Entah angin apa yang merasuki diriku. AKu pun kembali menyimpan kontak Bang Febri dan Bang Damar, tidak bang Ahmad. Kembali lagi, aku pun bisa melihat snap story mereka. Snap bang Febri yang memposting pacarnya yang membuatku cemburu dan Bang Damar tentang cewek. Ya, tentang cewek.
Bang Damar posting perempuan yang dilamar cuma Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah) yang sempat viral di Instankan. Ia poting dengan postingan kiasan "nyan barang putoh" (bahasa aceh yang artinya itu udah gak ada lagi stok). Secara gak langsung bilang gak ada lagi perempuan yang mau dilamar mahar 10 ribu (mahar rendah). Aku pun membalas snapnya "boleh bang dilamar 10 ribu, tapi tidurnya di koran ya bang." lalu ia membalas dengan tawa.
Again, ia posting tentang cewek (lagi).
Dia blg kalau cewek itu harus banyak ilmu, harus rajin mencuci baju, harus bisa masak nasi pake kayu bakar, harus rajin giling bumbu pake ulekan, dan kalau masak banyak menu. Langsung saja ku bantai. Ku akui memang wanita harus bisa kerja rumah tangga tapi dunia perempuan gak hanya sumur, dapur dan kasur. Dunia wanita itu luas dan sama seperti mereka kaum laki - laki. Ku katakan padanya :"Harus rajin cuci baju? Bang, udah ada mesin cuci, pake mesin cuci aja. Harus bisa masak nasi pake kayu bakar? Bang, ini udah modern, tiap rumah udah ada kompor gas paling minimal kompor minyak. Giling bumbu pake ulekan? Hellow bang, sekarang udah ada blender bisa kan pake yang simple. Masak banyak menu? makan aja di rumah makan minang. banyak tu menunya. Selagi bisa pake mesin ya pake mesin dong bang. Udah ada listrikkan? Kecuali mati lampu, baru pake manual."
Ia hanya membaca chatku dan seketika fotonya tak ada lagi. AKu tak tau apa ia memblokirku atau nomor hpku di hapus. Siapa sangka itu adalah akhir dari chat kami. Chatku dengan bang Damar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lingkaran
RomanceSatu titik tanpa ujung. Satu garis tanpa ujung, tapi tak mungkin aku berlari di arena yang sama. hidup memang berputar terus tapi bukan berputar di tempat yang sama. ~Rania