Hari ini Arfan begitu bersemangat pergi ke kantor, bahkan para karyawan begitu takjub dan terheran dengan wajah Arfan yang penuh senyuman padahal Arfan terkenal sebagai CEO yang dingin dan irit bicara
"Pak Arfan tambah ganteng ya"
"Seandainya belum punya istri"
"Gue rela jadi istri siri pak Arfan"Dan masih banyak lagi ucapan karyawan, namun Arfan hanya mengabaikan ucapan itu dan melenggang pergi menuju meja kebesarannya.
.......
Setelah sampai Arfan langsung duduk di kursi kebesarannya dan membuka handphone memandang foto Ay yang diambilnya tadi sebelum Ay terbangun.
Sedangkan di luar ruangan Arfan, Bagas dengan santainya berjalan menuju lift namun ia merasa aneh dengan karyawan yang selalu membicarakan tentang Arfan yang tak lain adalah sahabtanya itu.
Setelah sampai ke ruangannya bukannya langsung bekerja, Bagas malah membelokkan dirinya ke ruangan Arfan untuk mengetahui apa yang terjadi
"Ooyy Faan"ucap Bagas sambil mengetuk pintu
"Faaan oyy monyet"ucap Bagas dengan tidak santainya
"OYYY ARFAN LO BUDEK YAA"ucap Bagas dengan berteriak dan mengetuk pintu dengan keras
Karena kesabarannya sudah habis, Bagas langsung membuka pintu dengan kebar-barannya sedangkan Arfan masih memandang handphone tanpa terganggu dengan suara kegaduhan yang sudah dilakukan Bagas.
"Sabarkan hati bagas ya Allah"ucap Bagas dramatis
"WOY UPIL ONTA, KAMPRET"ucap Bagas dengan keras hingga membuyarkan lamunan Arfan
"Apa sih ganggu aja"ucapa Arfan ketus sambil melihat Bagas dengan tatapan elangnya
"Buju buset bukannya min-"ucapan Bagas terpotong
"Udah gue bilang kalo mas-"ucapan Arfan terpotong
"Masuk ketok pintu dulu. Gue udah teriak-tetiak onta udah gedor-gedor pintu kaya orang gila tapi yang punya ruangan malah ngelamun"ucap Bagas dengan ngegas
"Tu sadar kalo gila"ucap Arfan pelan
"HEH Gue Denger"ucap Bagas dan langsung duduk di sofa yang tersedia di ruangan Arfan.
"Lagian lo tu ngapain sih?"ucap Bagas kepo
"Kepo"ucap Arfan
"Kurang ajar lo. Tapi ngomong-ngomong kok hari ini gue rasa ada yang beda deh sama lo"ucap Bagas sambil bangkit dari sofa menuju meja kebesaran Arfan dengan raut wajah yang tidak biasa dan itu membuat Arfan salah tingkah sendiri akibat tatapan mata Bagas yang tidak biasa.
"Oooo.. gue tau past-"ucapan Bagas terpotong karena Arfan yang tiba-tiba berdiri mengabaikan Bagas yang jatuh mencium lantai.
"Kampret emang,untung temen. Eh bentar WOY ARFAN TUNGGUIN GUE WOY UPIL ONTA KENAPA GUE LO TINGGAL" uca Bagas dengan berteriak dan berdiri menyusul Arfan yang pergi meninggalkanya
"Kan hah be ner hah teba hah kan gue hah pasti lo disini"kata bagas ngos-ngosan
"Hmm..."dehem Arfan
"Eh bentar gue belum jadi nanya ya tadi, jadi ada apa sih kok heboh banget tadi?"tanya Bagas dengan tatapan seriusnya
"Nggak ada"singkat Arfan
"Halah boong luu. Gue udah kenal lo lama kalo lo lupa fan"ucapa Bagas
"Oooo tau jangan-jangan lo jatuh cinta ya sama Ay"ucap Bagas asal, namun melihat telinga Arfan yang memerah, Bagas dengan usilnya langsung menggoda Arfan dengan kata-kata alay bin lebay
"Eeciwwtt babang Arfan jatoh cinta ame dedek Aisyah"goda Bagas dengan kata-kata alay bin lebainya sambil menusuk-nusuk lengan Arfan gemas
Sementara Arfan menatap jijik Bagas yang sekarang dalam mode alaynya dan dengan tidak bersalahnya Arfan langsung pergi meninggalkan Bagas yang masih gencar untuk menggodanya
"Aaaa.. babang Arfan tuguin dedek, WOY TUNGGUIN MALAH DITINGGAL LAGI ASTAGHFIRULLAH" ucap Arfan lalu belari lagi untuk mengejar Arfan dan meminta traktiran.
..........
Sedangkan di lain tempat, Ay sedang membaca novel dan tiba-tiba handphone yang berada di atas nakas berbunyi. Disana tertera nama Adel sehingga Ay lanhsung mengangkatnya.
"Haloo Ay cantikuu rindeh deh"ucap Adel
"Assalamualaikum Adel"ucap Ay
"Eh iya, waalaikumsalam ay hehehe lupaa"ucap Adel
"Kenapa Del"tanya Ay
"Ay temenin aku beli novel ya ya ya ya please"mohon Adel
"Emm.. ak-"ucapan Ay terotong
"Oke makasih Ay aku tunggu ya
Bye Assalamualaikum"
Tut tut
"Walaikumsalam"ucap Ay pelan, kebiasaan Adel yang selalu menutup telfon dulu tanpa menunggu balasan dari orang yang ditelfon.Sekarang Ay bingung bagaimana ia akan meminta izin kepada Arfan jika ia akan pergi menemani Adel membeli novel. Apakah dirinya harus menelfon Arkan, tapi Ay ragu dan takut jika itu akan mengganggu Arfan.
"Bismillah"ucap Ay seraya menelfon Arfan
"Halo Assalamualaikum humairaku"ucap Arfan sambil terkekeh membayangkan wajah Ay yang memerah
"Emm..Waalaikumsalam mas"ucap Ay dengan tersenyum dan wajah yang memerah
"Pasti pipinya merah"tebak Arfan
"Iihh enggak kok mas"kilah Ay padahal memang wajahnya memerah
"Iya nggak salah lagi hahahaha"ucap Arfan
"Ihh mas Arfan"ucap Ay pelan
"Sudah ha ha. Oiya kenapa humaira menelfon?"tanya Arfan
"Emm.. mas Ay boleh keluar nggak? Nemenin Adel beli novel"
"Emm.. gimana ya?"ucap Arfan pura-pura berfikir
"Emm... ya ud-"ucap Ay terpotong
"Eehh ya boleh dong sayang, kamu kalo mau beli juga nggak papa, kamu ambil atm di dalam nakas ya NGGAK TERIMA PENOLAKAN"ucap Arfan
"Iya mas, terimakasih. Assalamualaikum mas Arfan"tutup Ay
"Waalaikumsalam humairaku"tutup Arfan sambil tersenyum dan tak jauh beda yang dilakukan dengan Ay.Setelah mendapat izin dari Arfan, Ay langsung bersiap-siap dan tak lupa izin kepada umi dan oma untuk pergi menemani Adel membeli novel.
Gimana ceritanya temen2?😆
Lanjut nggak ni?😄😄
Sebelumnya terimakasih buat yang udah vote and komen di part sebelumnya ya😊😊
Ooo iya bagi yang belum tolong di vote and komen ya biar aku jadi semangat buat ngelanjutin ceritanya☺☺☺
Dada temen2 Assalamualikum sampai bertemu di part selanjutnya😘😘
Jangan lupa vote and komen yaa..
Terimakasih...
![](https://img.wattpad.com/cover/197085221-288-k286983.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah Humaira
Spiritual"Aku mencintaimu karena Allah dan Aku meniggalkanmu karena Allah" Aisyah Humaira