EOS 16 : UNGKAPAN SEORANG IBU

1.8K 103 9
                                    

Mungkin aku tidak bisa melupakan masa lalu. Tapi, aku ikhlas dengan apa yang sudah terjadi dimasa itu.

-Devi Cahya Kusuma.

16. UNGKAPAN SEORANG IBU

"Titip salam buat kakek," Gana tersenyum dibalik helmnya.

Devi mengangguk. "Kamu hati-hati."

Gana mengacak rambut Devi. Gemas. "Have a nice dream."

"KEBIASAAN!" Keluh Devi. Rambut udah nggak beraturan aja, masih sempet-sempetnya ditambahin!

"Gini-gini juga, kamu nggak mau kehilangan kan? Sayang kan?" Gana memberikan senyuman jahilnya.

"Ya iya lah! Kalau aku nggak punya semua rasa itu, mana mau aku sama kamu!"

Gana tertawa samar. "Yaudah, cepet masuk."

Devi mengangguk. "BYE!" Devi langusung membuka gerbang, dan masuk kedalam rumahnya.

Begitupun dengan Gana, setelah mengantar Devi selamat sampai tujuan, dia juga harus pulang, dengan kondisi selamat. Gana pergi meninggalkan rumah itu.

"Udah ngebucinnya?" tanya David. Cowok itu sudah berada didepan pintu kamar Devi. Membuat Devi tidak bisa masuk.

"Apa dah bahasa lo?" tanya Devi malas. Gue ngantuk woy!

"Heh! Durhaka lo!" David menjitak kepala Devi, membuat Devi meringis kecil. "Gini-gini juga gue pernah muda kali!"

"Berarti sekarang lo udah tua?!" tanya Devi dengan nada meledek. Dia langsung menghempaskan tubuh kakaknya itu, dan masuk kedalam kamarnya. Tak lupa menutup pintu kamarnya rapat dan menguncinya.

"HAHAHAHA!!!!" tawanya lepas dari dalam kamar.

David rupanya masih mendengar. "SIALAN LO!"

"JANGAN LUPA! BESOK LO UDAH MULAI KERJA! WAHAI DOKTER LAKNAT!" Teriak sang kakak. Membuat Devi diam seketika.

Devi merebahkan tubuhnya diatas kasur miliknya. "Nggak nyangka. Besok udah mulai kerja. Semua perjuangin gue, udah sampai sejauh ini ternyata. Terimakasih Tuhan."

***

Tok..tok..

"Masuk." jawab Devi. Pasti suster!

"Ada apa sus-" Devi tidak melanjutkan ucapannya, kala dia melihat orang yang ternyata masuk keruangannya ini, bukanlah suster yang dia maksud.

"Ini mamah nak.." lirih Rani. Nak. Pertama kalinya mah..

"Mamah mungkin salah ruangan," Kata Devi. Nggak yakin mamah nyamperin gue. Buat apa coba?

Jleb.

Perkataan Devi, mampu menusuk hati Rani. Sejahat itu kah dirinya?

Rani menggeleng samar. "Mamah ingin bertemu kamu, nak."

"Untuk apa mah? Mamah bisa bertemu Devi dirumah."

"Mamah tahu, kesibukan seorang dokter itu, bukan main sibuknya. Betul bukan?" tanya Rani berusaha mengerti.

Devi diam. Memang benar.

END OF STORY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang