part 4

521 23 1
                                    

Teng teng

Bel telah berbunyi menandakan pelajaran telah berakhir. Semua siswa telah meninggalakan sekolah termasuk Ay dan Adel

"Aku pulang duluan ya Ay. Da d-" ucap Adel

"Assalmualaikum Del" potong Ay

"Hehehhe lupa. Waalaikumsalam Ay" jawab Adel sambil menepuk jidatnya karena lupa mengucapkan salam

Setelah itu Ay pulang dengan mobila yang biasa mengantar jemputnya karena jarak antara rumah dan sekolah cukup jauh.

"Assalamualaikum" ucap Ay ketika memasuki rumahnya

"Waalaikumsalam" jawab Bunda dan Ayah bersamaan

Ay pun langsung menyalimi tangan ayah dan bundanya. Namun saat melihat beberapa koper besar disamping bundanya Ay pun bertanya

"Ayah sama bunda mau kemana?"tanya Ay heran

"Ooo.. iya kami mau jenguk nenek Ay. Nenek sakit"jelas bunda sedih

"Innalillahi.. Ay ikut ya bun?"pinta Ay

"Jangan sayang kamu kan sekolah" larang bunda

"Tapi... bun"ucap Ay. Entah mengap Ay merasa akan terjadi sesuatu

"Ya udah ya sayang kami berangkat dulu Assalamualaikum" ucap Bunda lalu mencium kening Ay kemudian diikuti oleh Ayah. Entah mengapa Ay merasa ini adalah ciuman terakhir dari orang tuanya.

.............

Tok tok

"Masuk"ucap Arfan

"Maaf pak rapat akan segera dimulai" ucap Raina selaku sekertaris Arfan

"Hmmm...."jawab Arfan dengan deheman dan langsung bangkit dari kursi untuk menuju ruang rapat

"Nggak berubah lo fan"batin Raina. Karena Raina sebenarnya adalah sahabat Arfan

Setelah dua jam rapat, akhirnya rapat pun selesai dan
Arfan pun segera  kembali ke ruangannya.

Namun saat akan duduk handphonenya bergetar dan Arfan langsung menerima paggilan tersebut karena ternyata yang menelponnya adalah umi

"Assal-"ucapan Arfan terpotong

"Hiks hiks Fan kamu tolong jemput Ay di rumahnya ya..
Hiks bawa Ay ke rumah sakit Me**** hiks hiks"ucap umi sambil terisak-isak dan langsung mematikan panggilannya

"Umi kenapa?"ucap Arfan

Tanpa pikir panjang Arfan langsung mengendarai mobilnya menuju rumah Ay tanpa mengabari Raina terlebih dahulu

...........

Ting tong

"Sebentar" ucap Ay ketika mendengar suara bel rumahnya berbunyi

"Eh... mas Arfan. Bund-"ucapan Ay terpotong

"Ikut saya ke rumah sakit" ucap Arfan datar dan langsung masuk ke mobilnya

Ay pun langsung mengunci rumah dan langsung mengikuti Arfan dari belakang

Namun saat akan masuk ke dalam mobil Ay bingung ia harus duduk dimana

Arfan yang mengetahui itu langsung saja berkata

"Belakang"ucap Arfan singkat. Karena Arfan juga tau bagaimana batasan seorang muslim

"Makasih mas"ucap Ay dengan menunduk sambil memainkan jari-jari tangannya

"Hmm..."jawab Arfan dengan deheman

........

Setelah dua puluh menit perjalanan akhirnya keduanya sampai di rumah sakit

Karena bingung Arfan langsung menelpon umi untuk bertanya posisi uminya. Sedangkan Ay hanya mengikuti kemana Arfan pergi.

Setelah mengetahui posisinya uminya Arfan langsung berjalan tanpa mengajak Ay. Ay yang melihat Arfan berjalan pun mulai mengikutinya

Saat sampai di ruang ICU. Umi langsung memeluk Ay dan mengucapkan

"Hiks hiks sabar ya sayang"ucap umi dengan terisak isak

Ay yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi pun hanya diam

"Bunda hiks kamu udah hiks nggak ada"ucap umi sedih

"Bunda"ucap Ay lirih dan saat itu juga air mata Ay turun membanjiri wajah cantiknya

"Ayah hiks gimana hiks umi?"tanya Ay dengan isakan kecilnya

"Ayah be-"saat akan menjawab pintu ruang ICU terbuka

Abi pun langsung bertananya bagaimna keadaan temannya itu

"Gimana dok keadaan sandi?" tanya Abi

"Pasien kritis"jawab dokter

Mendengar jawaban dokter saat itu Ay langsung jatuh pingsan

.......

Setelah dua jam pingsan akhirnya Ay siuman dan yang pertama Ay lihat adalah ruangan warna putih yang pastinya rumah sakit. Saat menoleh ke arah pintu, pintu terbuka dan ternyata pelakunya adalah umi.

Melihat calon menantunya telah siuman, umi pun bertanya

"Gimana keadaan kamu sayang?"tanay umi lembut

Karena teringat keadaan ayahnya yang kritis Ay pun bertanya

"Keadaan ayah gimana umi?"tanya Ay sedih

"Keadaan ayah kamu masih kritis Ay" jawab umi lirih

"Ay mau ketemu ayah, umi"pinta Ay

"Tapi say-"ucapan umi terpotong

"Ay mohon umi, anter Ay ke ruangan ayah"pinta Ay dengan lemah

"Baiklah, ayo umi anter sayang "ucap umi

Setelah sampai di ruang ICU Ay dan keluarga alghafar langsung masuk ke dalam ruangan itu dan terlihatlah ayahnya yang terbaring lemah dengan alat-alat yang menempel di tubuhnya.

Ay yang melihat itu pun tak kuasa menahan tangisnya. Pahlawan yang ia idolakan sekarang terbaring lemah yak berdaya dan dipenuhu oleh alat-alat untuk mempertahankan hidupnya

"Ayah hiks"panggil Ay sedih

"Ay ja..jangan n..naa..ngis sa..sayang a..yah ngga..k pa..pa" ucap ayah terbata-bata

"Diq a..ku mo..hon ni..kah.kan Ay da..n Arfan se..kara..ng ju..ga. A..ku in.ngin men..jadi wa..li ana..kku"pinta Ayah

Yeeeee gimana ceritanya?

Aisyah HumairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang