TUJUH

17 0 0
                                    

Hari ini adalah hari acara maulid di rumah Bang Febri. Aku diundang untuk makan siang disana. Aku pergi bersama abangku. Aku pun bersiap dandan cantik dari rumah untuk kesana. Sebelum ke rumah bang Febri, aku menjemput abangku ke bengkel. Yups, dia seorang montir. Abangku memiliki bengkel di kawasan pinggir kota.

Saat ini aku bersiap untuk pergi menjemput abangku. Tak lupa aku mengambil bungkusan yang berisi gula. Yaps, di Banda Aceh, setiap ada acara maulid, tamu memberikan gula atau kue, boleh sih memberi uang tapi lebih afdhal memberikan gula, teh celup sekotak, atau kue. Kalau untuk anak muda (belum menikah) sepertiku tak bawa juga tak apa tetapi aku saja yang tak enak. Kali ini aku memberikan sebungkus gula untuk buah tangan pergi acara maulid.

Setelah bersiap dimulai dari ujung kaki sampai ujung kepala. Aku memakai baju berwarna biru dongker dengan serut abu - abu dan hijab warna biru dongker sambil menenteng sebungkus gula dalam bungkusan hitam. Aku pun salam dan izin pergi pada ibuku lalu meluncur dengan motor bebekku ke bengkel abangku.

Aku pun sampai di bengkel abangku. Abangku pun membersihkan tangannya dengan bensin lalu dicuci dengan air sabun dan diakhiri dengan air bersih. Aku pun menunggu ia membersihkan tangannya dan menutup toko. Setelah itu motorku dibawa oleh abangku dan aku dibonceng dibelakang. Sebelumnya aku sudah meminta bang febri untuk shareloc alamat rumahnya. Dengan teknologi sekarang, sudah ada peta online yang dapat menuntun kami ke tempat yang benar. Sedikit terjadi percekcokan dengan abangku. Ia tampak tak kooperatif dan agak egois. Aku menaruh hpku di dekat spidometer agar memudahkan kami mencari alamat rumah namun ia melepaskan hpku dan mengembalikan hpku padanya tanpa tau dimana alamat rumah bang Febri. Ia pun melaju sesuka hatinya dan seenak jidatnya tanpa bertanya dimana alamat rumahnya. Ketika sampai di pasar Aceh ia menanyakan alamat rumah bang febri.

"Coba tanya rumah dia dimana? Kampong Mulia dimananya? Kita udah sampai di pasar Aceh"
"Ngapain ke kampong Mulia bang? Rumah bang Febri bukan disitu"
"jadi?"
"Rumahnya di Leu-eu bang. Arah ke Mata ie. Arah ke Komplek Permata Puni. Itu bang, makanya ran tarok GPS di spidometer."

Abangku pun diam dan berputar arah. Aku tak tau, mungkin ia kalah malu karena salah dan egonya yang tinggi atau tak ada topik yang harus dibicarakan. Sampai kami ke gapura Kampong Leu-eu. Kami pun masuk dan agak nyasar.

"Coba tanya sama dia 'Ko dmn? Kami udah sampe!' "
"bukan gaya ran bang kayak gitu ngomongnya"

Aku pun segera mengirimkan pesan melalui WhatsApp bahwa kami harus belok kemana, pesan yang ku kirimkan tak seperti abangku suruh pastinya. Aku mengirim pesan dengan nada yang sopan. Lalu kami mencoba Trial and Error jalan - jalan dan akhirnya sampai ke rumahnya. Aku pun bersalaman dengannya dan memberikan bungkusan gula tapi aku lupa untuk salam dengan ibunya. Ya, ibunya tampak sibuk jadi sungkan untuk ku jumpai. Aku pun segera menyusun posisi. Setiap ada acara, aku selalu memakan yang manisannya dulu karena menurutku Kalau makan manisan masih bisa makan makanan utama, tapi kalau udah makan makanan menu utama belum tentu akan makan makanan manisan karena udah kekenyangan. Akhirnya aku mengambil makanan manis dan sambil bergumam manis manis manis lalu aku dimarahi oleh abangku "buat malu aja", padahal aku hanya bergumam manis. Jujur saja, jika pergi dengan abangku semua gerakku serba salah. Setelah aku mengambil makanan manis aku pun masuk ke dalam rumah dan makan di dalam (makan sambil duduk pastinya). Setelah makan makanan manis aku pun mengambil main course (menu utama). Menu utama membuatku bimbang, daging masak merah dan putih ada, udang ada, engkot kemamah (ikan kayu) ada, pergedel favorit ada, telur asin ada (tak akan menjadi pilihan karena aku tak suka), ayam ada (favorite bangettt), gado - gado ada.

"Sepertinya gue bakal kenyang total disini." dan aku juga tak lupa jika keadaanku lagi sakit gigi. Yuhuu, gusi berlebih jadi seolah lu makan tapi gusinya goyang - goyang, menimbulkan sensasi perih dan nyeri saat mengigit makanan.

LingkaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang