SEQUEL ABOUT DEV
***
Dimata seorang Gana Saputra aku adalah seorang Devi Cahya Kusuma yang kebetulan pernah menjalin kasih bersamanya.
Aku terlalu kecewa kepada dia yang lebih percaya kepada orang lain dibanding aku kekasihnya waktu itu.
Dia marah k...
Mamah mungkin jahat. Tapi, terimakasih karena memutuskan untuk mengingat semua moment itu.
-Devi Cahya Kusuma
18. MEMORIES
“Terimakasih nak, kamu sudah mau kembali kerumah ini lagi,” ucap Rian yang sekarang sudah masuk ke rumahnya, bersama dengan Diva dan juga Devi. Sedangkan David masih dirumah kakeknya, katanya dia masih nyaman disana.
Devi mengangguk. Dan tersenyum hangat. “Mau bagaimana pun, ini juga rumah Devi, pah.” Devi melihat seluruh penjuru rumah ini. Membuat dia kembali mengingat semua kepedihan itu.
Tidak lama Devi teringat akan perintah yang diberikan mamahnya. “Pah? Devi boleh masuk kekamar papah?” tanyanya hati-hati.
Rian mengangguk. “Silahkan,”
“Lebay lo! Kayak dirumah siapa, sampai ijin segala.” cerca Diva.
Devi hanya memandang Diva malas. “Makasih pah!” jawab Devi girang.
Devi langsung masuk kedalam kamar Rian, dia berusaha mencari kotak yang mamahnya maksud itu. Kotaknya masih belum ketemu, padahal dia sudah mencarinya kemana-mana.
Devi memutuskan untuk membuka lemari baju yang ada dikamar itu. “Bukan ini!” gumamnya ketika pakaian yang dia lihat malah pakaian laki-laki.
Devi membuka lemari sebelahnya. Dan ya! Isinya pakaian perempuan, dia yakin itu adalah lemari mamahnya. Devi mengangkat beberapa baju, tepat di sudut paling pojok lemari, ada sebuah kotak. Dia yakin itu kotaknya. Devi kembali memasukkan baju-baju itu ketempatnya, dan menutup lemari itu. Setelahnya dia keluar menuju kamarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Devi masuk kedalam kamarnya dengan menutup pintu kamar itu.
Kamar ini adalah saksi bisu atas kisahnya sewaktu dulu. Kisah yang amat menyedihkan.
Ah sudahlah! Niatnya kesini hanya untuk membuka isi kotak itu.
Devi duduk diujung kasur. Dia menghembuskan nafas gusar, bersiap membuka kotak tersebut. “Bismillah!”
Devi membuka kotak itu dengan perlahan. Barang pertama yang dia temukan adalah sepucuk surat.
Devi membuka surat itu, membacanya dengan perlahan.
Hai Devi! Putri mamah yang selalu mamah sia-siakan.
Mamah sengaja membuat surat ini, dan menyimpan semua yang mamah ingin beri tahu kepada kamu didalam kotak ini.
Karena, mamah tahu. Kamu akan membuka kotak ini setelah mamah tiada.
Meskipun kamu lebih dulu tiada, rasanya kenyataan itu masih belum bisa mamah terima. Dan mamah masih berharap kamu masih hidup, meskipun tidak tahu dimana.