LIMA

13 1 0
                                    

"Bang, abang bisa hubungi Rani seminggu sekali, sebulan sekali, bahkan setahun sekali, kalau dihubung tiap hari Rani belum tentu bisa balas setiap saat."

Siapa sangka, berawal dari pernyataan ini Bang Ahmad menjauhiku. Akhirnya kami berlaku seolah seperti orang yang tak pernah saling mengenal.

___

Hari - hariku berlalu seperti biasa sebelum aku belum mengenal bang.

Bohong. Aku berbohong.

Hidupku memang no life sebelumnya, tak banyak yang berkesan dalam hidupku, dan masih saja hidup tanpa kesan yang berarti sama seperti sebelum adik kelas teman abangku mendekatiku. Hanya saja yang berbeda adalah dahulu aku belum mengenalnya. sekarang aku sudah mengenalnya tapi

Dia menghilang

dia menghilang dengan segala janji - janjinya
dia menghilang setelah mencuri perhatianku
dia menghilang setelah menghubungi sepanjang waktu

dia menghilang karena egoku
dia menghilang karena ucapanku yang begitu tajam
dia menghilang karena aku yang sulit untuk diyakinkan
dia menghilang karena aku yang selalu mematahkan apa yang ia katakan

Dan akhirnya aku mencarinya
Setiap masuk notifikasi ku kira itu dirinya
Dan ternyata itu bukan dia

Saat disapa duluan, dia hanya menjawab sekedar saja. Sampai akhirnya ku sadar dia sudah berlari mundur sedangkan aku baru saja membukakan pintu. Hahaha. Dasar lelaki, itu yang ku fikirkan. Apa aku sudah menyukainya, setelah aku merasa dia tepat karena aku yang trauma dengan pengalaman cinta yang mengecewakan, tetapi ia mulai pelan - pelan melupakanku.

Perlahan

Perlahan aku pun melupakannya
Setiap mendengar notifikasi hp, berusaha mungkin ku tepis

itu bukan dia

Perlahan ku biasakan hidupku tanpa bayang - bayangnya
Tentang es krim, tentang bola, tentang keseriusannya, tentang perhatiannya itu
apapun Semua tentangnya

Dia hanya pria yang baru mengenalku. setelah 2 hari jumpa ia menghubungiku. mendekatiku, memberi perhatian seperti laki - laki yang mendekati seorang perempuan, siapa sangka ia mampu membuat hatiku jungkir balik. Dan siapa sangka pula ia juga yang meninggalkanku setelah seminggu mendekatiku dengan semua perkataan manisnya.

Perlahan aku pun kembali melupakan semua
Mencoba biasa saja
Dan lebih banyak mencintai diri sendiri, melakukan liburan, hang out, dan mencari kesibukan lain, tanpa terfikir seorang bang Ahmad

*

"Ran gimana KTI? lancar?"
"cieee abang perhatian dengan KTI ran"

pesan itu hanya di read saja

*

"Ran, kapan rencana kerjain KTI?"
"pengennya sih cepat bang, cuma Ran ada janji ke tempat kawan Ran ultah. habis pulang dari kabuji ya, boleh?"
Boleh"

Aku pun ke kabuji untuk menghadiri ulang tahun temanku. Sampai jam 6 pun aku belum selesai dan sebuah pesan masuk
"Ran kan masih di ultah teman, abang udah sering di Hana Kupi, kita jumpa di Hana aja ya"

Padahal aku lumayan ngebut sih bawa motornya. Syukur saja masih di ulee lhee jadi gak jauh ke Lueng Bata.
"oke bang, maaf ya Ran ngaret"

Ku rasa aku akan menyicil KTI di lain waktu

LingkaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang