EOS 02 : PERTUNANGAN

2.3K 135 3
                                    

Rasanya seperti mimpi melihat Kakak ku yang selalu berlagak seperti anak kecil setiap di hadapan ku, sekarang dia sudah memiliki calon istri.

-Devi Cahya Kusuma

02. PERTUNANGAN

Hari ini tepat hari dimana David akan bertunangan dengan kekasihnya. David berhubungan dengan kekasihnya sejak kuliah sampai saat ini. Cukup lama bukan? Tapi, itu semua pilihan dari kedua belah pihak, yang tidak mau terburu-buru dalam hubungan yang terlalu serius.

Devi keluar dari kamarnya, dan masuk kedalam kamar Kakaknya. Disana sudah ada beberapa orang yang siap untuk membuat David tampil perfect dihadapan keluarganya dan calon keluarganya nanti.

“Hai Kakak,” sapa Devi dari pintu kamar dan langsung masuk ke kamar David.

David hanya tersenyum kecil kepada Devi. Dia melihat dirinya dihadapan cermin. Dirinya yang sudah rapih. Dengan balutan jas warna navy membuat David semakin tampan malam ini.

“Ada yang beda kayaknya,” Devi memperhatikan Kakaknya dari atas sampai bawah.

“Iya lah. Makin ganteng, ya nggak?” jawab David.

Devi mengangguk. “Iya dong.” jawabnya dan langsung memeluk Kakaknya. Devi tidak bisa berbohong lagi, kali ini Kakaknya benar-benar terlihat tampan. Baru kali ini Devi melihat Kakaknya tampil serapih ini.

“Eh... Adik gue kenapa tiba-tiba meluk begini?” tanya David yang merasa aneh.

Devi masih diam. Pikirannya hanya memikirkan masa depan, bagaimana jika Kakaknya nanti sudah benar-benar menikah? Pasti Kakaknya akan meninggalkannya. Dan ya, Devi akan kembali kesepian.

Devi masih takut dengan kesepian.

Tidak lama, Devi melonggarkan pelukannya.

“Maafin gue ya, nggak bisa datang.” Devi memasang wajah tidak enak.

David tersenyum. Dan mengelus pucuk kepala Adiknya. “Tenang aja. Nggak apa-apa kok, gue ngertiin. Gue minta doanya aja.”

Devi mengangguk. “Pasti.”

“Mas, itu Adiknya?” tanya perias wanita itu.

David mengangguk.

“Mirip banget ya, Mas,”

“Namanya juga Adik Kakak, Mba.” jawab Devi malas.

Mendengar jawaban Devi yang seperti itu, David langsung menepuk tangan Devi, berusaha membuat Devi sadar kalau dia tidak boleh bersikap seperti itu. Mau bagaimanapun, yang perias ini lakukan hanya sebuah basa-basi.

Melihat tingkah Kakaknya, Devi tersenyum paksa ke hadapan David dibalas dengan wajah malas oleh David.

Perias wanita yang merasa canggung itu, akhirnya berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

“Loh ini Mbanya kenapa belum siap-siap?” perias itu menatap aneh kepada Devi. “Kok pakaiannya kayak mau pergi ke mall bukan ke acara tunangan, Mba ”

“Saya nggak akan ikut, Mba,” jawab Devi santai.

“Loh kenapa? Bukannya Mba ini Adiknya? Acara Kakaknya loh, Mba...” perias wanita itu mencoba memberi saran. “Lagian ya, Mba. Buat seorang Adik, nggak ada yang lebih istimewa selain hari bahagia Kakaknya...” lanjut perias itu dengan lembut.

END OF STORY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang