EOS 11 : HAVE A NICE DREAM.

2K 101 0
                                    

Baper. Satu kata yang bisa menghilangkan kata maaf dari lisan seseorang.

-Devi Cahya Kusuma.

11. HAVE A NICE DREAM

“Makasih Chol.” ujar Devi saat dirinya sudah turun dari motor Nichol. Ya, Nichol mengantarnya pulang.

Nichol mengangguk. “You're welcome.

“Mau mampir dulu?” tawar Devi. Bisa saja Nichol ingin istirahat sebentar bukan? setelah lelahnya jalan-jalan seharian.

Nichol melihat jam tangannya. Dan menggelengkan kepalanya. “Ga usah, makasih.” tolaknya dengan baik. “Ini udah jam delapan, gue harus buru-buru balik,” jelasnya memberi alasan pasti.

Devi mengangguk. Tidak terasa dia hampir seharian pergi bersama Nichol. “Btw, Lo tinggal dimana?”

“Rumah kakek yang dulu,”

Devi membulatkan matanya. Cowok itu berani tinggal dirumah yang tidak dihuni oleh manusia dari bertahun-tahun yang lalu? Jika dia berada diposisi Nichol, dia akan mundur. Serem.

Nichol terkekeh kecil melihat ekspresi Devi yang berlebihan seperti itu. “B aja kali.

“Kan itu rumah—udah kosong dari dulu.” Devi bergidik ngeri seraya memasang wajah takutnya. Wajah itu yang selalu membuat Nichol gemas akan seorang Devi.

Nichol mengacak rambut Devi pelan. “Kata siapa? Si bibi yang tinggal dirumah itu?”

“Bibi mana?” tanya Devi kebingungan.

“Lo nggak akan tahu percuma,“

Devi mengangguk. “Lo nggak ngelakuin hal itu lagi kan?”

Nichol tersenyum. Dia mengerti apa yang dimaksud Devi. “Selama lo masih ada disamping gue, gue jamin hal yang lo takutin itu nggak akan terjadi. Paham, kan?”

Devi mengangguk. “Paham,”

“Bagus! Gitu nurut,” Nichol memakai helmnya.

Devi mengerucutkan bibirnya. Apa nurut? Dia kira hewan!

Nichol yang menyadari itu menatap bingung. “Lo kenapa? Bibir ampe maju lima senti gitu.”

Devi makin kesal dibuatnya. Bukannya meminta maaf. Cowok ini malah semakin meledeknya.

“Jangan marah dong. Baperan,” rayu Nichol meskipun terkesan receh.

Baper. Satu kata yang bisa menghilangkan kata maaf dari lisan seseorang.” jawab Devi dan langsung pergi masuk kedalam rumahnya.

Nichol benar-benar menyesal telah mengucapkan hal seperti itu. Sampai Devi pergi begitu saja. Bodoh! Gue bodoh! Harusnya gue meminta maaf bukan malah ngerayu gitu!!

Dia langsung melajukan motornya, dengan segala rasa bersalahnya. Dia membiarkan Devi marah kali ini, nanti juga membaik.

“Assalamualaikum,” ucap Devi saat dia membuka pintu rumahnya.

Lelah. Satu kata yang bisa mewakili dirinya kali ini. Bayangkan saja, satu hari penuh dia pergi kesana kemari bersama Nichol. Benar-benar melelahkan.

Devi melihat ke arah sofa, disana sudah ada Gana yang tidur pulas diatas sofa. Posisinya tengkurap seperti tertidur diatas meja kelas sehingga wajahnya tidak terlihat.

Devi menghampiri Gana dengan langkah pelan berharap tidak menganggu tidurnya Gana. Mengapa cowok itu masih berada dirumah kakeknya sampai saat ini? Padahal seharusnya dia sudah pulang. Tidak pernah Gana sampai tertidur dirumah kakeknya seperti ini. Ada apa dengan cowok itu?

“Woy! Udah balik lo?” David bersuara dari arah tangga sontak membuat Devi jantungan dibuatnya, syukurnya Devi tidak berteriak bisa-bisa Gana terbangun.

Devi memasang wajah geram kepada David. Dasar! Kakaknya ini memang tidak pernah melihat situasi jika ingin berteriak. “Bangke lo! Kagak liat apa?” Devi menunjuk Gana dengan dagunya. “Lagi molor tuh!”

“Ye! Santuy napa! Gue juga liat. Emang lo kira gue liat dia lagi ngupil apa? Bujugile!

Devi memutar bola matanya malas. Sama saja jika dia harus debat dengan kakaknya yang selalu menjawab seenaknya.

David turun dari tangga. Dan menghampiri Devi. “Dari tadi dia nungguin lo.” bisik David dan langsung pergi masuk kedalam kamarnya.

Apa benar Gana menunggu dirinya?

Devi mendekatkan dirinya kepada Gana. Dan duduk diatas karpet. Tentu saja badannya menghadap kepada Gana. Dia menatap Gana lekat dari posisinya meskipun 80% yang dilihat hanya rambutnya karena wajahnya tertutup. Dalam hati dia bergumam. “Have a nice dream,

Devi langusung menggelengkan wajahnya disofa tempat Gana tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devi langusung menggelengkan wajahnya disofa tempat Gana tidur. Dan Devi juga tertidur pulas di sofa itu. Bedanya, seluruh tubuh Gana berada di sofa, sedangkan Devi hanya kepalanya saja yang berada di sofa, tubuhnya yang lain berada dalam posisi duduk. Bisa kalian bayangkan posisi Devi. Kalian bayangkan saja seorang pelajar yang tidur disaat jam pelajaran.

***

Kritik dan sarannya readers-!

END OF STORY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang