4 bulan semenjak putusnya hubungan asmaranya dengan sooyoung, Sungjae selalu saja uring-uringan. Ia sama sekali tidak menghubunginya, Usahanya untuk menunjukkan bahwa skandalnya tidak benar hanyalah sia-sia, ia tidak berhasil mengungkapkan kejadian yang sebenarnya. Mau tidak mau ia mengikuti permainan dari agensi dan bulan lalu agensi sudah mengumkan bahwa dia dan gadis bernama jooeun itu resmi berpisah. Sungjae tidak peduli lagi, lagipula gadisnya sudah tidak peduli padanya. pikiran pria itu kacau.
Jika bukan disibukkan oleh jadwalnya mungkin pria itu sudah seperti mayat hidup yang mengurung diri di kamarnya, setiap malam ia selalu minum alkohol dan mabuk. Dipagi harinya keadaannya menjadi sangat kacau dan memprihatinkan. Membuat hyungnya kerepotan karena harus mengurusnya. Seperti itulah kehidupannya selama ini.
Pria itu membuka pintu apartemennya, melemparkan tas dan coatnya begitu saja, Segera ia menuju lemari pendingin dan mengambil 3 botol alkohol sekaligus. Ia menuju balkon duduk disana dan meneguk alkoholnya. pikirannya kembali memikirkan gadis yang sangat ia rindukan setengah mati.
Pria itu mabuk sekarang, wajahnya merah ,matanya sayu,tubuhnya lemas karena seharian ini dia sangat sibuk. Ia berjalan menuju sofa ruang tamunya. Kembali ia membaca pesan lamanya dengan sooyoung. Karena pengaruh alkohol ia tak sadar memencet nomor gadis itu.
'tut tut tut' tidak ada jawaban. Kembali ia memencet tombol panggilan.
"yeoboseo?". Terdengar suara seorang perempuan di seberang sana. Sungjae hanya diam, tak terasa air matanya mengalir.
"yeoboseo, ini aku". Gadis itu tau siapa yang menelfonnya sekarang, suara ini, suara yang sangat ia rindukan. Joy terdiam tidak bereaksi apapun.
"bagaimana kabarmu sooyoungah?" ucap sungjae.
"apakah kau baik-baik saja disana tanpaku?".kembali ia terdiam sebelum melanjutkan kata-katanya.
"Hari ini aku minum sendirian dan membayangkan seolah kita sedang bersama, membicarakan hari-hari yang sudah kita lalui bersama selama ini". Ucap sungjae ngelantur, ia mulai terisak. Begitupun dengan joy diseberang sana ia menahan isakannya mendengar apa yg dikatakan pria itu. Selama 4 bulan itu joy juga sama terpuruknya seperti sungjae.
"Sooyoungah, apakah kau juga menangis sepertiku? Atau hanya diriku saja yang menderita tanpamu? Mianhae, saat mabuk seperti ini aku berharap bisa melupakanmu tapi yang ada aku semakin menginginkamu lagi lebih dari sebelumnya". Joy tidak bisa menahan tangisannya lagi. Air matanya mengalir deras dari sudut matanya ia masih diam mendengarkan pria itu bicara.
"Yeoboseo sooyoungah, kau pasti mendengarku kan? Apakau kau masih ingat? Aku pria yang pernah sangat kau cintai, aku pria yang pernah memiliki hatimu yang begitu berharga, aku pria yang sangat mencintaimu, sekarang aku menangis seperti orang gila karena begitu merindukanmu. Aku merindukanmu sooyoungah, Rasanya aku akan mati saja, untuk apa aku hidup jika kau tak bersamaku". Dada joy sakit mendengarnya. Dengan segera ia memutuskan panggilannya. Pertahanannya runtuh, ia segera mengambil tas dan coatnya dan segera berlari keluar.
Melihat joy keluar dari kamarnya dengan terburu-buru l membuat Wendy dan seulgi yang sedang diruang tamu terkejut. Dengan memakai masker dan kacamata bulat tembus pandangnya untuk penyamaran joy menaiki taxi menuju apartemen sungjae. joy tidak tahan mendengar suara tangis sungjae yang terdengar sangat frustasi, ia khawatir pada pria itu.
******
Sungjae kembali menangis dan melempar botol alkoholnya hingga pecah berhambur di lantai begitu sooyoung memutus panggilannya. Apakah gadis itu begitu membenci dirinya? Pikirnya. Ia menggeletakkan tubuhnya di sofa, air mata terus mengalir dari sudut matanya, tak lama ia memejamkan matanya dan tertidur setelah lelah menangis.