Setelah tiga hari berlalu, akhirnya Ay dan Arfan kembali ke Jakarta. Setelah menempuh waktu yang cukup panjang akhirnya Ay dan Arfan sampai di bandra dan disambut dengan senyuman hangat dari semua anggota keluarga Al-ghafar
"Sayaangg, oma kangen banget sama kamu. Oma kesepian nggak ada temen cerita"ucap oma sambil memeluk Ay dengan erat
"Ay juga kangen oma"ucap Ay sambil membalas pelukan oma dengan erat
"Ay nggak kangen umi?"tanya umi dengan sedih
Mendengar suara umi, Ay langsung menoleh ke sumber suara dan langsung menghampiri umi setelah oma melepasakan pelukannya
"Ay juga kangen umi"ucap Ay sambil menangis menahan kakinya yang sakit akibat terlalu semangat berlari
"Sayang kenapa?"tanya umi karena melihat Ay yang berjalan pincang dan menangis
"Ay nggak papa kok umi, Ay hanya terlalu kangen dengan umi"jawab umi dengan senyum hangatnya
"Kenapa kamu nggak jujur sama umi sayang?"batin umi sambil melihat Ay dengan sedih. Umi sebenarnya apa yang selama ini mereka lakukan di Bali
"Kok dia belain gue"batin Arfan sambil melihat Ay yang sedang tersenyum menutupi kesakitannya
Setelah itu mereka menuju mobil untuk kembali ke istana keluarga Al-ghafar
..........
"Hati-hati sayang"ucap umi saat melihat Ay turun dri mobil
Mendengar ucapan umi semua anggota keluarga Al-ghaafr langsung nelihat ke arah Ay. Oma pun langsung menggmpiri Ay yang terlihat kesusahan berjalan
"Ay kenapa sayang?"tanya oma saat sudah di depan Ay
"Emm.. Ay cuma keseleo kok oma. Nggak papa"ucap Ay tenang agar semua tidak khawatir
"Coba umi lihat kaki kamu"ucap umi dan langsung berjongkok untuk melihat kaki Ay
"Innalillahi. Ini parah sayang sampai biru seperti ini"ucap umi sambil menahan tangis melihat kondisi Ay
"Umi nggak nyangka kamu sejahat ini Arfan"batin umi sambil melihat Arfan yang juga sedang melihat ke arah kaki Ay
"Arfan kamu apain cucu kesayangan oma?"tanya oma dengan tajam
"Emm... Ar-"ucapan Arfan terputus
"Ay jatuh di kamar mandi oma"ucap Ay cepat
Mendengar jawaban Ay, Arfan langsung melihat ke arah Ay.
"Aku kira dia bakalan ngadu ke oma"batin Arfan
"Kamu baik sekali sayang"batin umi sedih
Setelah itu oma mengajak semua anggota keluarga masuk ke dalam rumah.
....................
"Gimana sayang bulan madunya?"tanya oma dengan wajah smringah
"Em...It-"ucap Ay
"Lancar kok oma, kami seneng banget makasih ya Ay" potong Arfan sambil merangkul pundak Ay
"Maaf oma"batin Ay dan Arfan
"Alhamdulillah. Mudah-mudahan cepet dikasih momongan ya sayang, oma pengen cepet-cepet punya cicit"ucap oma dengan bahagia
"Aamiin"ucap semua yang berada disana kecuali Arfan
"Ya Allah Ay mohon bukakanlah sedikit pintu hati mas Arfan walau itu hanya sedikit"do'a Ay dalam hati
"Lo nggak boleh terpengaruh sama omongan mereka fan" ucap Arfan dalam hati
"Sini sayang kakinya biar umi pijit dulu"pinta umi kepada Ay
"Eheh..umi tidak usah biar Ay sendiri"ucap Ay
"Udah nggak papa sayang umi pijit kakinya ya biar cepet sembuh"ucap umi seraya mengangkat kaki Ay ke pangkuannya
"Geser fan"ucap umi
"Ck.. iya iya"ucap Arfan lalu pindah ke single sofa
"Bismillah ya sayang" ucap umi seraya mulai memijat kaki Ay yang membiru
"Au.. umi sakit aduh..hiks..hiks"ucap Ay lirih sambil menangis
"Aduuh cucu oma nggak boleh nangis dong nanti ilang lagi cantiknya"ucap oma lalu menghampiri Ay untuk menenangkannya
"Hiks hiks sakit umiii"ucap Ay saat umi memijat kakinya yang memar
"Sedikit lagi kok sayang tahan yaa..."ucap umi dengan senyum menenangkan
"Maafin umi sayang"batin umi seraya melihat Ay yang kesakitan
"Nah udah, tapi jangan buat jalan dulu, inget kamu istirahat di kamar dulu ya sayang"ucap umi setelah selesai memijit kaki Ay
"Tap-"ucap Ay terpotong
"Nggak ada tapi-tapian Ay"ucap oma tegas
"Baik oma"ucap Ay lirih karena takut dengan oma
"Oma sayang sama kamu Ay oma nggak mau kamu kenapa-napa, sekarang kamu istirahat di kamar ya sayang"ucap oma sambil mencium kepala Ay dengan sayang
"Arfan cepet gendong Ay ke kamar biar Ay bisa istirahat"perintah oma pada Arfan
"Om-"ucapan Arfan terpotong
"ARFAN"ucap oma dengan tegas
"Iya oma"ucap Arfan karena semua tau jika oma sudah berkata tegas berarti harus dijalankan apapun perintahnya
Arfan langsung menggendong Ay dan berjalan menuju lantai dua karena kamar Arfan terletak di lantai dua. Selama digendongan Arfan, Ay hanya diam karena ia takut jika ia berbicara maka Arfan akan memarahinya. Arfan juga hanya diam namun sesekali ia juga curi-curi pandang untuk menatap wajah Ay.
"Kok gue baru sadar ya kalo istri gue cantik kulit putih kayak bayi, bulu mata lentik, hidung kecil mancung ,bibir tip- eh eh gue ngapain sih mikirin si Ay"batin Arfan sambil geleng geleng kepala untuk menghilangkan pemikirannya
"Em.. mas kenapa?"tanya Ay dengan pelan karena bingung dengan tingkah Arfan
"Eh.. gu..gue nggak papa kok"gugup Arfan
"Sialan kenapa gue jadi gugup gini"umpat Arfan dalam hati
Setelah sampai kamar Arfan langsung membaringkan tubuh Ay dengan hati hati dan pamit untuk kembali ke bawah.
"Gue ke bawah dulu"ucap Arfan dan langsung meninggalkan Ay
"Ya Allah terimakasih"ucap Ay dengan tersenyum
Sedangkan dibalik pintu Arfan merasa dirinya salit jantung karena jantungnya terus berdegup kencang saat bersama dengan Ay
"Sebenernya gue tuh kenapa sih?"tanya Arfan pada dirinya sendiri sambil menuju ke lantai bawah untuk bergabung bersama keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah Humaira
Spiritual"Aku mencintaimu karena Allah dan Aku meniggalkanmu karena Allah" Aisyah Humaira