SEBELAS

2 0 0
                                    

Magang selesai apotek dan rumah sakit selesai. Aku harus magang ke industri farmasi. Saat ini aku berada di terminal bus untuk berangkat ke Medan. Aku dengan 10 temanku dan ibuku. Ibuku pergi ke Pekan Baru dan transit bersamaku.

Sampai di Medan kami di tunggu oleh dosen kami dan diantar ke tempat kos kami. Menyenangkan sekali di Medan namun aku mencoba untuk hemat disana. Gak jajan terlalu berat agar cukup keuanganku jika terjadi apa - apa.

Kami dibagi 3 rumah. 4 orang di rumah nenek, 7 di rumah bu yati, dan 1 orang tinggal di rumah saudara bu yati. Ya, 1 orang laki - laki dan tidak ikut naik bis bersama kami.

Selama di Medan bang Damar menghubungiku, kadang jika aku malas membalas chatnya aku meminta izin untuk menelfonnya saja sangking pegal jari ini mengetik. Ya hal - hal simple yang biasa dibicarakan, tentang bioskop di Medan, film terbaru, dan Mall di Medan. Aku mencoba bicara saja tapi terkadang ia menjengkelkan sedikit. Singkat cerita untuk menutup telfon saja kami berdebat dulu.

"kalau sibuk dimatiin aja"

"gak kok cuma dipanggil ada perlu aja"

"matiin aja abang kan gak marah"

"loh kok jadi abang yang ngotot sih. Yaudah kalau gitu, udah dulu ya Assalamualaikum" aku menutup telfon darinya.

Padahal temanku hanya bertanya sebentar mengenai laporannya dimana disimpan, tetapi bikin naik darah saja.

Banyak pengalaman yang ku dapat disana. AKu kena di bagian gudang, abang - abang dan kakak yang ramah. Kami bahkan pernah dibayarin makan sama salah satu abang staff gudang di Industri. Pokoknya menyenangkan sekali. Mereka membuatku kangen, apalagi bertemu dengan teman sejawat yang lagi magang juga sepertiku. Bayangkan kami membersihkan gudang, ngepel gudang, jalan - jalan safari di gudang dan Quality Control. Menyenangkan sekali. Satu hal yang paling ku ingat dari salah satu kakak. Namanya anak magang, pasti disuruh - suruh. AKu pernah berkata

"kak, mana kak sapunya biar Rani yang sapu"

kau tau apa yang ia jawab?

"gak usah dek gapapa. Kan kalian magang disini untuk belajar, bukan untuk disuruh - suruh nyapu ruangan"

Jujur saja, aku diperlakukan seperti manusia, bukan seperti babu. Jujur saja, dulu waktu di Apotek, aku pernah sampai disuruh lap muntah pasien. Magang di rumah sakit aku pernah susun barang sampai jam 14.30 dalam keadaan lapar dan belum shalat. Di Industri, belum Dzuhur saja udah disuruh istirahat makan siang. Makan siang disediakan pihak industri. Pokoknya aku senaang saja magang di Industri

******

Sampai akhirnya di hari terakhir magang di Industri. Di malam hari kami mulai packing baju. Biasanya kami 1 orang tidur di bawah dan 3 orang di tempat tidur. Pada malam itu kami tidur berempat dalam satu tempat tidur, bisa dibayangkan kan betapa sempitnya, namun aku menikmatinya.

"Kita harusa janji satu sama lain ya"

"Rania Frame kaca mata ganti ya"

"Ran, dandan Ran. Kamu canti kalau terawat"

Dan peraturannya, aku harus janji menuruti permintaan mereka

Keesokan harinya kami pulang tapi aku gak pulang satu bus dengan mereka. Aku pulang sehari setelah mereka pulang. Hari itu dimulai. Hari dimana membuatku sangat amat membenci Bang Ahmad

LingkaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang