"Oh, jadi menginap ya? Bagaimana rasanya tidur satu ranjang dengan Chaeng?"
Bodoh! Pertanyaan macam apa ini? Seolah-olah Lisa melakukan yang lebih. Dasar Jisoo mesum.
"Kau selalu saja ya mesum, atau---- selama ini kau dan Jennie juga sering olahraga diranjang? Bagaimana rasanya dengan Jennie?" Lisa menggoda Jisoo dengan senyum nakalnya.
"Kau mau tau rasanya? Benar-benar nikmat yang tak tertahankan, jika kau penasaran bagaimana rasanya cobalah dengan Chaeng." Jisoo tidak mau kalah, ia membalas Lisa dengan menggoda sahabatnya itu.
"Sembarangan! Chaeng sahabatku, mana mungkin aku bersamanya,"
Jisoo terkekeh geli. "Lalu, jika tidak dengannya dengan siapa? Dengan pujaan hatimu? Memang bisa? Memang dia mau?" sindir Jisoo.
Lisa mendengus kesal. Tangannya bergerak untuk menjitak kepala Jisoo. "Sakit bodoh." ucap Jisoo sembari meringis kesakitan.
"Dasar mesum! Bahkan ditempat umum seperti ini kau bisa berbicara hal yang menjijikan. Puas-puaskan saja kau dan Jennie, aku tidak semesum dirimu."
"Sudah pasti Lisa, tanpa kau suruh aku juga sudah pasti melakukannya. Dan---- kutarik kembali kalimatku, jangan lakukan pada Chaeng, dia sahabatku yang masih sangat polos, awas saja jika kau berani menodainya, cukup kau buat patah hati dan jangan lebih."
Lisa menghembuskan napasnya kasar. "Sudah kubilang kan, aku tidak mungkin berani melakukannya pada Chaeng, dia sahabatku dan juga aku sama sekali tidak tertarik dengannya."
"Tidak tertarik huh?"
"Ya, memang kenapa? Ada yang salah?"
Jisoo menggeleng, kemudian meneguk segelas kopinya. "Tidak apa-apa. Aku hanya takut, jika suatu saat yang kau ucapkan justru berbanding terbalik dengan semuanya."
"Maksud kau---- aku justru akan tertarik dengannya?" tanya Lisa berusaha mencari jawaban.
"Tentu, bukan tidak mungkin kan jika suatu saat kau benar-benar akan tertarik dengan Chaeng? Semua orang suka dengannya. Cantik, berbakat, lemah-lembut. Kau tau, ia benar-benar wanita idaman." ucap Jisoo memuji Rosé.
Lisa yang mendengar seluruh kalimat Jisoo jadi kesal sendiri. Jisoo ini memang sepertinya sengaja melakukannya, agar Lisa tertarik dengan Rosé, seperti itu kan?
"Jika begitu, mengapa kau tak pacaran saja dengannya, mengapa harus Jennie? Bodoh!" cibir Lisa kesal.
"Tidak bisa Lisa. Jujur, dulu aku memang pernah menyukainya, tapi aku sadar cintanya padamu begitu besar. Jadi---- aku berusaha melupakannya dan benar saja, Tuhan mendengar doaku, aku menemukan Jennie. Dan sekarang Jennie adalah milikku untuk selamanya." ungkap Jisoo.
Sial! Lisa terkejut bukan main. Jadi, Jisoo pernah menyukai Rosé? Mengapa Lisa tidak pernah tau? Jadi selama ini Jisoo menyembunyikan semua ini dari Lisa, Jisoo tidak pernah menceritakannya pada Lisa. Dan Jisoo baru mengatakan semuanya hari ini.
"Terkejut huh?"
"Tentu saja bodoh! Kau tidak pernah menceritakannya padaku!"
"Aku ingin menceritakannya padamu, tapi aku selalu tidak punya waktu. Maaf, baru bisa mengatakan semuanya hari ini, lagipula itu tidak terlalu penting bagimu kan? Yang terpenting kau tetap berjuang untuk pujaan hatimu itu, sedangkan Chaeng sedang proses melupakan cintanya padamu, dan aku? Sudah sangat bahagia dengan Jennie."
Jisoo benar. Memang tidak terlalu penting kan untuk Lisa? Jadi, untuk apa dia kesal? Tapi ya tetap saja, ia kesal karena Jisoo tidak menceritakan padanya, gadis itu tertutup, padahal kan Lisa juga sahabatnya.