13. Kepastian Rasa

29 3 0
                                    

Hubungan alvin dan naya semakin membosankan. Naya yang teramat manja membuat alvin ngeri sendiri.

Saat jam pulang, alvin tak seperti biasanya pulang terlebih dahulu.

" Al , gue anterin pulang yah. " ucap devan

" Ehmm .. Iyaa. Bentar gue beres beres dulu, terus balikin buku ke perpus."

" Ok "

Devan pun bersiap siap membereskam semua buku buku nya. Tak sengaja ia melihat sebuah foto polaroid di lantai tepat di bawah kursi alvin.

Rasa penasaran devan membuat ia ingin mengambilnya. Gadis itu sangat tak asing baginya. Siapa lagi jika bukan alea.

Sebuah bukti kuat, bahwa alvin menyukai alea. Devan merasakan hatinya begitu panas. Peluang mendapatkan hati alea menjadi lebih sempit.

Alea yang datang dari perpustakaan mengagetkan devan.

" Maaf ya lama hehe. "

" Ehmm... I ..iya gapapa al. " sambil menyembunyikan foto tersebut di belakang punggungnya.

" Lo kenapa ? "

" Gapapa. "

" yakin ? Kayaknya lo nyembunyiin sesuatu deh di belakang punggung ?"

" Enggak . Gu.. Gue cuman gatel aja hehe. Dah yu pulang aja. "

" Ok."

Untung saja alea tak mencurigainya secara berlebih. Devan membuka suara untui memecah keheningan.

" Lo kenal alvin udah lama ?"

" Udah. Gue satu SMP sama dia. Tapi gue gak suka sama sikap dia yang tiba tiba berubah gak jelas. Waktu gue deket sama kak arka, padahal gue anggap kak arka cuman temen aja gak lebih. Tapi dia langsung emosi gitu aja." Jelas alea.

Devan tak menjawabnya kembali. Semua perkataan alea membuat devan yakin, jika alvin menyukai alea.

" O iya waktu itu gue liat lo depan SD ? Lo punya adek ?"

" Punya. Adek gue cewek. Namanya Falda Azzahra."

" Bagus banget namanya. " Puji alea pada devan.

" Lo mau ketemu dia ?"

" ehm.. Lain kali aja deh hehe."

" Ok."

Sesampainya di rumah alea. Ada sebuah motor terparkir di depan gerbang. Alea mengetahui betul siapa pemilik motor tersebut.

" Kayaknya itu alvin deh. " ucap devan. Perlahan senyum di wajah devan hilang begitu saja.

" Udah sana lo samperin dia."

Devan berusaha tersenyum walaupun hatinya begitu rapuh saat ini.

" Ngapain lo kesini ?" Tanya alea sinis.

" Gue pengen jujur sama lo, gue udah gak bisa kayak gini terus."

Alea semakin dibuat bingung. Ia tak ingin berlama lama disini. Alea pun menjawabnya.

" Apa ?"

Alvin menggenggam kedua tangan alea begitu saja. Kini tatapannya berubah dengan senyum yang mengembang.

" Maksud lo apa sih ? Cepetan bilang aja !!"

" Gue suka sama lo al. Gue dah lama simpan perasaan ini. Gue udah berusaha bikin lo peka. Tapi tetap aja lo acuh. Dan sekarang gue minta lo kasih kepastian, gue rasa lo juga suka sama gue ." Ucap alvin begitu tulus.

" Vin maaf kalo selama ini gue gak pernah peka sama lo. Tapi lo tau kan, gue masih sakit hati karna perlakuan lo yang gak jelas kayak gini. Lo tiba - tiba marah, tiba tiba baik. Seakan akan lo ngekang gue vin."

Devan yang melihat kejadian tersebut keluar dari mobilnya.

" Gue udah nyangka sama lo vin, lo beneran suka kan sama alea ?" Ucap devan.

lalu ia mengeluarkan sebuah foto polaroid yang ia temukan saat di kelas.

" Nih, gue nemu foto lea di bawah kursi lo. Lo juga simpan foto alea kan di galeri ponsel. "

Alvin merasa terpojokan dengan ucapan devan.

" Lo tadi denger kan lea masih sakit hati sama lo karna sikap lo yang plin plan kayak gini. Lo juga udah punya Naya !!"

Devan berusaha membela alea dihadapan alvin. Alvin kini dibuat bungkam. Ia langsung meninggalkan mereka berdua. Alea tak bisa menahan butiran beningnya untuk mengalir.

" Lo kenapa al ?" Tanya devan dengan lembut. Devan membelai rambut alea dan menghapus air matanya .

" Gak usah nangis. Semuanya akan baik - baik aja. Lo percaya sama gue."

Alea merasa devan sangat memperlakukannya dengan baik dan memberi perhatian lebih dari teman. Devan menyuruh alea untuk masuk ke dalam. Tiba tiba alea membalikan badan dan memeluk devan tanpa sengaja.

" Makasih dev. Lo slalu ada buat gue."

Devan masih tak percaya yang dilakukan alea. Kini ia dibuat membeku di tempat. Seketika kedua sudut bibirnya terangkat. Devan membalas pelukan alea.

" Sama sama al. Gue bakal terus ada di samping lo. "

Alea langsung melepas pelukannya. Ia merasa malu di depan devan . Bodoh bodoh al, lo kenapa peluk devan.

" Tadi nangis, sekarang salah tingkah." Ucap devan sambil terkekeh pelan .

" Eh lo jangan GR yah, tadi badan gue aja dengan sendirinya meluk lo!!!" Ucap alea tak mau kalah.

" Sini. Gue peluk lagi." Goda devan.

Wajah alea memerah. Ia menahan amarah yang ingin meledak begitu saja.

" Isshh. Ogah!!!"

Devan tertawa melihat tingkah alea yang begitu aneh. Devan pamit pulang pada alea. Saat alea membuka pintu , tiba - tiba kak binar sudah berada di ruang tamu.

" Wihh abis ngedrakor nih. "

" Apaan sih kak. Ngaco deh" ucap alea tak ingin memperpanjang .

" emangnya kakak gak tau, lo direbutin 2 cowok kan ? "

" Kepo banget sih jadi kakak. Bye ... Alea cape mau rebahan."

Alea meninggalkan kak binar di ruang tamu. Kak binar tersenyum walaupun kedua orang tuanya sibuk kerja di luar kota, tetapi masih ada orang yang selalu mempedulikan alea..

*******

Malam hari alea membuka laptopnya. Ia menghapus beberapa foto nya dengan alvin .

Tok tok tok...

" Masuk aja."

" Teruntuk adik ku yang paling syantik sekelurahan ini, tolong jaga rumah yah, kakak mau kencan dulu ok."

" Ko tega sih kak, ninggalin alea sendirian di rumah ?"

" Kamu panggil aja aktor drakor tadi siang haha. Biar gak kesepian. Byee .. Kakak berangkat dulu."

Kak binar menutup pintu kamar alea. Alea merasa kesal . Kak binar begitu tega padanya.

" emangnya gue satpam apa suruh jaga rumah ? "



Untuk semuanya terimakasih yah, karna kalian udah mau baca ceritaa aku . Hehe.. Tunggu part selanjutnya ya ....

AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang