yang hangat.

Eric melirik gadisnya yang kini menaikkan kakinya dan menyandar nyaman di dadanya. Dia tersenyum menatapnya. Kemudian dengan lembut mencium puncak kepalanya.

" Mulai besok kita harus mengurusi kebutuhan untuk pernikahan, aku harap kamu akan siap, sayangku." Ucap Eric yang kini menatapnya.

Dia terlebih dulu menepikan mobilnya. Lalu merubah posisi duduknya sehingga dapat menatap gadisnya. Amy menegakkan duduknya, memandang Eric dengan senyum.

" Aku akan selalu siap, sayang." Suara Amy terdengar manja dengan mata mengerjap lucu. Eric jadi gemas dibuatnya. Dia membingkai wajah cantik itu dan memajukan wajahnya.

" Honey, this is the beginning of a long journey that we will take." Ucap Eric. Amy mengganggukinya.

" Ya, ini awal perjalanan hidup kita." Ucapnya mengulang ucapan Eric. Pria itu menyatukan bibirnya dengan bibir gadisnya.

" We will always be together to face this life, I love you so much." Ucap Eric dihadapan wajah gadisnya.

" Yeah of course, we will be. I love you too." Jawab Amy dengan senyum terukir begitu manis.

Eric mencium bibir gadisnya dengan lembut. Gadis itu membalasnya. Mereka menikmati rasa yang kini berpadu begitu erat. Satu rasa cinta yang dilandasi oleh kasih sayang yang tulus. Memadukan perbedaan yang menjadikan satu keyakinan untuk saling melengkapi.

END...

*Love is love, no matter what the situation. Love also will make us always survive. Love will keep us alive.*

* Thanks for liked, voted and comment. I love you guys..

The Wedding Lover ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang