07

898 73 1
                                    

Pegangannya pada ponsel Sehun melemah, membuat ponsel itu terjatuh ke ranjang.

"Ada apa ?" Tanya Sehun yang baru keluar dari kamar mandi.

Wajah Rose memerah, matanya berkaca-kaca.

"Kenapa Rose ?"

"Ayah..kecelakaan"

"APA ? Yang benar saja ?" Tanya Sehun tak percaya.

Rose pun segera bangkit dan mengambil tas selempangan dan juga ponselnya. Tak lupa ia langsung mematikan laptopnya. "Cepat, kita ke rumah sakit sekarang"

"Ah iya" kata Sehun yang masih tak percaya. Dia pun mengambil ponselnya yang ada diranjang. Lalu keluar dari kamar dan segera memberitahu ibunya.

"CEPATLAH SEHUN !" Teriak Rose dari bawah. Karena Sehun sedang memberitahu ibunya terlebih dahulu.

"Tunggu sebentar !"

Rose pun pergi keluar, dia menunggu didepan mobil milik Sehun. Hatinya tak karuan sekarang.

"SEHUN CEPATLAH !" Teriak Rose lagi. Masa bodoh jika itu membuat tetangganya merasa terganggu. Karena sekarang dia hanya mencemaskan keadaan ayahnya.

"Ah sial!" Umpat Rose karena Sehun dan ibunya tak kunjung keluar. Rose pun pergi dari lingkungan rumah dan mencari taksi. Karena dia harus segera sampai dirumah sakit.

÷÷÷

Rose terus berlari disepanjang koridor rumah sakit. Air mata terus keluar dari matanya. Dia sangat takut sekarang. Takut terjadi hal yang buruk pada ayahnya.

Pada saat sampai didepan ruangan tempat ayahnya dirawat, keluarlah seorang dokter dari ruangan itu. Rose pun langsung menghampirinya.

"Dokter, apa yang sudah terjadi pada ayahku ? Bagaimana keadaannya sekarang ?" Tanya Rose tak sabaran.

"Apakah anda putrinya ?" Tanya dokter tersebut.

Rose mengangguk. "Aku putrinya"

"Kalau begitu masuklah. Beliau terus menyebutkan namamu" kata dokter itu.

Tanpa basa-basi, Rose pun langsung masuk dan menghampiri ayahnya yang terbaring. Ada luka ditubuh dan juga kepalanya. Tapi tak ada darah, karena dokter sudah membersihkannya.

Rose mengatupkan bibirnya. Tak tega melihat ayahnya dalam keadaan seperti ini. "Ayah.." lirihnya.

"Rose, putriku.." ucap ayah pelan, karena dia tidak punya banyak tenaga.

"Bagaimana ini bisa terjadi ayah ? Bagaimana ?"

"Rose, ayah tidak punya banyak waktu. Jadi tolong dengarkan ayah"

Rose langsung menggeleng cepat. "Tidak ayah tidak. Jangan katakan hal itu"

"Rose-"

"Ayah akan selamat, tenang saja. Sebentar, aku akan panggil dokternya" Rose hendak pergi memanggil dokter, tapi ayah menahan lengan Rose agar tidak pergi.

Ayah menggeleng pelan. "Rose, ayah sangat menyayangi mu lebih dari apapun. Kau adalah putri kecil ayah"

"Tidak ayah, kumohon-"

"Dengarkan ayah, nak" dan Rose pun menurut.

"Rose, hiduplah dengan bahagia. Jangan terus bersedih. Dan tentang Sehun juga ibumu, percayalah bahwa mereka sebenarnya menyayangi mu"

Rose menggeleng cepat. "Ayah-"

"Kau tunggu saja. Ayah yakin, bahwa sebenarnya mereka juga menyayangimu"

Girl (x) FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang