27. Peduli

39 1 0
                                    

Devan 20 menit lebih cepat sampai di rumah  alea dengan mobilnya. Alea kaget melihat kehadiran devan.

" Lo .. Lo tadi kan pake bis, terus ini ?"

" Gue turun terus ambil mobil, terus kesini , terus sekarang gue ketemu lo ."

" ngapain ?"

" Ngobrol lah . kenapa lo tadi marah ? Lo cemburu yah liat gue sama s naya ngobrol di sekolah ?" Goda devan.

" Gak."

" Ywd sih gapapa lo gak mau jujur juga gue dah tau. Gue pulang yah ."

" Ehh jangan!!!"

Alea menahan tangan devan. Ia mengembangkan senyumnya.

" Hehe .."

" Apa ? Tadi aja marah - marah , sekarang senyum- senyum gini."

" Maafin yah, gue .. Cu..cuman akting ko hhe "

" hidup lo banyak drama yah .. Oh iya gue lupa , kan lo mantan aktris mak lampir pantes aja jago." Ucap devan tanpa dosa.

Alea langsung membuang tangan devan begitu keras. Devan pun tertawa puas di hadapan alea.

*********
Keesokan harinya, alea sibuk di ruang osis untuk persiapan acara pentas musik 3 hari lagi.

Jam istirahat alea kembali ke kelas, ia melihat devan tengah memainkan gitarnya dan bernyanyi.

Alea mengetuk pintu kelas nya dengan hati hati.

" Gue boleh masuk ?"

" Masuk aja. " jawab devan dengan santai.

" Gak nyangka. Ternyata lo bisa maen gitar juga."

" Ya ini satu satunya temen yang slalu ada pas gue sedih, bete ."

Alea tak ingin melanjutkannya. Kemudian ia mengeluarkan ponsel dari saku rok nya . Alea mulai terjun ke dunia orange nya .

Hingga tanpa sadar ia mulai senyum senyum sendiri. Devan merasa aneh melihat tingkah alea. Apakah temanny ini sudah gila.

" lo kenapa sih dari tadi senyam senyum mulu. Sama hp ? "

" diem lo, cowok mana paham."

" emang apaan ?"

" jadi gue baca cerita di wattpad, s cowoknya ni yah ..sweet banget gemes gue bacanya jadi baper tau gak."

" dasar cewek. Dikit dikit baper." Ucap devan .

" dasar cowok. Dikit dikit protes." Ucap alea dengan ketus. Matanya masih terfokus pada layar ponselnya.

" eeeuhhh gue sentil juga ginjal lo ."

Seketika mereka tertawa begitu lepas. Alvin yang sedari tadi mendengar percakapan mereka, merasa iri jika alea bisa tertawa dengan orang lain bukan dengan dirinya.

Handphone devan berdering.

" hallo pa "

" pulang sekolah kamu bisa kesini, papa mau ketemu sama orang yang mau join sama restoran kita."

" ok bisa . Nanti devan kesana. "

" ok papa tunggu yah. "

Sambungan telepon pun terputus begitu saja. Devan melanjutkan nyanyian nya sambil bermain gitar.

" oh iya ngomong ngomong lo udah siap buat pentas musik nanti ?"

" belum."

" terus slama ini lo ngapain aja ? Lo jangan bikin malu kelas kita. " ucap alea.

AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang