Lima Belas

2.3K 230 20
                                    

Tiga bulan berlalu, dan seperti inilah kehidupan Lisa, menjalani hari-harinya seperti biasa namun yang berbeda adalah tidak adanya kehadiran Rosé.

Lisa menyesal, sangat-sangat menyesal.

Bodoh! Untuk apa menyesal? Toh ini kesalahan yang Lisa perbuat sendiri.

Andai hari itu ia menurut dengan Rosé mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Bodohnya lagi, bahkan sampai saat ini ia belum juga melakukan rencana konyolnya. Sangat bodoh bukan? Lisa mengorbankan persahabatan hanya demi rencana konyol yang bahkan tidak pernah ia lakukan.

Jisoo benar, Lisa memang terlalu pengecut. Lisa mengakui bahwa dirinya memang pengecut. Sangat pengecut. Sebenarnya sehari setelah pertengkarannya dengan Rosé, Lisa sudah mantap akan menemui cinta pertamanya, namun beberapa jam sebelum ia melaksanakan rencana itu, Lisa justru melihat cinta pertamanya itu tengah menikmati makan siang bersama kekasih dan juga calon mertuanya.

Hancur sudah harapan Lisa. Mana mungkin Lisa tega merusak kebahagiaan orang yang dia cintai? Bahkan sampai saat ini Lisa masih mencintainya. Entah bagaimana cara melupakannya, Lisa sendiri tidak tau dan memang tidak mau tau, karena sejak dulu sampai saat ini Lisa masih sama, masih akan berjuang.

Lisa merindukan Rosé? Tentu saja, bohong jika Lisa mengatakan bahwa ia tidak merindukan Rosé. Sebenarnya, Lisa juga sering tidak sengaja bertemu Rosé, dan nampaknya kehidupan Rosé jauh lebih bahagia tanpa Lisa.

Bagaimana caranya menghentikan semua ini? Lisa ingin sekali menemui Rosé lalu memperbaiki semuanya, namun ego Lisa terlalu besar. Lisa juga pernah berpikir, mungkin saat ini Rosé membencinya, bahkan mungkin sudah melupakan tentang Lisa. Bagaimana tidak? Setiap kali tidak sengaja bertemu, pasti Rosé selalu seperti orang asing yang tidak saling mengenal.

Jisoo---- sahabatnya itu memang menyebalkan, dia tidak mau membantu Lisa untuk kembali memperbaiki semuanya dengan Rosé. Jisoo mengatakan bahwa ini salahnya, Lisa yang ceroboh, berani melakukan maka berani bertanggung jawab. Lisa sempat kesal dengan kalimat itu, namun jika dipikir-pikir memang benar bukan?

Bahkan, sekarang mereka berempat jarang berkumpul. Rosé selalu menolak jika Jisoo mengajak untuk berkumpul bersama. Banyak alasan yang Rosé gunakan, tapi Lisa tau pasti alasan sebenarnya Rosé tidak mau berkumpul adalah karena ada dirinya. Lisa paham, ia bisa memakluminya.

Sungguh, rasanya kehidupan Lisa yang sekarang ini sangat menyedihkan dan juga hampa. Lisa merasa kehilangan suatu hal terbesar dari hidupnya. Lisa merindukan suara Rosé, merindukan tawa Rosé, merindukan manjanya Rosé, merindukan konyolnya Rosé, dan merindukan segalanya yang ada pada Rosé.

Lisa menghembuskan napasnya kasar, ia tidak bisa seperti ini terus menerus. Ya---- Jisoo benar, Lisa yang salah maka Lisa juga harus yang berani bertanggung jawab. Baiklah, sore ini ia akan putuskan untuk menemui Rosé. Tidak peduli bagaimana nanti akhirnya, yang jelas Lisa ingin Rosé kembali padanya.

🌹

"Harus ya June sama aku? Bagaimana jika Sana cemburu? Kau kan bisa bersama Donghyuk atau Chanwoo. Mengapa harus aku?" tanya Rosé sembari menatap lelaki dihadapannya ini dengan kesal.

Saat ini Rosé bersama June sedang berada di cafe. Untung saja June mau mentraktirnya makan, jika tidak Rosé sudah pergi meninggalkan lelaki ini. Bagaimana tidak? Rosé sedikit kesal, June mengajak dirinya ke cafe hanya untuk bermain game di ponselnya dan tentu menikmati WI-FI cafe tersebut.

"Dengarkan aku, Sana tidak akan mungkin cemburu denganmu karena dia tau bahwa kau dan aku hanya sahabat dan tidak lebih. Dan mengapa harus kau? Ya memang harus kau Chaeng, bahkan Sana sendiri yang menyuruhku untuk mengajakmu." jelas June dengan matanya yang sibuk pada ponsel.

They Don't Know About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang