22. Rasa Sayang

29 1 0
                                    

" al, plisss lo bangun. Gue udah ada di samping lo sekarang al ."lirih devan.

Tetap saja alea tak sadarkan diri. Devan membawa alea pulang ke rumah. Sesampainya di rumah alea, devan berusaha mengetuk pintu dengan keras.

Lalu saat pintu terbuka, kak binar kaget melihat alea di bopong devan.

" Alea kenapa ? " tanya kak binar begutu khawatir.

" Tadi aku liat dia nangis pinggir jalan sambil hujan hujanan. "

Devan membaringkan alea di sofa. Ia begitu khawatir dengan kondisi alea sekarang. Ia memegang kening alea terasa panas.

" maafin gue al, harusnya gue lindungin lo disini." Gumam devan dalam.hati.

Kak binar datang dengan membawa teh hangat.

" Ayo diminum." Ucap kak binar.

" makasih kak."

" Untung ada kamu, kalo enggak mungkin sekarang alea belum pulang." Ucap kak binar sambil mengusap ngusap kepala alea.

Devan hanya tersenyum. Kak binar begitu menyayangi alea.

" kamu tolong jagain alea sebentar yah, kaka mau ambil air kompresan sama obat."

" Iya kak."

Devan menatap alea sebentar. Gadis itu terlihat pucat sekali. Sepertinya ia demam.

" Bangun al, gue disini. " lirih devan.

Kak binar datang dengan membawa air kompresan dan obat.

" Biar aku aja kak. "

" Gap.."

" Devan bisa kok. " ucap devan sambil mengembangkan senyumnya .

Kak binar membiarkan devan mengomores alea dengan air hangat. Kak binar melihat aura yang berbeda dari seorang devan. Ia terlihat khawatir saat kondisi alea terbaring lemah seperti ini.

" Kamu suka sama alea ?" Tanya kak binar membuat devan terkejut.

" Aku gak tau kak. Di sisi lain, masih ada seseorang yang menyukai alea. "

Kak binar mengangguk mengerti. Tak lama kemudian alea tersadar dari pingsannya.

" Kak binar. Aku dimana kak ?" Tanya alea linglung. Matanya belum terbuka sempurna. Ia merasa sedikit pusing dan kedinginan.

" Kamu di rumah. "

Alea mengerutkan keningnya, bagaimana ia bisa berada di rumah.

" devan yang bawa kamu ke sini. Kamu sih tidur seenaknya aja di jalan." Ledek kak binar berusaha merubah suasana.

Alea melirik ke kanan, benar saja kini di sampingnya ada devan tengah mengompresnya. Devan tersenyum melihat alea yang sudah sadar.

" Kakak mau pergi sebentar beli makanan ." Kak binar menghembuskan nafasnya sejenak. " devan, kaka bisa kan minta tolong sama kamu buat jagain alea disini ? Kakak gak lama ko ?"

" Iya kak. " jawab devan tanpa ragu.

Kini hanya mereka berdua. Devan terlihat sangat bingung. Sebenarnya ia tak ingin berdua bersama alea di dalam rumah. Tetapi apa boleh buat. Orang tua alea tak ada disini, kak binar pergi membeli makanan.

" Devan..." Panggil alea.

" Iya, kenapa al ?"

" Lo beneran bawa gue ke sini ?"

AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang