Donghyun tidak masuk ke kelasnya. Ia lebih memilih pergi menuju rooftop untuk menjernihkan pikirannya dan menenangkan dirinya.
Dirinya benar-benar membenci Yunseong sekarang. Apa ia harus berhenti dan membiarkan semuanya hilang?
Donghyun benar-benar pusing.
Ia menatap potongan kertas yang ada di tangannya. Naskah yang ia buat kini hancur walaupun hanya fotocopyannya saja.
Donghyun memutuskan mengirim pesan kepada Jinwoo untuk memberitahu kepada guru yang mengajar bahwa dirinya sedang ada urusan dan baru bisa masuk kelas setelah selesai jam istirahat.
Sementara di kelas lain, Yunseong sedari tadi hanya diam tanpa memperdulikan kelakuan teman-temannya.
Ia masih memikirkan bagaimana dirinya memperlakukan Donghyun tadi.
"Lo kenapa, Yun?" tanya Yohan dan Yunseong hanya menggeleng.
"Yun, si Donghyun manis ya? Kalau dia nawarin gue yang jadi pemeran utamanya, langsung mau gue!" ujar Yuvin yang membuat Yunseong semakin merasa bersalah karena Yuvin membahas Donghyun.
"Donghyun juga tau mana yang harus dijadiin pemeran utama, dan mana yang harus dijadiin tukang kebun," ledek Yohan dan Yuvin langsung mengerucutkan bibirnya, membuat Yohan memandang jijik ke arahnya.
"Ganteng juga gue daripada si Yunseong," ujar Yuvin.
"Waras juga Yunseong daripada lo" balas Yohan yang membuat Yuvin makin mengerucutkan bibirnya.
"Jahat lo! Siapa yang selama ini bantuin lo?" tanya Yuvin dengan nada dramatis.
"Geli!" umpat Yohan
Yunseong tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya, membuat ketiga temannya bingung.
"Mau ke mana lo?" tanya Dohyon namun Yunseong hanya diam dan tetap meneruskan langkahnya.
Yunseong membawa dirinya menuju rooftop dan sialnya di sana ia malah bertemu dengan Donghyun.
Sekelibat kejadian muncul di otak Yunseong. Kejadian di mana ia memperlakukan Donghyun dengan kasar.
Donghyun membalikkan badannya, dan terkejut melihat Yunseong yang kini ada di hadapannya dan menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Donghyun tidak memperdulikan itu. Ia memutuskan untuk melangkahkan kakinya dan pergi meninggalkan Yunseong.
Saat dirinya baru selangkah melewati Yunseong, Yunseong memegang tangan Donghyun kemudian menariknya ke hadapannya.
Kini tatapan mereka bertemu. Donghyun seolah-olah merasa terkunci oleh tatapan itu.
Donghyun memberanikan dirinya untuk menatap balik manik mata Yunseong yang tajam dan menakutkan itu. Bagaimanapun, ia tidak mau dirinya direndahkan seperti tadi pagi.
"Cuma gara-gara itu, lo sakit hati?" tanya Yunseong yang membuat Donghyun mengernyit bingung.
"Maksud lo apa?"
Yunseong tertawa sinis, kemudian menjawab, "omongan gue tadi pagi itu sesuai fakta. Naskah lo emang sampah."
Donghyun mengepalkan sebelah tangannya yang bebas dari genggaman Yunseong dengan kuat. Ia pikir Yunseong akan meminta maaf kepadanya, namun nyatanya, Yunseong kembali merendahkan dirinya.
"Lo marah sama omongan gue? Saat film lo muncul dengan naskah sampah itu, apa lo yakin orang-orang akan suka sama naskah lo?" sindir Yunseong dan Donghyun hanya diam.
"Lo harus punya saran kalau lo mau mengkritik karya orang!" seru Donghyun dan Yunseong hanya tertawa.
"Saran gue, mending lo bubarin aja ekskul nggak jelas lo itu."
Yunseong melepaskan tangan Donghyun dari genggamannya kemudian pergi meninggalkan Donghyun yang kini sudah berwajah merah padam.
"Lo pikir cuma lo doang yang cocok jadi pemeran utama film gue? Gue bisa cari pemeran utama pria lain, Yunseong!" teriak Donghyun penuh kekesalan.
Yunseong mendengar teriakan itu. Ia merasa semakin bersalah. Niat awalnya adalah untuk meminta maaf ke Donghyun. Namun, kenapa sesulit itu untuk mengungkapkan kata maaf?
"Lo harus terus berusaha sampai gue mau jadi pemeran di film lo, Donghyun" batin Yunseong
°°°
_zae_

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Silent (HwangGeum)
De Todo"Lo mau, kan, bantuin gue?" Yunseong menatap Donghyun datar "Enggak" "Gue akan ngelakuin apapun kalau lo bantuin tugas gue," ujar Donghyun sembari terus mensejajarkan langkahnya dengan Yunseong "Enggak" "Gue mau jadi asisten lo selama satu bulan asa...