SATU

26 5 0
                                    

Ini kisah cintaku. Ini berawal dari tugas akhir yang tak kunjung usai. Ku akui dosaku, kuliah 2 tempat membuatku seperti orang tak punya waktu. Lalu aku pun cerita dengan ibuku. Tak sangka masalahku diketahui abangku dan abangku menyuruh aku belajar untuk membuat tugas akhirku dengan temannya yang kebetulan suka menulis karya ilmiah.

Disaat malam tiba, aku pun bersiap dengan semua perangkat. Laptop, Charger, flaskdisk, buku, jurnal, atau apapun yang dapat membantu menunjang tugasku. Aku pun pergi bersama abangku membelah jalanan menuju tempat mereka biasa berkumpul.

Saat di jalan aku hanya diam saja sambil melihat langit malam.
"Ran. Ran. Diam aja"
"Iya bang, tugasnya susah"
"Tugasnya gak susah, makanya dikerjain jangan lalai."

Sepanjang perjalanan aku dinasehati oleh abangku. Bukan, lebih tepatnya dimarahi. Serba salah, aku diam saja ditanya tapi ketika bicara aku dimarahi.

Sampailah aku di suatu tempat. Di deretan pertokoan dan seperti kantor. Aku pun mengucapkan salam dan langsung masuk. Wajahku bad mood, bagaimana tidak, sepanjang jalan hanya kena dapratan yang membuat mood ku jelek.

"Ran, ini perhitungan tabletnya gimana?"
"bentar ya bang, Ran cari"

Aku pun mencari perhitungannya.
"Pernah kalian belajar sampe mikir kayak gini?"
"ish bang, ini karena lagi rajin, kalo enggak kan lalai juga" kataku merendah. Jujur aku malu kalau orang menatapku rajin dan pintar

"Done, ini dia bang" sambil menyerahkan perhitungan kadar tablet
"cepat ya."
"kan pernah dikerjain, Insya Allah bisa"


Aku pun banyak mengenal teman-teman yang ada disitu, minimal orang yang berada di sebelah kananku (di kiri ku kosong dan di depanku adalah teman abangku). Aku pun meninggalkan berkas tugasku dan menitipkannya pada teman abangku. Siapa sangka berawal dari berkas itu kisah "merah jambu" ku dimulai

Selenting kegiatan yang aku tak ku lihat tetapi aku mendengar mereka.

"pake wifi disini aja"
"gapapa bang, pake hotspot aja"

abang yang berbaju putih di sebelahku terus saja usaha.
"agak lambat laptopnya, banyak data ya"
"gak juga bang, mungkin di windows bang, bawaan windows 7, sekarang windows 8, mau ganti lumayan juga modalnya"
"kuliah dimana?"
"di poltekkes bang"
"kuliah 2 nih" kata bang firman
"isshh bang, bocor kali" jawabku

cukup lama kami diam
"bang, aku suka sama adek abang bang" kata si baju putih pada abangku
"suka sama si Rani? makannya banyak, tekor dompet" jawab abangku sekenanya sedangkan aku hanya menatap mereka dengan tatapan kesel

Mereka menyanyikan sebuah lagu dan aku menyenandungkan lagu itu dengan suara kecil, saat mereka berhenti aku pun tetap bernyanyi dan mata mereka ke arahku. Semua mata tertuju padaku, ku malu.
"Bisa nyanyi juga?"
"gak juga sih, boleh lah cuma sekedar disuruh ribut"
"hahaha, suka ngeband?"
"pas ditawarin Ran mau, pas latihan gak ketemu jadwal akhirnya kami gak ngeband"
"disuruh jadi apa?"
"vokalis"

"bang, adek abang vokalis bang?"
"vokalis kamar mandi" kata abangku meledek
"enak aja, iya eehh, cuma mereka sering latihan malam sedangkan Rani gak keluar malam, jadi Rani di diskualifikasi deh. dijadiin penghibur rasa bosan aja"
"kerjain Rani" kata abangku. AKu pun kembali menatap laptop dan kembali mengetik

"Cepet juga kamu ngetik dek"
"dulu pernah belajar ngetik, cuma gak pernah dipake ilmunya, balik lagi deh 11 jari ( satu telunjuk kiri dan kanan) hahaha." kataku sekenanya.

Akhirnya selesai. Siapa sangka pulang dari situ aku berakhir dengan kena mara sepanjang pulang.
"jadi orang itu gak usah banyak ngomong"
"jadi orang itu gak usah terlalu ramah"
"jadi orang itu biasa aja"

Sepanjang jalan kenangan aku dimarahi. Pergi dimarahi pulang kena marah. Apes rasanya pergi dengan abangku dan selalu berharap kalau kesana tak ingin bersama abangku (lagi)

LingkaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang